Indonesia pernah dihebohkan dengan pemuda bernama Ahmad Ghozali yang berhasil meraup keuntungan hingga milliaran rupiah dari platform NFT (Non-Fungible Token). Pemuda 22 tahun tersebut berhasil menjual koleksi foto selfi pribadinya di NFT sejak tahun 2018 hingga sekarang, dengan memakai nama akun Ghozali Everyday.
NFT merupakan konstruksi digitial unik berupa token seni digital yang diperjual-belikan dan berguna untuk melindungi hasil karya seni digital (Crypto Art) dari pembajakan illegal, yang didukung oleh platform Ethereum.Â
NFT dapat dijadikan sebagai aset digital, karena setiap karya seni digital yang dibuat akan terdaftar di buku besar Blockhain yang secara otomatis akan terlindungi hak ciptanya. Dibalik keuntungannya, berikut 5 risiko yang dapat terjadi!
1. Menimbulkan Spekulasi Berlebihan
Keuntungan yang cukup menggiurkan tentu akan mengundang banyak orang untuk bergabung di NFT mengikuti jejak Ahmad Ghozali. Tak jarang banyak orang yang bergabung antusias hanya karena ikut-ikutan, dengan harapan mendapatkan keuntungan yang besar.Â
Dampak spekulasi berlebihan yang dimaksud ialah akan banyak orang yang akan ikut terjun di dunia NFT dengan harapan mendapat untung besar seperti Ghozali. Padahal, spekulasi tersebut belum tentu dapat terjadi. Spekulasi berlebihan juga dapat terjadi pada penetapan harga token Crypto Art, karena penetapan harga token tersebut diambil berdasarkan nilai kualitatifnya bukan dari nilai kuantitatifnya.
2. Tingkat Likuiditas Rendah
Hadirnya platform NFT memang sangat mendukung bagi para seniman untuk membuat karya seni khususnya khususnya dibidang digital. Namun, ada hal yang harus diperhatikan bagi konsumen yang melakukan transaksidi platform NFT, yakni rendahnya tingkat likuiditas.