Cadar merupakan salah satu pakaian yang sering digunakan oleh sebagian muslimah untuk menutupi wajah dan rambut. Ada beberapa pandangan dan pendapat mengenai esensi cadar bagi muslimah di kalangan masyarakat muslim.
Beberapa orang berpendapat bahwa cadar merupakan kewajiban bagi muslimah untuk menutupi seluruh tubuh, termasuk wajah dan rambut, ketika berada di luar rumah atau di hadapan laki-laki yang bukan mahramnya. Pandangan ini berdasarkan interpretasi tertentu dari ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis Nabi yang berkaitan dengan aurat dan pergaulan antara pria dan wanita.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa cadar bukanlah kewajiban mutlak bagi muslimah, melainkan merupakan salah satu cara untuk menjaga kesopanan dan menjaga diri di hadapan laki-laki yang bukan mahram. Pandangan ini didasarkan pada pemahaman bahwa islam memperbolehkan berbagai macam pakaian asalkan tidak melanggar aturan-aturan syariat.
Dalam konteks ini, esensi cadar bagi muslimah bukanlah semata-mata terletak pada pakaian itu sendiri, tetapi lebih pada kesadaran dan ketaatan kepada nilai-nilai moral dan etika islam yang mendorong untuk menjaga kehormatan dan martabat diri. Oleh karena itu, pemakaian cadar harus disertai dengan pemahaman yang benar mengenai ajaran islam dan dilakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan dalam hati.Â
Diketahui bahwa Sayyidah Fatimah dan para wanita muslimah pada masa awal Islam umumnya menggunakan pakaian yang sopan dan menutupi aurat, termasuk wajah dan rambut. Selain itu, para wanita muslimah juga memiliki identitas pakaian yang khas dalam tradisi dan budaya islam, seperti hijab, khimar, jilbab, dan lain sebagainya. Sehingga para ulama pun menekankan bahwa cadar merupakan pakaian kehormatan Sayyidah Fatimah yang harus dijaga dengan sikap serta perilaku penggunanya.
Dalam postingan Instagram Storynya, Wajdi Azim sebagai Selebgram mengatakan "Salah satu esensi cadar adalah kebersihan hati, bukan untuk mencari materi apalagi menarik perhatian buaya jantan yang mendadak islami. Jangan sampai cadar hanya digunakan untuk menutupi kebusukan hati demi mendapatkan label "idaman" dari kaum laki-laki yang justru hijrah baru saja kau tapaki, esensi cadar tak kunjung kau pahami, otak mu error pun kau tak peduli. Kesuksesan hijrah bukan ketika kau bercadar lalu tebar pesona dan mendapatkan pujian kaum laki, melainkan ketika kau konsisten menjaga marwah kehormatan dan punya harga diri.
Jujurlah wahai hati, sebenarnya untuk apa cadar kau gunakan selama ini?"
Hal ini beliau utarakan sebab banyaknya wanita muslimah yang menggunakan cadar tetapi melakukan berbagai penyimpangan, sehingga penyimpangan tersebut diikuti oleh sebagian muslimah lainnya. Â Sebagai contoh, seorang selebgram bercadar mengadopsi trend yang sedang populer di sosial media lalu mengunggahnya di sosial media yang mereka miliki. Tindakan mereka akan senantiasa berpengaruh pada followers serta netizen lainnya dan cenderung diikuti sehingga esensi cadar yang sesungguhnya akan berubah. Â Penyalahgunaan lainnya seperi adanya fenomena wanita bercadar yang melakukan live Tiktok dari malam hingga subuh tanpa adanya alasan yang masuk akal. Semua tindakan wanita bercadar akan selalu memberi kesan pada orang-orang yang memandangnya.
Dari fenomena di atas, dapat di simpulkan bahwa perubahan sosial yang terjadi dalam dunia fashion muslimah akan mengurangi nilai cadar yang sesungguhnya. Sebagai Muslimah yang taat kita harus bisa menjaga citra dan sikap ketika bercadar dilingkungan masyarakat dan juga sosial media yang kita miliki. Memakai cadar dengan cara yang sesuai dan sopan, Menjaga perilaku dan tindakan yang baik dan sopan, sehingga penggunaan cadar tidak digunakan untuk melakukan tindakan kriminal atau melanggar hukum serta syariat, Menunjukkan sikap yang menghormati orang lain, terutama dalam hal yang berkaitan dengan penggunaan cadar, Menjaga kesalehan dan kepatuhan dalam menjalankan ajaran agama Islam, termasuk dalam hal penggunaan cadar. Ini termasuk memahami alasan dan maksud dari penggunaan cadar, serta melaksanakannya dengan ikhlas dan tulus sebagai bagian dari ibadah, berkontribusi secara positif dalam masyarakat, dengan menunjukkan keteladanan dan nilai-nilai Islam melalui tindakan dan perilaku yang baik, serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan untuk memperbaiki kondisi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H