Mohon tunggu...
rizkiirwanto
rizkiirwanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Motivasi tanpa aksi,hanyalah halusinasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Integritas nilai-nilai pendidikan islam dalam konteks pendidikan nasioanl

14 Desember 2024   13:59 Diperbarui: 14 Desember 2024   13:59 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Integrasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam konteks pendidikan nasional memiliki
berbagai peluang, tantangan, dan strategi yang perlu dianalisis untuk mencapai hasil yang
maksimal. Dalam pembahasan ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai peluang yang ada
dalam mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan Islam, tantangan yang dihadapi dalam
implementasinya, serta strategi yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional yang lebih holistik.(Syamsuddin,2007)

A. Peluang Integrasi Nilai Pendidikan Islam dalam Pendidikan Nasional

Pendidikan Islam memiliki berbagai nilai yang sangat relevan dan dapat mendukung
tujuan pendidikan nasional, khususnya dalam hal pembentukan karakter. Beberapa nilai
dasar dalam pendidikan Islam, seperti kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, kedamaian,
serta keadilan, sangat cocok untuk diintegrasikan ke dalam pendidikan nasional guna
membentuk karakter bangsa yang kuat dan bermoral. Nilai-nilai ini tidak hanya terpatri
dalam ajaran agama, tetapi juga dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan masyarakat yang lebih luas. (Darajat,(2002)

Salah satu peluang besar adalah penerapan nilai-nilai pendidikan Islam melalui pendidikan karakter yang sudah mulai dikembangkan dalam sistem pendidikan nasional. (Hasan,2014). Pendidikan karakter yang menekankan pada pembentukan akhlak mulia merupakan suatu pendekatan yang sejalan dengan tujuan pendidikan Islam. Sebagai contoh, pendidikan Islam mengajarkan nilai tawakkal (berserah diri kepada Tuhan setelah berusaha), yang sejalan dengan nilai tanggung jawab dalam pendidikan karakter di Indonesia. Nilai tersebut dapat diajarkan tidak hanya dalam konteks agama tetapi juga dalam aspek kehidupan sehari-hari siswa, termasuk di luar ruang kelas.(Daryanto, 2014)

Program pendidikan yang lebih bersifat holistik dan integratif dalam Kurikulum Merdeka memberikan peluang lebih luas untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam. Program
seperti pendidikan berbasis proyek, penguatan pendidikan karakter, dan pengembangan
profil pelajar Pancasila memberikan ruang untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan yang
universal, termasuk nilai-nilai Islam, dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Oleh karena
itu, penguatan pendidikan karakter yang berbasis pada nilai-nilai Islam tidak hanya akan
meningkatkan kualitas moral generasi muda, tetapi juga membentuk mereka menjadi pribadi
yang lebih siap menghadapi tantangan global. (Hidayat,(2011)

Selain itu, pendidikan Islam dapat dipandang sebagai upaya untuk memperkuat jati
diri bangsa dalam menghadapi ancaman globalisasi yang semakin mengikis nilai-nilai
budaya lokal. Dalam era global yang penuh dengan nilai-nilai budaya asing, pendidikan
Islam memiliki peran penting dalam mempertahankan identitas budaya Indonesia. Melalui ajaran-ajaran Islam yang mengedepankan kasih sayang, toleransi, dan penghormatan terhadap sesama, pendidikan Islam dapat menjadi perekat dalam membangun kerukunan antarumat beragama, sekaligus sebagai upaya menguatkan karakter bangsa yang berbasis pada nilai-nilai agama dan moral yang universal. (Ibrahim,(2003)

Tantangan dalam Integrasi Nilai Pendidikan Islam dalam Pendidikan Nasional

Walaupun banyak peluang yang dapat dimanfaatkan, penerapan nilai-nilai pendidikan
Islam dalam konteks pendidikan nasional juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu
diatasi. Salah satu tantangan utama adalah keragaman budaya dan agama yang ada di
Indonesia. Sebagai negara dengan keberagaman etnis, agama, dan budaya, pengajaran
pendidikan Islam harus dilakukan dengan pendekatan yang inklusif dan mengedepankan
nilai-nilai universal tanpa mengesampingkan perbedaan yang ada. (Kuntowijoyo,(2009)

Tantangan lain yang sering muncul adalah persepsi masyarakat yang menganggap
pendidikan Islam hanya terbatas pada pengajaran agama saja, sehingga kurang memberikan
ruang bagi integrasi nilai-nilai Islam dalam berbagai mata pelajaran lain di sekolah. Padahal,
pendidikan Islam memiliki nilai-nilai yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, yang
dapat diterapkan dalam berbagai aspek, seperti etika, kedisiplinan, tanggung jawab, dan
kepedulian terhadap sesama. Oleh karena itu, salah satu tantangan terbesar adalah
bagaimana mengubah paradigma tersebut dan meyakinkan pihak-pihak terkait bahwa
pendidikan Islam bukan hanya untuk membentuk individu yang religius, tetapi juga untuk
memperkuat nilai moral dan karakter bangsa. (Mulyasa,(2017)

Selain itu, tantangan terkait dengan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dalam
hal guru yang kompeten dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pendidikan
nasional juga perlu diperhatikan. Banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan yang
cukup untuk mengimplementasikan pendidikan Islam secara efektif dalam pengajaran
sehari-hari. Kompetensi guru dalam hal pengajaran agama yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan pendidikan masih perlu ditingkatkan. Hal
ini juga berkaitan dengan pengembangan kurikulum pendidikan agama yang belum
sepenuhnya mencakup integrasi nilai-nilai Islam dalam berbagai mata pelajaran lainnya.
(Ngalim,2006)

Keterbatasan sumber daya pendidikan yang relevan juga menjadi tantangan tersendiri.
Bahan ajar dan materi pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam secara
kontekstual dengan kebutuhan pendidikan nasional masih sangat terbatas. (Husni,2015).
Pengembangan materi ajar yang berbasis pada nilai-nilai Islam yang aplikatif dan relevan
dengan perkembangan zaman sangat penting agar pendidikan Islam dapat berkontribusi
secara maksimal terhadap pembentukan karakter peserta didik. Kurangnya perhatian
terhadap pengembangan bahan ajar yang holistik dan berbasis pada nilai-nilai agama serta
sosial menjadi hambatan dalam mengoptimalkan peran pendidikan Islam. (Nurhadi,(2015)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun