Merefleksikan Hari Jadi Pancasila, Sudahkah Cita-cita Pendiri Bangsa Terlaksana?

Straight to the point, di hari jadi pancasila ini saya mencoba merefleksikan nilai-nilai pancasila yang dibentuk oleh pera pendiri bangsa ini dengan mengkomparasikan dengan keadaan di sekita saya atau berdasar dengan apa yang saya lihat dan rasakan. 

Tulisan ini saya buat dengan se obyektif mungkin, apa adanya sesuai yang saya tangkap, tidak mewakili pihak manapun atau siapapun, jadi apabila terdapat kesamaan kondisi lepas dari pengetahuan saya. Tulisan ini sekali lagi mewakili apa yang saya rasakan melalui indra saya..

Pancasila, terdiri atas kata Panca yang berarti lima, dan Sila yang bisa diartikan sebagaikan nilai, pedoman, pegangan hidup. Di masa-masa awal berdirinya bangsa ini, para pendiri bangsa berdiskusi ingin seperti bangsa ini akan dibawa nantinya. 

Mereka merenung, berpikir, berdebat, berargumen, merumuskan, menyusun hingga terciptalah satu pedoman falsafah bernegara yang saat ini kita kenal sebagai Pancasila. Pancasila kita kenal saat duduk di bangku sekolah hingga sekolah tinggi dengan mengkaji nilai-nilainya secara lebih mendalam, lalu seperti Pancasila terefleksikan saat ini? berikut 

Pancasila, satu, Ketuhanan yang maha esa

Dari sila tersebut sudah dapat ditangkap bahwa maksud dari pendiri bangsa kita adalah Tuhan yang satu (Esa), tidak terwakilkan dalam satu Agama tertentu. Sebagaimana diketahui dalam negara kita terdapat berbagai jenis kepercayaan dan Agama, pendiri bangsa saat itu memahami betul bahwa Agam dan beragama menrupakan sesuatu yang turun temurun dan mengakar di masyarakat kita, apabila tidak distukan dalam satu pemahaman akan dapat menimbulkan satu perpecahan di masa mendatang. 

Lalu bagaimanakah korelasi dengan realita saat ini? negara kita yang penuh keberagaman sebenarnya sudah dapat menerima satu sama lain, bahkan jauh sebelum negara ini di dekralasikan sebagai suatu negara, Agama datang dengan damai melalui pendekatan budaya, menyebar melalui ajaran dan akulturasi budaya, diterima tanpa paksaan. 

Namun ada beberapa selisih pendapat akan hal tersebut yang memandang bahwa ada dasar dasar tertentu dalam Agama yang harus diunggulkan dalam bernegara dan menganggap pancasila sebagai suatu ideologi sekularisme yang bertolak belakang sehingga menimbulkan gejolak dalam berbangsa dan bernegara, ada yang bersifat sebatas pandangan namun ada yang disertai tindakan. 

Agama dan bernegara merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, mereka saling melengkapi, saling mengikat, saling menguatkan, tidak ada yang lebih unggul dan tidak ada yang yang dimarjinalkan.

Kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab

Dalam sila kedua kita diamanahkan untuk menciptakan suatu tatanan bermasyarakat yang dilandasi rasa adil dan beradab. Siapa kita yang dimaksud dalam sila ini? Kita disini diartikan sebagai semua orang Indonesia, apapun Agamanya, apapun profesinya, apapun suku bangsanya nya, apapun itu yang menjadikan perbedaan di dalamnya. 

Lalu seperti apakah komparasi dengan kondisi saat ini? tidak ingin mendramalisir dan menjustifikasi namun sebagai bahan perenungan dan pembelajaran bersama harus disadari bersama bahwa saat ini rasa kemanusiaan  yang adil dan beradab itu kurang terinfiltrasi kedalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini, sebagai contohnya bangsa kita rasa kemanusiaan dan beradab yang tidak nampak seperti bagaimana "beberapa" masyarakat kita menghargai pemimpinya atau pemerintah yang sah, melemparkan tudingan, dugaan, dan narasi kebencian lainya. Tentu berpendapat maupun menyampaikan saran dan masukan merupakan hal yang sah-sah saja, namun tetap saja ada etika dan sesuai konteksnya, bukan dengan cara-cara yang tidak beradab, ada satu ungkapan lama yang mengatakan bahwa manusia hidup untuk memanusiakan manusia lain, lalu bagaimana kamu akan diperlakukan selayaknya manusia jika kamu tidak dapat memperlakukan manusia lain dengan manusiawi?

Ketiga, Persatuan Indoensia

Sila ini bersifat luas dan universal, namun yang pasti dalam sila ini kita memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga keharmonisan berbangsa di tengah segala perbedaan yang ada dan melekat dalam bangsa kita sebagai suatu warisan dan bukanya suatu alasan untuk saling menjatuhkan dan memisahkan. 

Lalu seperti apa sila tadi terefleksikan dengan kondisi saat ini? bangsa kita diuji oleh kenyataan bahwa tantangan persatuan Indonesia bukan berasal dari luar akan tetapi dari dalam bangsa kita sendiri, demi kepentingan satu kelompok tertentu kita dibagi - bagi menjadi satu kelompok kelompok yang berbeda, melabeli diri dengan identitas tertentu sehingga timbul egosentris yang merasa "paling" dalam kelompok tersebut, para pendiri bangsa menyadari sedari dulu akan tantangan tersebut sehingga merumuskan sila tersebut sebagai pengikat kita yang hidup dalam keberagaman agar selalu bersatu.

Keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat dalam permusyawaratan perwakilan

Sila ini secara spesifik berusaha memberikan pedoman bagi para penerus bangsa terutama bagi mereka yang diberikan amanah oleh rakyat untuk selalu berpegang teguh pada prinsip musyawarah bersama dalam memutuskan satu kebijakan. 

Musyawarah merupakan nilai-nilai leluhur yang dianggap sesuai dalam bernegara, melalui musyawarah dapat ditemukan win-win solution sehingga tidak akan ada pihak yang merasa diacuhkan dan tidak diakomodir kepentinganya. Prinsip musyawarah menjadi satu hal yang harus tetap dipertahankan karena keberbedaan yang ada dalam bangsa kita sehingga musyawarah menjadi satu solusi untuk menciptakan rasa adil bagi berbagai keberbedaan yang ada dalam menentukan satu putusan tertentu. 

Kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila ini merupakan cita-cita utama dan tantangan terbesar bangsa ini, bahkan setelah 70 tahun bangsa ini merdeka masih terus berjuang mewujudkan cita-cita luhur yang mulia ini. Dalam perjalanan bangsa ini keadilan sosial terus diwujudkan oleh para penerus bangsa ini, seperti diwujudkanya otonomi daerah, pemerataan infrastruktur dll. 

Tidak ada bangsa unggul yang jadi dalam satu malam, begitupun bansa kita, bangsa ini terus melangkah kedepan, perlahan mewujudkan citacita pendiri bangsa, mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Selamat hari jadi pancasila, semoga nilai nilai luhur pendiri bangsa selalu tertanam dalam setiap insan bangsa, bukan hanya sebagai pedoman berbangsa yang diucap saja, salam..