Mohon tunggu...
Mochamad Rizki Fitrianto
Mochamad Rizki Fitrianto Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer Writer

Menulislah agar dipahami, bicaralah supaya didengar, dan membacalah untuk mengembangkan diri - Gus Dur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

People Pleaser, Si Baik Hati

24 Januari 2020   19:31 Diperbarui: 24 Januari 2020   19:33 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kita hidup dalam keberagaman, beragam suku, agama, budaya, karakter, sifat, dll. Dari keberagaman tersebut pasti ada beberapa yang menarik perhatian kita dan selalu membuat kita bertanya-tanya, kenapa ya orang itu begitu, atau kenapa ya orang ini begini, bukan dalam konotasi yang negatif tapi dalam artian positif, seperti keunikanya. Dalam artikel kali ini saya akan membagikan sedikit pengalaman saya tentang seorang teman dekat yang menurut saya dia ini masuk ke dalam kategori people pleaser. 

Bagi sebagian dari kita mungkin masih asing dengan istilah people pleaser. Sebelumnya mengutip pendapat Sherry Pagoto Ph.D. dalam www.psychologytoday.com, menjelaskan tentang people pleaser,

A People Pleaser is one of the nicest and most helpful people you know. They never say "no." You can always count on them for a favor. In fact, they spend a great deal of time doing things for other people. They get their work done, help others with their work, make all the plans, and are always there for family members and friends. So far this sounds like a good thing.

Atau sederhana People pleaser adalah orang yang selalu berusaha untuk sebisa mungkin menyenangkan orang lain atau menomorduakan keinginannya sendiri di atas kepentingan orang lain.

People pleaser ini ada berbagai jenis atau dapat dikenali dari beberapa sifat, mengutip www.idntimes.com, beberapa ciri-ciri People Pleaser adalah Selalu berkata iya dalam setiap permintaan atau persetujuan, mereka jarang menyatakan ketidak setujuanya akan sesuatu, seandainya dalam suatu waktu mereka memiliki pemikiran yang berebeda mereka akan memilih untuk menyimpanya karena berusaha menghargai orang lain.

Kedua, people pleaser memilih diam atau pura-pura setuju ketika beda pendapat, ada beberapa alasan yang membuat seorang people pleaser melakukan hal tersebut, diantaranya adalah menghindari perdebatan dan lebih menghargai orang lain. Ketiga, selalu berkata maaf bahkan untuk kesalahan yang tidak diperbuat.

Kembali kepada pengalaman saya dengan salah seorang teman yang bagi saya dia adalah seorang people pleaser, mengapa saya beranggapan seperti itu? jadi seperti ini ceritanya, teman saya ini sering mengucapkan kata maaf kepada orang di sekitarnya, satu kali dua kali mengucapkan mungkin menjadi hal wajar saat merasa melakukan kesalah, namun jika seringkali saya rasa itu juga berlebihan, dan menghilangkan esensi dari kata maaf itu sendiri, pernah satu kesempatan saya tanyakan langsung "kenapa harus minta maaf", dan dia menjawab "takut salah", baik mungkin disini saya rasa jawaban dia masih dapat dibenarkan.

Setiap orang pasti pernah berbuat salah baik yang dsengaja maupun yang tidak disengaja, akan tetapi jika kata maaf itu terus diulang-ulang bahkan dalam keadaan yang sebenarnya tidak menjadikan satu kesalahan rasa-rasanya ada yang kurang, lalu kurang seperti apa yang dimaksudkan?

Pertama, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa kata maaf yang diucapkan berkali-kali bagi saya pribadi akan mengurangi makna dari kata maaf itu sendiri, (mohon maaf) akan terasa ucapan itu hanya sebatas formalitas dan terkesan kurang ikhlas, meskipun saya tahu tentu niat dia sebenarnya baik dalam mengucapkan kata maaf tersebut.

Kedua, pengucapan kata maaf yang terlalu sering akan membuat orang menjadi kurang menghargai dirinya sendiri walaupun saya tahu mengucap kata maaf tidak akan mengurangi harga diri, akan tetapi alangkah lebih baik jika sesuai pada waktu dan tempatnya, bukankah hal yang berlebihan di larang oleh Agama, wallahualam..

People pleaser, tentu ini bukan sikap yang buruk, bahkan di Agama pun kita diajarkan tentang maaf memaafkan, bahkan sejak kecil pun kita sudah diajarkan untuk meminta maaf kalau salah oleh orang tua kita agar kelak saat kita dewasa kita menjadi orang yang baik. Namun kembali lagi, semua ada waktu dan tempatnya. Jadi bagi kalian yang merasa pepople pleaser dan sering mengucap kata maaf, kalian orang yang baik, tapi alangkah lebih baik lagi jika kalian bersikap baik juga terhadap diri kalian sendiri, love yourself, respect yourself

Salam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun