Di balik tirai pesta demokrasi
Pamor pemilu semerbak aroma hipokrasi
Keceriaan terasa palsu senyum di bibir
Namun di hati  pertarungan seribu nafas berkecamuk liar
Calon-calon berkumpul, janji-janji melimpah
Seolah-olah surga turun di hadapan mata
Slogan-slogan berkumandang, indah di telinga
Tapi realita tersembunyi, seperti bayangan yang menyesatkan.
Jalanan dipenuhi spanduk dan poster
Wajah-wajah bahagia seolah-olah tak ada kebobrokan
Namun, di balik senyum dan isak tangis kemenangan
Tersembunyi tipu daya bak cerita yang tak terbaca
Debat politik layaknya sandiwara panggung
Dialog retoris senjata utama dalam laga
Namun substansi hilang ditelan gemerlap kata
Rakyat terpinggirkan kebenaran kian terabaikan
Pemilih pun bingung, di tengah tawar-menawar janji
Kata-kata manis, seperti gula yang merayu
Mereka berlomba-lomba mengejar kursi empuk
Tanpa sadar memerankan peran di dalam sandiwara busuk
Pesta demokrasi semakin lama semakin miris
Kritik terdengar tapi takkan pernah disaring
Pemilu menjadi permainan antar kepentingan Rakyat
pemain kelas tiga dalam skenario tak berujung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H