Mohon tunggu...
rizki firmansyah
rizki firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Seni, Filsafat, Sains

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Demokratis Satiris

18 Januari 2024   09:43 Diperbarui: 18 Januari 2024   09:48 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bantennews.co.id/bantenesia/cerpen-politik-realitas-pesta-demokrasi/


Di balik tirai pesta demokrasi

Pamor pemilu semerbak aroma hipokrasi

Keceriaan terasa palsu senyum di bibir

Namun di hati  pertarungan seribu nafas berkecamuk liar


Calon-calon berkumpul, janji-janji melimpah

Seolah-olah surga turun di hadapan mata

Slogan-slogan berkumandang, indah di telinga

Tapi realita tersembunyi, seperti bayangan yang menyesatkan.


Jalanan dipenuhi spanduk dan poster

Wajah-wajah bahagia seolah-olah tak ada kebobrokan

Namun, di balik senyum dan isak tangis kemenangan

Tersembunyi tipu daya bak cerita yang tak terbaca


Debat politik layaknya sandiwara panggung

Dialog retoris senjata utama dalam laga

Namun substansi hilang ditelan gemerlap kata

Rakyat terpinggirkan kebenaran kian terabaikan


Pemilih pun bingung, di tengah tawar-menawar janji

Kata-kata manis, seperti gula yang merayu

Mereka berlomba-lomba mengejar kursi empuk

Tanpa sadar memerankan peran di dalam sandiwara busuk


Pesta demokrasi semakin lama semakin miris

Kritik terdengar tapi takkan pernah disaring

Pemilu menjadi permainan antar kepentingan Rakyat

pemain kelas tiga dalam skenario tak berujung.

Baca juga: Kesadaran

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun