Mohon tunggu...
RIZKI FEBY WULANDARI
RIZKI FEBY WULANDARI Mohon Tunggu... Editor - Mencoba menyelaraskan kata dan laku.

Menorehkan segala ambisi dan luka di atas tinta, bukan bermaksud apa-apa. Hanya saja terdapat kelegaan di sana. Pelajaran yang tercatat tidak akan musnah meski waktu menggerusnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dear Sahabatku...

30 September 2023   21:22 Diperbarui: 30 September 2023   21:27 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini kabar yang ingin ku ketikkan untuk kalian. Maafkan yaa sering menolak ajakan mu untuk healing atau sekadar bertukar cerita. Aku hanya ingin mengabarkan aku baik-baik saja. 

Aku enggan menemui mu atau sekadar bertukar cerita dengan mu itu bukan salahmu. Aku hanya ingin memperbaiki hidupku. Aku tahu tidak ada orang yang bisa aku andalkan kecuali diriku sendiri. Dirimu pun juga begitu, bukan berarti aku tidak ingiin membagi dan menerima kisah darimu. 

Tapi kita sama-sama paham bahwa kesibukan dan kepenatan kita berbeda, aku tidak ingin keluh kesahku membuat mu terganggu mendengarnya sepele. Dan aku juga tidak ingin kabar baikmu membuatku insecure dengan perjalanan hidupku.

Di sini memang aku yang belum bisa menerima diri sendiri dengan jalan cerita yang aku lalui. Maaf yaa aku menghilang beberapa saat saja. Sampai suatu ketika aku bisa menerima diri dan kita saling mendengarkan tanpa ada salah satu pihak yang merasa tersakitkan.

Aku sangat minder dan tidak ingin menceritakan perjalanan karir di guru honorer negeri kepada siapapun. Terutama teman yang tidak merasakan perjalanan di medan ini. Sungguh mengenaskan, alasan lain kenapa tidak ingin healing dengan teman yang tidak dalam arena ini, karena uang honor yang diterima sungguh sangat sayang jika hanya diambur-amburkan untuk hal-hal yang sebenarnya belum diperlukan. 

Jika ditanya, kenapa enggak pindah aja? masih betah aja menjadi honorer di sekolah negeri:( Bang, kalau ada peluang pindah, saya pindah. Ini masalahnya peluang itu susah. Kalau pun ada, saya pun juga sudah pernah mencoba dan gagal. 

Tapi tenang kawan, teman mu satu ini bukan orang yang gampang menyerah dan menerima keadaan apa adanya tanpa memikirkan jalan keluar. Di samping kewajiban yang aku jalankan dengan penuh ketulusan dan penuh kesadaran. Aku juga memikirkan langkah-langkah ke depan setelah satu-dua tahun. 

Bukan maksud aku iri dengan pencapaianmu sekarang, tidak! Aku justru ikut bangga dengan apa yang engkau punya. Aku hanya tidak ingin menghakimi diri ku sendiri dengan perjuangan proges kecil yang aku lalui. Doa baikku untuk dirimu semoga kita dipertemukan di kondisi saling menerima diri dengan kesuksesan yang kita miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun