Mohon tunggu...
RIZKI FEBY WULANDARI
RIZKI FEBY WULANDARI Mohon Tunggu... Editor - Mencoba menyelaraskan kata dan laku.

Menorehkan segala ambisi dan luka di atas tinta, bukan bermaksud apa-apa. Hanya saja terdapat kelegaan di sana. Pelajaran yang tercatat tidak akan musnah meski waktu menggerusnya.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perasaan Hampa Wisudawati

10 Juni 2023   02:45 Diperbarui: 10 Juni 2023   02:50 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu sewaktu melihat senior wisuda rasanya mereka pasti bahagia bangga telah menyelesaikan studinya.

Tidak sesuai prediksi, jawab mereka biasa hanya perayaan kecil, semua orang jg pasti akan merasakannya. Kusangkal, mereka hanya ingin merendah hati saja.

Ternyata apa yg mereka katakan kini kurasakan benar.  Gada rasa bangga ataupun bahagia, yaa hanya sebatas alhamdulillah udh tamat lulus S1 saja.

Gada rasa bangga dan semua mengalir begitu saja. Mengapa rasa bangga tidak hadir? Karena selama ini hanya menyelesaikan sewajarnya saja, tidak ada effort lebih di dalam nya.

Bukan tidak merasa bersyukur, hanya saja jujur sedatar ini menemuinya. Tidak berkesan. Hanya saja ada satu dua hal yg akan terasa hilang yaitu teman. Tp untuk teman bukan persoalan yg besar. Selama perkuliahan jatuh bangun seringnya juga sendirian.

Mungkin yang aku pikirkan sekarang, adalah bagaimana kelanjutan setelah ini? Apa hanya bisa berpangku tangan di sekolah negeri tempat aku mengabdi. Atau lanjut studi tp bagaimana bisa dengan biaya sendiri. Malu sudah, jika harus membebani orang tua lagi dan lagi.

Tapi bagaimana bisa menghasilkan uang sendiri, jika sekarang masi suka malas dan menunda pekerjaan.

Untuk diri, tolong ya jadiin wisuda kemarin sebagai pembelajaran. Apa yg harus dilakukan ke depan harus lebih membanggakan.

Harus juga memaknai setiap detik perjuangan. Jangan hanya mengalir dan hampa melakukan segala hal. Sungguh itu tidak akan membawamu pada dampak yg besar.

Bismillah, mulai detik ini coba ku maknai sendiri jalan hidup setelah habis masa perkuliahan S1. Sembari juga menguatkan jati diri sebelum bertemu dengan pujaan hati.

Merasa belum pantas juga terjun di masyarakat dgn gelar yg sudah disandang. Belum sanggup memenuhi segala ekspektasi yg segera dibebankan pada diri.

Melakukan yg terbaik yg ada di hadapanmu sekarang adalah salah satu cara memaknai yg akan membuat kita bangga pada pencapaian meskipun kecil sekali.

Tidak seperti hampa saat ini, romantisasi hanya sekadar untuk penguat memori, selepas itu masih gambang mau melangkah bagaimana lagi:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun