Dulu sewaktu melihat senior wisuda rasanya mereka pasti bahagia bangga telah menyelesaikan studinya.
Tidak sesuai prediksi, jawab mereka biasa hanya perayaan kecil, semua orang jg pasti akan merasakannya. Kusangkal, mereka hanya ingin merendah hati saja.
Ternyata apa yg mereka katakan kini kurasakan benar. Â Gada rasa bangga ataupun bahagia, yaa hanya sebatas alhamdulillah udh tamat lulus S1 saja.
Gada rasa bangga dan semua mengalir begitu saja. Mengapa rasa bangga tidak hadir? Karena selama ini hanya menyelesaikan sewajarnya saja, tidak ada effort lebih di dalam nya.
Bukan tidak merasa bersyukur, hanya saja jujur sedatar ini menemuinya. Tidak berkesan. Hanya saja ada satu dua hal yg akan terasa hilang yaitu teman. Tp untuk teman bukan persoalan yg besar. Selama perkuliahan jatuh bangun seringnya juga sendirian.
Mungkin yang aku pikirkan sekarang, adalah bagaimana kelanjutan setelah ini? Apa hanya bisa berpangku tangan di sekolah negeri tempat aku mengabdi. Atau lanjut studi tp bagaimana bisa dengan biaya sendiri. Malu sudah, jika harus membebani orang tua lagi dan lagi.
Tapi bagaimana bisa menghasilkan uang sendiri, jika sekarang masi suka malas dan menunda pekerjaan.
Untuk diri, tolong ya jadiin wisuda kemarin sebagai pembelajaran. Apa yg harus dilakukan ke depan harus lebih membanggakan.
Harus juga memaknai setiap detik perjuangan. Jangan hanya mengalir dan hampa melakukan segala hal. Sungguh itu tidak akan membawamu pada dampak yg besar.
Bismillah, mulai detik ini coba ku maknai sendiri jalan hidup setelah habis masa perkuliahan S1. Sembari juga menguatkan jati diri sebelum bertemu dengan pujaan hati.