Mohon tunggu...
RIZKI FEBY WULANDARI
RIZKI FEBY WULANDARI Mohon Tunggu... Editor - Mencoba menyelaraskan kata dan laku.

Menorehkan segala ambisi dan luka di atas tinta, bukan bermaksud apa-apa. Hanya saja terdapat kelegaan di sana. Pelajaran yang tercatat tidak akan musnah meski waktu menggerusnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mantra Kegagalan

13 Juni 2022   21:42 Diperbarui: 13 Juni 2022   22:27 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyusuri ruas jalan kehidupan

Menyadari tikungan dan jalan terjal yang membentang

Langkah gopohku mengerutkan dahi

Berbagai keteledoran dan kelemahan membasahi diri

Tak disadari separuh perjalanan sudah hangus

Hangus ditelan kegagalan yang menyesakan

Pasrah, menjadi kata yang paling indah

Muhasabah berteriak ingin disentuh

Membangunkan diri sedang tidur tetapi berjalan

Bermimpi, tetapi tak mengejar

Tersandung batu membuatmu kesakitan

Kesakitan yang menyadarkan diri

Beberapa tikungan di depan menantang pilihan

Kesempatan masih terpampang

Menyerah bukan pilihan yang patut

Bertekuk lutut hanya milik pecundang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun