Mohon tunggu...
Rízkí Fahrurrazi21
Rízkí Fahrurrazi21 Mohon Tunggu... Diplomat - Arek Koperasi

Mahasiswa yang berkoperasi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Strategi Pengembangan StartUp Co-op Membangun Kota Pintar dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045"

21 Oktober 2019   21:50 Diperbarui: 21 Oktober 2019   22:14 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Pada tahun 2045 Indonesia akan mengalami momentum yang bersejarah, diprediksi Indonesia akan mengalami masa ke-emasannya dikarenakan pada tahun 2045 Indonesia mengalami kondisi bonus demografi, yaitu jumlah penduduk usia produktifnya lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk usia tidak produktif. Tahun 2045 nanti jumlah penduduk usia 0-14 tahun (belum produktif) sebanyak 72.990.643 juta jiwa, dan penduduk berusia 65 tahun keatas (tidak produktif) sebanyak 43.705.044 juta jiwa. Sedangkan penduduk yang berusia 15-64 tahun (usia produktif) sebanyak 224.031.813 juta jiwa, sehingga angka ketergantungan (dependency ratio) sekitar 52,1%, yang juga dapat disimpulkan bahwa generasi milenial saat ini akan menjadi pemegang dan pengendali kebijakan Indonesia pada tahun 2045 nanti.

     Selain itu bonus demografi tersebut ibarat dua sisi pisau yang dapat menjadi keuntungan (demography dividend) sekaligus bencana (demography diase). Hal tersebut berdasarkan bagaimana persiapan Indonesia dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia, pengelolaan sumber daya alam, dan sistem pemerintahan yang berorientasi pada ekonomi sosialnya. 

    Dengan persiapan yang baik maka akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan siap bersaing secara internasional, dan sebaliknya apabila tanpa adanya persiapan pembangunan kualitas SDM yang baik akan menghasilkan bencana bagi perkembangan Indonesia karena akan meningkatkan masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, degradasi moral, dan lain-lain. 

     Dari analisa mengenai bonus demograpi tersebut sudah seharusnya pengembangan sumber daya manusia dengan mengarah perkembangan zaman yang modern menjadi fokus utama untuk menyongsong masa depan Indonesia. Pada beberapa tahun belakangan ini Indonesia memasuki perkembangan zaman dimana pemanfaatan teknologi informasi komunikasi (TIK) dan Internet of Things (IoT) yang dikenal dengan Revolusi Industri 4.0 menjadi bagian utama yang nantinya tidak akan bisa terlepas dalam pengembangan beberapa bidang di Indonesia. 

    Seperti bidang ekonomi yang sudah mulai bertransisi dengan cepat merespon perkembangan Revolusi Industri 4.0 tersebut. Dengan adanya revolusi industri 4.0 menguatkan sistem perekonomian yang selama ini bergerak secara konvensional atau offline kini sedikit demi sedikit sudah mulai berkembang mengarah sistem ekonomi digital yang berdampak pada percepatan perputaran ekonomi di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dengan jumlah transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp 77,766 triliun pada tahun 2018 yang pada tahun sebelumnya hanya mencapai Rp 30,942 triliun.

isi-5dadc2ec0d8230242c05c5c2.jpg
isi-5dadc2ec0d8230242c05c5c2.jpg
     Perkembangan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia memberikan angin segar untuk perkembangan koperasi di tanah air yang saat ini seperti kehilangan identitasnya sebagai gerakan ekonomi kerakyatan. Koperasi harus mampu beradaptasi dalam menyiapkan model pengembangan yang sesuai dengan perkembangan revolusi industri 4.0 sehingga kebermanfaatan koperasi akan kembali dirasakan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan koperasi adalah dengan melakukan transformasi gerakan yang mengarah kepada ekonomi digital yang memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) dan Internet of Things (IoT) yaitu StartUp Co-op atau koperasi StartUp dengan sistem sharing economy

    Konsep StartUp Co-op akan memudahkan gerakan koperasi di Indonesia, sehingga akan menghilangkan persepsi negatif dimasyarakat tentang koperasi yang dianggap tertingal zaman maupun hanya bergerak dalam usaha simpan pinjam saja. Hal utama dalam model StartUp Co-op dalam menjalankan usahanya dilakukan secara bersama-sama sehingga tidak menempatkan konsumen/end user sebagai objek bisnis saja melainkan menjadikan semua pihak yang terlibat sebagai pemilik.

     Konsep StartUp Co-op yang melibatkan semua pihak dalam membangun usahanya yang kemudian mendapatkan profit sharing untuk kesejahteraan bersama ini juga dapat dikembangkan kearah pembangunan kota pintar (Smart City) di Indonesia. Kota Pintar adalah konsep pembangunan kota yang melibatkan pemerintah, masyarakat, infrastruktur kota dengan mengintegrasikan teknologi informasi komunikasi dan Internet of Things dalam tata pengelolaan secara langsung (real time) sebagai upaya percepatan pembangunan kualitas layanan publik serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Menururt IEEE Smart Cities.org, sebuah kota pintar memiliki indikator pembangunan yang mengarah untuk mewujudkan :

  • Smart Governance (Pemerintahan pintar)
  • Smart economy (Ekonomi pintar)
  • Smart Society (Masyarakat pintar)
  • Smart Living (Tempat tinggal pintar)
  • Smart Environment (Lingkungan pintar)
  • Smart Infrastructure (Infrastuktur pintar)

    Kebutuhan Kota pintar (Smart City) sangat cocok dengan perkembangan Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, dikarenakan pada tahun tersebut yang akan memimpin Indonesia adalah para generasi muda saat ini atau yang dikenal generasi milenial. Generasi milenial merupakan generasi yang sangat erat dengan informasi dan teknologi. Sehingga dengan adanya pengembangan kualitas generasi milenial saat ini akan menunjang kemajuan informasi dan teknologi di tahun 2045.

    Perkembangan konsep kota pintar di Indonesia sangat direspon positif dikarenakan banyak memberikan manfaat bagi pembangunan kota dan masyarakat. Hampir setiap kota terlebih kota besar sudah mulai menerapkan dan mempersiapkan konsep kota pintar seperti kota Bogor, Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Makasar, dengan berbagai konsep sistem masing-masing seperti integrasi teknologi dan informasi dibidang layanan publik, kesehatan, pendidikan, pembayaran, pariwisata dan lain-lain.

    Pengembangan koperasi dengan model StartUp Co-op dapat mengakselerasi pembangunan kota pintar di Indonesia. Sebagai contoh nyata adalah perusahaan Grab yang telah mendapatkan status badan hukum koperasinya tahun 2016 lalu. Dan kini Grab telah berkerja sama dengan pemerintah Kota Jakarta untuk mengembangkan dan mengatasi permasalahan transportasi umum di kota Jakarta. Hal tersebut dapat menjadi awalan untuk meningkatkan jumlah startup co-op yang dapat membantu dalam mengembangkan kota pintar di Indonesia. Bukan tidak mungkin nantinya akan hadir startup co-op yang bergerak dibidang pendidikan, kesehatan, pembayaran, pariwisata, kuliner, energi, otomotif, fashion, dan lain-lain.

#koperasidigital #koperasizamannow #koperasidangenerasimilenial

Penulis                :

M. Rizki Fahrurrazi

Lab. Koperasi Syariah Mahasiswa UINSA Surabaya 

Referensi            :

Eko,Chandra. Strategi pembangunan Smart City dan tantangannya bagi masyarakat kota, Jurnal strategi dan bisnis. Vol 4. No 2. 2016

Sutrisno, Budi dkk. E-Partisipasi dalam pembangunan local (studi implementasi Smart City di kota Bandung),Jurnal Sosioteknologi. Vol 17. No 2. 2018.

https://m.detik.com/inet/cyberlife/d-3088965/mengatasi-tantangan-implementasi-smart-city

https://id.m.wikipedia.org/wiki/kota_cerdas

https://www.kompasiana.com/edbertfrederick1993/5cda56106db84312fe250415/menyiapkan-generasi-emas-2045?page=2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun