Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang merupakan desa yang memiliki sebuah potensi yang patut diperhitungkan, potensi tersebut diantaranya adalah kopi. Desa Sumberdem dikenal sebagai desa penghasil kopi bercita rasa khas. Di wilayah Sumberdem terdapat banyak sumber mata air yang dingin, terutama empat sumber mata air besar. Sumber mata air ini terus mengalir, tak pernah kering sepanjang musim. Termasuk musim kemarau. Desa Sumberdem berbatasan dengan Desa Wonosari di sebelah utara, Desa Sumber Tempur di sebelah timur, Desa Jambuwer di sebelah selatan, Desa Ampelgading di sebelah barat. Andeman terletak di lereng Gunung Kawi. Menurut sejarah, wilayah administratif (Afdeeling) Kabupaten Malang mulai membuka perkebunan kopi pada tahun 1832. Lokasi Afdeeling Malang sangat strategis untuk perkebunan, diapit pegunungan Arjuna-Kawi di sebelah barat dan Bromo-Semeru di sebelah timur. Terhampar lahan subur yang strategis bagi perkebunan kopi, salah satunya adalah Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari.
 Saat ini masyarakat Desa Sumberdem tengah aktif menggerakkan potensi wisata berbasis kopi. Melalui konsep agrowisata, khusus perkebunan kopi, sampai pengolahan biji kopi. Semua proses dikerjakan secara tradisional, warisan turun temurun leluhur.Â
Kampung Kopi Desa Sumberdem Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang sebagai salah satu produsen kopi di Kabupaten Malang, tidak hanya memproduksi biji kopi matang (roasted bean), tetapi juga pemrosesan biji kopi mulai dari tahap sesudah panen sampai tahap roasting kopi.
Hasil analisis situasi yang telah dilakukan team KKN TEMATIK S1 TEKNIK MESIN UM 2021. Memperkirakan kebutuhan kopi kedepannya maka perlu dibuat pembuatan teknologi tepat guna untuk membantu dan meringankan warga sumberdem dalam pembuatan kopi terdapat 3 alat yang dapat membantu warga sumberdem, yaitu alat Pengering Biji Kopi, Alat Pendingin Kopi Setelah di Roasting dan Alat Sortasi Biji Kopi Berdasarkan Ukuran. Proses Pengeringan dengan tujuan pengeluaran air dari dalam biji kopi hingga menuju kadar air kesetimbangan dengan udara sekeliling sehingga mutu biji kopi tersebut dapat dihindarkan dari serangan aktivitas serangga, jamur, dan enzim. Proses ini dilakukan dengan mengambil atau menurunkan kadar air sampai batas tertentu sehingga laju kerusakan biji kopi akibat aktivitas biologis dan kimiawi bisa diperlambat hingga tiba waktunya untuk diolah atau diseduh. Biasanya metode pengeringan banyak memanfaatkan proses pemindahan panas melalui penguapan kandungan air dari permukaan biji kopi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H