Mohon tunggu...
M. Rizki Darmawan
M. Rizki Darmawan Mohon Tunggu... Administrasi - Suka menulis lulusan manajemen komunikasi univ di Bandung

Ayo hobby menulis..Siapa tahu bermanfaat??

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sehari Menjadi Anak Tukang Bajaj di Kolombo

22 Agustus 2012   09:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:27 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_194352" align="aligncenter" width="448" caption="Inilah Bajaj yang membawaku keliling Kolombo"][/caption]

Kolombo merupakan ibukota negri Srilanka yang dulunya lebih terkenal disebut sebagai Ceylon ataupun Sailan.Itu kata ayah saya yang suka sekali pelajaran Ilmu Bumi atau Geografi.Ke negri ini lah saya dan keluarga sempat berkelana dan mengalami pengalaman yang mengesankan akan kebersahajaan dan juga keramahan penduduk negara yang mata uangnya Rupee ini.

Kisah ini terjadi pada tahun 2002, lebih dari sepuluh tahun yang lalu dan ketika itu usia saya sendiri masihkurang dari lima tahun.(tapi bukan bayi loh). Namun karena cukup berkesan dan sering diceritakan kembali oleh kakak dan ayah saya , maka saya selalu mengingat kisah perjalanan yang berkesan selama beberapa hari di Srilanka itu.

Pesawat yang membawa saya dari Hongkong mendarat di Bandar Udara Internasional Bandaranaike yang letaknya cukup jauh dari ibu kota Kolombo. Namun ayah telah memesan taksi yang akan menjemput kami sekeluargadan membawa kami ke sebuah hotel di pusat kota Kolombo. Taksi ini pula yang kemudian mengantar kami sekeluarga berkelana ke beberapa kota lain di Srilanka seperti Kandy dan Sigiriya.

Sekilas, kota Kolombo sendiri tampak lebih kusam dibandingkan dengan Jakarta yang lebih modern dengan gedung-gedung yang tinggi. Namunkalau soal ramainya lalu lintas, Kolombo juga cukup ramai karena penduduknya pun cukup padat. Namun di sini suasana nya cukup santai dan bersahaja. Tapi kata ayah agak seram juga karena waktu itu masih seru-serunya Macan Tamil.

[caption id="attachment_194353" align="aligncenter" width="560" caption="Viharamahadevi Park dengan Colombo Town Hall"]

134559994174053454
134559994174053454
[/caption]

Pada hari pertama jalan-jalan kami di kota ini, kami tidak naik taksi sewaan, tapi mencoba berkelana secara mandiri saja.Ketika naik bajaj menuju ke sebuah pantai yang cukup ramai dan menghadap langsung ke Samudra Hindia, supirnya menawarkan untuk sekalian menyewa selama satu hari dan dihitung biaya perjam.

DI dekat pantai ini terdapat sebuah Hotel yang cukup megah dan namanya Taj Samudra. Akhirnya, sang supir bajaj yang ternyata bisa berbicara Bahasa Indonesia dengan logat Melayu Ambon itu menjadi supir merangkap guide dalamcity tur dengan bajaj keliling kota Kolombo.

[caption id="attachment_194358" align="aligncenter" width="533" caption="Kereta Api"]

1345600717169817511
1345600717169817511
[/caption]

Mula-mula ayah sedikit menolak karena sebenarnya bajaj itu cukup sempit untuk ditumpangi kami sekeluarga. Ayah, Ibu dan kedua kakak saya duduk di dalam tempat penumpang sedangkan saya yang masih kecil mungil didudukan tepat di pangkuansupir Bajaj. Singkatnya, saya menjadi anak supir bajaj selama dalam perjalanan keliling kota. Akhirnya ayah pun setuju untukmencarter bajajtadi keliling kota Kolombo.

[caption id="attachment_194354" align="aligncenter" width="560" caption="Patung SInga di Independence Memorial Hall Kolombo"]

13455999941599567872
13455999941599567872
[/caption]

Ada beberapa tempat menarik yang sempat kami kunjungi, di antaranya beberapa buah vihara Budhha dan Pura Hindhu yang terkenal di Ibu Kota Srilanka ini. Saya sempat lupa namanya , yang saya ingat adalah kiyta diharuskan membuka sepatu sewaktu masuk ke tempat obaah ummat Buddha ini dan di dalamnya ada sebuah patung Buddha yang besar dan juga ratusan patung yang dalam ukuran lebih kecil.Srilanka memang negara dengan rakyat pemeluk agama Buddha, sememtara agama Hidhu hanya menjadi minoritas.

[caption id="attachment_194357" align="aligncenter" width="560" caption="Viharamahadevi Park"]

13456006782026681471
13456006782026681471
[/caption]

Selain itu kami juga berkeliling mengunjungi taman paling luas di kota Kolombo yaitu Viharamahadevi Park.Di taman yang luas dan hijau dipenuhi pepohonan ini, saya masih ingat ada seekor gajah yang tampak tua dan sakit-sakitan ditemani oelah seorang penjaga yang bertelanjang dada.Di dekat tempat ini, kami juga mengunjungi Balai Kota atau Colombo Town Hall yang mempunyai kubah megah mirip denganGedungCapitiol di Wahington. (kata ayah saya).

Perjalanan ke Kolombo, juga belum lengkap kalau tidak mapir ke Indepedence Memorial Hall, yang cukup megah dan banyak patung singa. Saya sempat mejeng juga di salah satu patung singa itu. Dalam perjalanan dengan supir bajaj yang ramah dan selalu berbicara bahasa Indonesia logat Ambon ini, kami juga sempat diajak melihat tempat batu permata. Tapi kami tidak tertarik untuk berbelanja.

[caption id="attachment_194356" align="alignnone" width="384" caption="Bermain bersama gajah"]

13456006361959274921
13456006361959274921
[/caption]

Singkatnya, selama satu hari itu , saya dan keluarga keliling kota ini dengan naik bajaj berwrana hijau dengan supir yang hitam manis. Asyiknya saya sendiri duduk di pangkuan sang supir dan menjadi anak supir bajaj selama sehari. Benar-benar pengalaman yang berkesan dan tidak dapat dilupakan, Apa lagi kalau masih sempat melihat foro-foto dari masa sekitar sepuluh tahun yang lalu itu.

Foto: dok pri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun