Mohon tunggu...
achmad rizki
achmad rizki Mohon Tunggu... Bankir - Hola aku warga Bumi yang bisa berbahasa Indonesia walau cuma dapet C pas Kuliah

aku mau ada peninggalan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Malapetaka dari "Celebrity Endorsement"

31 Januari 2018   10:13 Diperbarui: 3 Februari 2018   11:43 3613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

entertainment.kompas.com
entertainment.kompas.com
("kan Incess ga tau... klo ternyata perusahannya penipu......" "ya nasibnya mba Incess aja Sial klo gtu hehe..." #karangan fanfiction)

Peace.....

Itu contoh-contoh dari celebrity endorsement yang malah menjadi kacau. Gw nulis ini ga ada maksud menjelekan salah satu pihak ataupun mengungkit-ungkit kejelekan seseorang yang telah terjadi namun itu semua memberi kita pelajaran. Agar kedepan tidak terulangi lagi.

Ya mungkin itu kasus2 yang terlihat heboh. Sementara terdapat pula potensi permasalahan yang timbul pada  celebrity endorsement lainnya, seperti yang dikatakan oleh Prof Keller (Guru besar branding) yaitu; (selanjutnya bahasanya agak kaku kya teori kuliah hehe)

  1. Bintang endorsers yang terlihat sering dipakai dalam beberapa Merek produk menyebabkan berkurangnya efektifitas sebagai bintang endorser.
  2. Kurang adanya alasan yang kuat dalam hubungan sang bintang iklan dengan produk.
  3. Bintang endorser akan mendapatkan masalah atau kehilangan popularitasnya dan menurunkan nilai jualnya dalam beriklan jika ia salah berikan

Nah untuk mengatasi permasalahan2an yang timbul dari celebrity endorsement marketer (pemasar) harus memiliki strategi dalam mengevaluasi, memilih, dan menggunakan selebrity menjadi juru bicara mereka(si Brand). Prof Keller memberikan beberapa guidelines :

Pertama,  pilihlah selebriti yang terkenal dan memiliki asosiasi yang cocok atau relevan dengan brand tersebut.

 Lalu, terdapat kecocokan yang logis antara brand dan personal si artis. Untuk mengurangi kebingungan dan dilusi, sebaiknya selebriti tidak terkait dengan beberapa brand lainnya.

Ketiga, iklan dan program komunikasi harus menggunakan asosiasi kreatifitas dari si artis yang relevan dan dapat men- "encourage" pesan yang ingin disampaikan.

Terakhir,   penelitian pemasaran harus membantu mengidentifikasi kandidat endoser potensial dan memfasilitasi pengembangan program pemasaran yang tepat, serta mengevaluasi kefektifannya.

Selebriti itu sendiri mesti mengelola "brand" mereka sendiri untuk memastikan mereka dapat meningkatkan/memberikan sebuah value. Menjaga dan mengelola image mereka sebaik mungkin.

Mungkin itu dulu nanti lain kali, lain bagi, lain tambah, dan lain waktu mungkin ada tulisan-tulisan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun