Apabila aku dalam kangen dan sepi
Itulah berarti
aku tungku tanpa api
Melalui larik-larik puisinya, sang penyair mengambil peran sebagai tokoh utama dan mengungkapkan kesendirian yang dirasakannya saat berjauhan dari kekasihnya. Penyair merasakan kerinduan yang amat dalam hingga perasaannya sulit untuk dilupakan dan kerinduannya telah memengaruhi pikiran dan jiwanya karena tidak dapat bertemu. Pembaca yang memahami makna puisi tersebut pasti turut merasakan perasaan tokoh utama yang rindu terhadap kekasihnya. Itulah yang disebut empati terhadap puisi.
Sebelum mengapresiasi sebuah puisi, pembaca harus memiliki ketertarikan terlebih dahulu terhadap puisi. Setiap penyair memiliki keterampilan dalam mengolah bahasa sehingga mampu menemukan gaya penulisannya yang unik agar dapat memikat pembaca. Dengan demikian, Apresiasi terhadap puisi tidak hanya memberikan penghargaan kepada penyair, tetapi juga membangkitkan kepekaan dan empati dalam diri pembaca terhadap karya sastra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H