Di Provinsi Lampung, peta FFMC digunakan untuk memberikan informasi tingkat bahaya kebakaran hutan dan lahan berdasarkan data cuaca harian. Sistem ini didasarkan pada Fire Weather Index (FWI) dari Kanada dan menggunakan sensor-sensor untuk mengukur parameter cuaca yang relevan. Hasil pengukuran kemudian digunakan untuk menghitung nilai FFMC yang kemudian ditampilkan dalam peta tematik.
Provinsi Lampung, yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatra, memiliki luas sekitar 35.376 km². Provinsi ini berbatasan dengan Selat Sunda di sebelah barat dan Provinsi Jambi di sebelah utara. Topografi yang beragam ini membuat Provinsi Jambi lebih rentan terhadap kebakaran lahan dan hutan, terutama selama musim kemarau.Oleh karena itu, pengawasan yang ketat terhadap kelembaban bahan bakar dan pencegahan lainnya seperti sosialisasi kepada masyarakat, penegakan hukum terhadap pembakaran ilegal, pemantauan cuaca dan lingkungan, serta pemeliharaan lahan sangat penting untuk mencegah bencana kebakaran yang tidak diinginkan.
- Unsur Peta Pada Peta Tematik FFMC (Lampung)
1.) Judul Peta:Â Judul peta merupakan komponen penting yang menunjukkan tema atau topik utama dari peta tersebut. Judul ini memberikan gambaran umum tentang informasi yang akan disajikan dalam peta, misalnya "Peta Kelembaban Bahan Bakar" atau "Peta Risiko Kebakaran Hutan".
2.) Legenda Peta:Â Legenda peta adalah keterangan yang menjelaskan simbol-simbol yang digunakan dalam peta. Fungsi utama legenda adalah untuk membantu pembaca memahami makna dari simbol-simbol.
3.) Skala Peta: Skala peta adalah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Skala ini penting untuk mengukur jarak dan memahami ukuran area yang dipetakan.
4.) Simbol dan Warna: Simbol dan Warna Menggunakan warna yang berbeda untuk menunjukkan tingkat kelembaban dari rendah ( rendah potensi terbakar) hingga tinggi (tinggi potensi terbakar)