Mohon tunggu...
Rizki Andriansyah Pradana
Rizki Andriansyah Pradana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis, dan mengikuti lomba karya tulis ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa Sekolah Vokasi UGM Kembangkan Alat Pembuatan Pupuk Cair dari Bahan Organik Secara Otomatis

19 Oktober 2023   00:55 Diperbarui: 19 Oktober 2023   21:59 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Tim

Tim Program Kreativitas Mahasiswa UGM berhasil kembangkan alat pembuatan pupuk cair berupa komposter otomatis yang terintegrasi dengan sistem kontrol. Selain itu inovasi ini menggunakan sinar matahari sebagai sumber listrik, sehingga dapat mengurangi biaya pembuatan pupuk cair.  

"Alat ini kami buat sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar kampus, terlebih kota Yogyakarta, karena akhir-akhir ini sampah menumpuk di pinggiran jalan dan tempat wisata. Hal ini terjadi pasca penutupan TPA Piyungan"  terang Ketua Tim, Rizki Andriansyah , Senin (16/10) di Universitas Gadjah Mada.

Mahasiswa Sekolah Vokasi UGM ini menjelaskan pengembangan alat ini berawal dari keprihatinan jumlah sampah di Yogyakarta yang semakin meningkat seiring dengan padatnya penduduk di Yogyakarta. Rizki juga menjelaskan bahwa sampah yang menumpuk juga dikarenakan ditutupnya TPA Piyungan yang menyebabkan masyarakat bingung untuk membuang kemana lagi.

"Selain itu, kami ingin memberikan solusi kepada masyarakat berupa produk pupuk cair dari bahan organik yang tentunya lebih baik penggunaannya dibandingkan pupuk yang berbahan kimia" tambahnya.

Dari keresahan tersebut Rizki bersama dengan keempat rekannya yaitu Albarra Ammara Hadi (Teknik Pengelolaan dam Perawatan Alat Berat), Fabio Khrisna Mukti (Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat), Farras M. Yusa (Ilmu Tanah) dan Yunus Alif Nur Rahman (Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol) berusaha mencari solusi dengan membuat alat komposter pupuk cair untuk mengatasi persoalan tersebut. Alat tersebut dikembangkan dibawah bimbingan Ir. Felixtianus Eko Wismo Winarto, M.Sc., Ph.D. melalui pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif Kemendikbudristek tahun 2023.

Inovasi ini memiliki karakteristik dan struktur yang berbeda dibandingkan dengan komposter pada umumnya, karena dilengkapi dengan komponen pendukung untuk membantu proses pengomposan.

"Betul, tentunya sebuah inovasi perlu adanya perubahan ke sisi yang lebih baik, seperti komposter yang kami buat ini. Komposter ini dilengkapi dengan pengaduk yang tersambung dengan motor secara langsung untuk membantu proses pengomposan" jelas, Ketua Tim.

Rizki mengungkapkan dalam pembuatan alat ini tidak mengalami kendala apapun.

"Alhamdulillah lancar aja, tidak ada suatu hal yang menghambat, karena ini juga memakai bahan yang mudah didapatkan juga seperti besi, triplek yang dilapisi vinyl, dan alat elektronis lainnya" jawabnya.

Yunus menambahkan bahwasannya prinsip kerja komposter ini sama seperti komposter pada umumnya, namun yang membedakan adalah proses pengomposannya dibantu oleh blade pengaduk dan water bubble.

"untuk cara kerjanya mirip dengan komposter lainnya, cuman disini kita pakai blade pengaduk dari besi untuk membantu menggemburkan bahan-bahan organik di dalam drum, sehingga cepat gembur" jawab teknisi Tim PKM Automatic Composter.

"Selain itu, kita juga menggunakan pompa udara untuk menguplai oksigen ke dalam drum, hal itu dilakukan untuk tumbuh kembangnya mikroorganisme yang digunakan untuk proses pengomposan", tambahnya saat itu.

Tak hanya itu, Yusa turut menambahkan keunggulan alat komposter ini dapat menghasilkan cairan pupuk sejumlah 1 liter dalam waktu kurang 2 hari.

"Dengan memanfaatkan blade pengaduk tadi, bahan organik akan cepat gembur dan berair, sehingga volume pupuk yang dihasilkan dalam besaran tertentu lebih cepat dibandingkan komposter pada umumnya" terang Yusa.

Dengan mengutamakan aspek keselamatan, keindahan dan kenyaman diharapkan alat ini dapat menjadi kontribusi nyata kepada lingkungan dan masyarakat, terlebih Yogyakarta dalam mengurangi populasi sampah organik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun