Mohon tunggu...
Rizkiana ANT
Rizkiana ANT Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tetap Semangat

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Perkembangan Fisik Motorik Melalui Permainan Tradisional Bagi Anak Usia Dini

12 Januari 2025   22:15 Diperbarui: 12 Januari 2025   22:15 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel Fisik Motorik Anak Usia Dini

"Perkembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Tradisional Bagi Anak Usia Dini"                                                                     

Disusun Oleh : Rizkiana Ari Ning Tyas (2323022)

Dosen Pengampu : Gandhes Sembodro Budy, M.Pd.

Abstrak

Usia dini merupakan usia yang paling tepat untuk membentuk jati diri anak salah astunya melalui permainan tradisional. Permainan tradisional diyakini dapat menambahkan nilai kerja sama dan kejujura pada anak-anak sejak dini, serta karakter anak dapat dibangun melalui kesenangan-kesenangan yang biasa dilakukan. Untuk itu perlu dorongan dari orang tua dan keluarka dalam membentuk jati diri anak sejak usia dini. Bermain permainan tradisional adalah salah satu pembentukan jati diri anak dan bisa mengebangkan potensi anak saat bermain bersama dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak. Melalui permainan tradisional anak bisa lebih mudah untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Selain itu, pengetahuan serta wawassan anak juga dapat menjadi luas saat bermain. Oleh karena itu anak harus selalu diberi dukungan dalam melakukan hal-hal yang positif melalui permainan tradisional. Permainan tradisional dapat memperlihatkan ekspresi anak saat bermain seperti raut wjah, semangat serta kemampuan lainnya dalam bermain.

Kata Kunci      : Fisik Motorik, Permainan Tradisional

Pendahuluan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sejak dini manusia sudah membutuhkan pendidikan dalam proses perkembangannya menjadi dewasa. Perkembangan anak pada tahuntahun pertama sangat penting dan akan menentukan kualitasnya di masa depan. Anak adalah individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik sendiri sesuai dengan tahapan usianya. Oleh karena itu, upaya-upaya pengembangan anak usia dini hendaknya dilakukan melalui belajar dan bermain. Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia emas (golden age). Pada usia ini, anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar biasa. PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang pendidikan yang ditunjukkan  ditujukan untuk anak-anak sejak lahir hingga berusia 6 tahun. PAUD bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara holistik, serta mempersiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar dan kehidupan dewasa. PAUD mencakup program pendidikan formal, nonformal, dan informal. Beberapa aspek yang ditekankan dalam PAUD adalah: Agama dan moral, Fisik motorik, Kognitif, Bahasa, Sosial-emosional, Seni PAUD mencakup program pendidikan formal, nonformal, dan informal. Beberapa aspek yang ditekankan dalam PAUD adalah: Agama dan moral, Fisik motorik, Kognitif, Bahasa, Sosial-emosional, Seni. PAUD juga merupakan masa emas dalam pertumbuhan dan perkembangan pada anak, maka dari itu pentingnya mengarahkan dan membimbing anak dengan membangun karakter positif pada anak dan menyeimbangkan seluruh aspek perkembangannya agar berkembang sesuai dengan tahap usianya, "PAUD sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0-6 tahun yang sering disebut sebagai masa emas perkembangan.

Devinisi Perkembagan dan Pertumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu kesatuan proses yang berjalan sejajar. Meski begitu keduanya memiliki makna yang berbeda. ertumbuhan merupakan peningkatan volume atau ukuran tubuh yang tidak dapat dikembalikan, akibat dari pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Biasanya, proses pertumbuhan disertai dengan perubahan bentuk. Perubahan ini bersifat kuantitatif atau bisa diukur dengan satuan pengukur tertentu yang dinyatakan dengan satuan angka. Contohnya adalah ukuran batang pada tanaman cabai dari 3 cm menjadi 5 cm, atau bertambahnya daun yang semakin banyak atau batangnya semakin tinggi.Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan, di mana fungsi-fungsi fisiologi organ-organ tubuh sudah menjadi matang atau sempurna, ini sifatnya tindak dapat diukur atau dihitung dan prosesnya tidak sama di setiap individunya.

Perkembangan biasanya berkaitan dengan perubahan kualitatif di antara sel, jaringan dan organ yang disebut diferensiasi. Artinya, perubahan sel menjadi bentuk lain yang berbeda secara fungsi, ukuran, ataupun bentuk.Contohnya, perkembangan pada manusia dari dalam kandungan, lahir, menjadi anak-anak, dewasa, hingga tua.Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan adalah pertambahan sel pada tubuh yang sifatnya bisa dihitung, sedangkan perkembangan merupakan perubahan sel atau jaringan yang tidak dapat dihitung.

Aspek Pengembangan Anak Usia Dini

Perkembangan Motorik Kasar

Keterampilan motorik kasar atau gross motor skills adalah keterampilan fisik yang membutuhkan gerakan seluruh tubuh dan melibatkan otot besar untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Contoh aktivitas yang menggunakan keterampilan motorik kasar adalah berdiri dan berjalan, berlari dan melompat, serta duduk dengan postur yang baik dan tegak. Keterampilan ini juga mencakup keterampilan koordinasi mata-tangan seperti keterampilan bola (melempar, menangkap, menendang), mengendarai sepeda atau skuter, dan berenang.

Perkembangan Motorik Halus

Keterampilan motorik halus sangat penting bagi anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti berpakaian, membuka kotak makan, atau menulis. Keterampilan ini melibatkan koordinasi antara jari-jari, tangan, dan mata. Keterampilan motorik halus penting dalam aktivitas sekolah dan kehidupan sehari-hari.

Perkembangan Bahasa dan Kemampuan Bicara

Pengembangan bahasa tergantung pada aspek perkembangan lainnya. Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain tumbuh sejak bayi, dan seiring dengan bertambahnya usia, anak akan mengembangkan kemampuan ini dengan kecepatan yang berbeda-beda. Untuk meningkatkan keterampilan ini, ibu bisa membacakan buku kepada anak sejak bayi dan terus melakukannya hingga anak bertambah usia.

Perkembangan Kognitif

Aspek kognitif mencakup perkembangan intelektual dan kreativitas. Melalui aspek ini, anak belajar memproses pikiran, memperhatikan, mengembangkan ingatan, memahami lingkungannya, dan mengekspresikan kreativitas. Jean Piaget, seorang psikolog anak, menguraikan empat tahapan perkembangan kognitif: Tahap Sensorimotor (Kelahiran hingga Usia 2), Tahap Pra Operasional (Usia 2 hingga 7), Tahap Operasional Konkret (Usia 7 hingga 11), dan Tahap Operasional Formal (Usia 12 ke atas).

Perkembangan Sosial-Emosional

Aspek sosial-emosional meliputi pemahaman dan pengendalian emosi anak, serta kemampuan mereka dalam berkooperasi, berempati, dan menggunakan penalaran moral. Anak juga belajar membentuk hubungan dengan orang lain, seperti belajar berbagi, bergantian, dan menerima perbedaan. Mereka juga belajar tentang diri mereka sendiri dan bagaimana berhubungan dengan kelompok lain.Di usia praremaja (9-12 tahun), anak mengalami perkembangan signifikan dalam aspek sosial-emosional karena teman sebayanya mulai mendapat tempat di kehidupan anak dan di usia tersebut, anak mulai belajar membangun pertemanan jangka panjang.

Perkembangan Moral

Perkembangan moral pada anak dipengaruhi oleh keyakinan inti (pandangan anak tentang dunia di sekitarnya), temperamen, dan pengalaman hidup yang telah dilaluinya. Pada usia 2 tahun, anak mulai merasakan emosi secara moral dan memahami perbedaan antara benar dan salah. Namun, mereka cenderung lebih peduli atau takut pada hukuman daripada perasaan orang lain.

Perkembangan Fisik Motorik Anak

Perkembangan fisik motorik merupakan proses yang dimana seseorang berkembang melaui respon yang menghasilkan suatu gerakan yang berkoordinasi, terorganisir dan terpadu. Maka keterampilan motorik dapat dilihat sebagai landasan seseorang berhasil dalam melakukan keterampilan motorik. Motorik yang terbagi menjadi motorik halus & kasar. Motorik kasar yaitu gerakan yang menggunakan otot besar dan membutuhkan banyak tenaga seperti, berlari, berjalan dan melakukan lompatan. Sementara motorik halus yaitu suatu gerakkan tubuh yang menggunakan otot kecil, dan memerlukan konsentrasi antara mata dan tangan, seperti, melipat, menggunting dan meronce.

Gerakan motorik atau adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga. Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan Perkembangan motorik adalah ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

Keterampilan Motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaian koordinasi dari beratus-ratus otot yang rumit. Ketrampilan motorik ini dapat dikelompokkan menurut ukuran otot-otot dan bagian-bagian badan yang terkait, yaitu keterampilan motorik kasar (gross motor skill) dan keterampilan motorik halus (fine motor skill).

Secara garis besarnya, urutan perkembangan keterampilan motorik ini mengikuti dua prinsip. Pertama, prinsip chepalocaudal (dari kepala ke ekor), menunjukkan urutan perkembangan, dimana bagian atas badan lebih dahulu berfungsi dan terampil digunakan sebelum bagian yang lebih rendah. Bayi terlebih dahulu belajar memutar kepalanya sebelum belajar menggerakkan kaki dengan sengaja, dan mereka belajar menggerakkan kaki. Kedua, Prinsip proximodistal (dari dekat ke jauh), menunjukkan perkembangan keterampilan motorik, dimana bagian tengah badan lebih dahulu terampil sebelum dibagian-bagian sekelilingnya atau bagian yang lebih jauh. Bayi belajar melambaikan keseluruhan lengannya sebelum belajar menggoyangkan pergelangan tangan dan jari-jarinya.

Devinisi Permainan Tradisional

Permainan tradisional adalah permainan yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat. Permainan tradisional berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya secara lisan. Umumnya permainan tradisional sudah hada sejak zaman dahulu, karena sudah dimainkan turun-temurun dari nenek moyang. Permainan tradisional dimainkan dalam suatu gerakan fisik, nyanyian, dialog, tebak-tebakan dan perhitungan. Sebagian Permainan tradisional juga berdasarkan matematika dasar atau cekatan tangan seperti menghitung dan melemparkan batu ke suatu benda. Setiap daerah tentu memiliki permainan tradisional masing-masing. Di mana permainan tradisional tersebut menjadi kebiasaan sebagai interaksi sosial serta membentuk ikatan antarsesama. Manfaat permainan tradisional Bermain merupakan hal yang mengasyikkan bagi anak-anak, terutama permainan tradisional. Kebanyakan permaianan tradisional dimainkan secara bersama-sama atau berkelompok. Berikut beberapa manfaat dari permainan tradisional, di antaranya:

  • Anak menjadi kreatif
  • Mengembangkan kecerdasan logika anak
  • Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak
  • Bisa digunakan sebagai terapi untuk anak
  • Mnegembangkan kecerdasan intelektual anak
  • Mengembangkan kecerdasan emosi antarpersonal bagi anak
  • Mengembangkan kecerdasan natural anak
  • Mengembangkan kecerdasan musikan anak

 

 

Jenis permainan tradisional

Permainan tanpa peralatan

Permainan yang tidak menggunakan peralatan pendukung dalam melakukan permainan. Contoh permainan tradisional tanpa peralatan, di antaranya: Petak umpet Benteng atau gobak sodor Inji-injit semut Tam-tam buku ABC lima dasar Cublak- cublak suweng Ular naga Kucing-kucingan

Permainan dengan peralatan 

Permainan tradisional yang menggunakan alat atau benda waktu memainkannnya, antara lain: Egrang Kelereng Lompat tali karet Layang-layang Congklak Patok lele Bakiak Gasing

Nilai permainan tradisional 

Nilai kejujuran

Permainan tradisional melatih kejujuran seseorang. Artinya jika berbuat kesalahan maka akan kalah dan permainannya diganti. Selain itu tidak curang untuk memenangkan permainan.

Nilai sportivitas

Dalam permainan tradisional ada sikap mematuhi aturan permainan. Setiap pemain harus mengikuti aturan yang disepakati. Jika pemain mengikuti aturan dan tidak berbuat curang, maka ia akan memenangkan permainan.

Nilai kerja sama

Nilai kerja sama dalam permainan rakyat dapat dilihat dalam tim bermain. Kekompakan tim menjadi kunci memenangkan permainan. Sebaliknya, jika tim tidak kerja sama, maka tidak akan menang.

Pengaruh Permaianan Tradisional Terhadap Perkembangan Motorik Anak Usia Dini

Anak belajar sportifitas 

Melalui permainan tradisional seperti congklak, anak belajar nilai sportif, di mana anak belajar menerima kekalahannya atau kemenangan lawannya secara terbuka, bermain secara jujur dan menghargai lawannya. Orangtua bisa memberi apresiasi kepada anak terhadap pencapaian yang diperolehnya. Menang atau kalah bukan menjadi tujuan sebuah permainan tetapi hargailah anak kita karena ia bisa bersikap sportif.

Melatih kemampuan fisik anak 

Permainan modern sekarang ini jarang yang menguras tenaga. Permainan sekarang dibuat lebih praktis dan simpel. Tidak sama dengan permaianan tradisional seperti perbentengan, lompat tali yang membutuhkan banyak gerakan. Permaianan ini sangat membantu motorik anak dalam melaraskannya dengan berkoordinasi dengan anggota tubuh lainnya. Aktivitas ini sangat membantu perkembangan kecerdasan kinestetik anak berhubungan dengan setiap gerakan gerakan anak.

Lebih bersosialisasi 

Hampir semua permainan tradisional menekankan kebersamaan. Tanpa lawan atau teman, anak tidak bisa bermain suatu permainan. Itulah hebatnya permainan tradisional. Di sini anak belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain, tidak secara individual, belajar menunggu giliran, belajar berbagi dan belajar jujur dalam bermain.

Menggali kreativitas 

Beberapa permainan tradisonal seperti congklak dan membuat mobilmobilan dari kulit jeruk bali ternyata bisa mengasah kreativitas anak. Anak dilatih untuk menyusun strategi permainan agar bisa menang atau menciptakan permainan permainan baru dari bahan yang mudah ditemukan. Pada permainan tradisional, pemain dituntut lebih kreatif membuat peraturan permainan sendiri.

Belajar arti dari saling bekerja sama 

Hampir semua permaianan tradisional dilakukan secara berkelompok. Pentingnya saling kerja sama dan membantu tim dalam meraih kemenangan wajib dilakukan. Pada permainan ini anak diajar agar tidak egois dan memberi kesempatan pada timnya agar sama sama mempunyai kesempatan dalam bermain.

Meningkatkan kepercayaan diri anak 

Rasa percaya diri sangat dibutuhkan bagi setiap anak untuk masa depannya. Ketika memulai untuk bermain, tidak ada satu pun anak yang berharap akan kalah duluan, melalui permainan tradisional anak akan belajar mengeluarkan semua kemampuannya untuk menang dan mengalahkan lawannya. Rasa percaya diri inilah yang menjadi bekalnya kelak.

Belajar mengelola emosi 

Pada saat bermain, anak akan meluapkan emosinya dengan berteriak, tertawa, dan bergerak. Keterampilan mengelola emosi secara tepat penting untuk dipelajari demi melatih kecerdasan emosional anak.

Mengajari anak untuk menghargai prestasi orang lain

Dalam beberapa permainan tradisional, anak dituntut untuk bisa menerima kekalahan tim jika timnya kalah. Menghargai kemenangan tim lawan membuat anak belajar untuk berbesar hati dan ikhlas.

Belajar bersikap demokratis 

Pada permainan tradisional, anak-anaklah yang menentukan syarat dan ketentuan dalam bermain. Anak anak belajar berunding membuat keputusan siapa yang akan memulai permainan pertama. Anak juga berunding dalam membagi kelompok bermain.

 

 

KESIMPULAN

Kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa ia hidup serta lingkungan tempat dimana ia hidup. Permainan tradisional sesungguhnya memiliki banyak manfaat bagi anak-anak. Selain tidak mengeluarkan banyak biaya dan bias juga untuk menyehatkan badan bisa juga permainan tradisional adalah sebagai olaraga karena semua permainan mengunakan gerak badan yang ekstra, permainan tradisional sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung, anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional.

Referensi

Paud Pedia, (2022) Membentuk Jati Diri Anak Melalui Permainan Tradisional, diakses pada 8 Januari 2025, melalui https://paudpedia.kemdikbud.go.id/galeri-ceria/ruang-artikel/membentuk-jati-diri-anak-melalui-permainan-tradisional?ref=MTU2NS0zNzVmNjNlYg==&ix=NDctNGJkMWM0YjQ= 

Kumparan ( 2023) Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan, diakses pada tanggal 8 Januari 2025, melalui https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan-serta-perbedaannya-20WPFim1FT1 

Pedia Sure, Orang Tua Wajib Paham 6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini, diakss pada 8 januari 2025, melui https://www.family.abbott/id-id/pediasure/tools-and-resources/infos-about-child-growth/child-growth/aspek-perkembangan-anak.html 

Dr. Khadijah, M.Ag. (2020) Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Teori dan Praktik, dikakses pada 8 Januari 2025, melaui https://elibs.poltekkes-tjk.ac.id/index.php?p=show_detail&id=109122

Lilik Maryati (2023) Pengaruh Permaianan Tradisional Terhadap Perkembanagn Motorik Kasar Anak Usia Dini  diakses pada 8 Januari 2025, melalui https://ejournal.stkipjb.ac.id/index.php/penjas/article/view/2945

Serafica Gracia ( 2022 Agustus 03) Permainan Tradisional,Pengertian Manfaatd an Jenis-jenis, diakses pada 8 Januari 2025 melalui https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/03/190000769/permainan-tradisional--pengertian-manfaat-jenis-dan-nilainya?page=all

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun