Malang- Lebih dari seribu orang muda-mudi berjejal memadati ruangan tertutup di Taman Krida Budaya Malang, pada Ahad (8/2). Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Timur untuk menghadiri sebuah acara yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Sekolah (LDS) Hizbut Tahrir Indonesia DPD I Jawa Timur, yaitu Muslim Youth Movement (MY Movement) 2015. Ini merupakan acara yang diperuntukkan bagi remaja Muslim, dan diadakan di 40 Kota/Kabupaten di Indonesia.
Ribuan siswa dan siswi yang hadir dalam acara MY Movement ini tidak hanya berasal dari daerah Malang, tetapi juga dari daerah lain, seperti Surabaya, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Blitar, Trenggalek, Banyuwangi, Jember, Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Batu, Pasuruan Kota, Bangil, Gonta, Probolinggo, Kraksan, Lumajang, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, dan Tuban. Selain siswa-siswi, juga tampak beberapa guru dan orang tua siswa yang turut hadir dalam acara.
Sebagaimana yang digambarkan di dalam acara ini, bahwa kondisi remaja atau pemuda saat ini sangatlah menyedihkan. Tawuran, pesta miras, narkoba, seks bebas, hingga aborsi, telah menyebar di kalangan remaja. Remaja telah kehilangan jati diri dan idealismenya. Maka, acara MY Movement ini diadakan tidak lain adalah dalam rangka untuk menyadarkan para remaja akan jati diri dan idealismenya.
Dalam sambutannya, Ketua Hizbut Tahrir Indonesia DPD I Jawa Timur, Harun Musa, menyampaikan pentingnya peran pemuda bagi masa depan suatu bangsa.
“Pemuda masa kini adalah pemimpin masa depan. Maka persiapkan diri kalian menjadi pemimpin masa depan,” ungkapnya.
Harun juga menggambarkan kondisi para pemuda pada masa kejayaan Islam. Di mana pemuda pada masa itu benar-benar dididik untuk menjadi seorang pemimpin. Seperti Muhammad Al-Fatih, yang telah mampu menaklukkan Konstantinopel pada usia yang masih sangat muda. Kesuksesan didikan tersebut tentu tidak lepas dari peran aktif orang tua dan guru.
Dalam acara MY Movement ini juga dihadirkan tiga orang narasumber yang berasal dari kalangan siswa, guru, dan orang tua, yaitu Fachri Jauhar Sulaiman (siswa kelas 8 SMP Bina Insan Mandiri Nganjuk), Samik (Dosen Kimia UNESA), dan Moh. Alwan (guru berprestasi sekaligus orang tua dari siswa akselerasi).
Dalam penjelasannya, ketiga narasumber ini sepakat bahwa kesuksesan atau prestasi tidak cukup sebatas di dunia saja, tetapi lebih dari itu dibutuhkan pula kesuksesan di akhirat. Hal ini bisa diwujudkan dengan cara menyeimbangkan antara ilmu dunia dan ilmu akhirat.
“Salah satu penyebab dari permasalahan remaja saat ini adalah kurangnya ilmu. Maka solusinya adalah dengan mencari ilmu, yaitu dengan mengikuti aktivitas halaqah (pembinaan Islam),” jelas Samik.
Hal senada juga disampaikan oleh Alwan. Peraih penghargaan guru berprestasi oleh Presiden RI pada tahun 2014 ini pun berpesan kepada seluruh remaja agar senantiasa berusaha meraih prestasi untuk kemuliaan hidup di dunia dan disertai dengan aktivitas mengkaji Islam.
“Bergabunglah dalam GPS (Golongan Pemuda Spesial), yaitu orang-orang yang berbuat untuk kemaslahatan umat di saat kondisi manusia sudah mulai rusak” ungkapnya.
Acara ini diakhiri dengan pembacaan ikrar remaja Muslim oleh seluruh peserta. Ikrar tersebut meliputi komitmen remaja Muslim untuk senantiasa giat dalam menuntut ilmu dan belajar, berbakti kepada orang tua, mengkaji Islam, mengamalkan, dan memperjuangkannya di dalam kehidupan. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H