Mohon tunggu...
Rizki Amalia Putri Hidayat
Rizki Amalia Putri Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Yogyakarta

Mahasiswa Sastra dan Bahasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Masih Bingung Memulai Menulis? Berikut Cara Dee Lestari Produktif Menulis

2 Oktober 2024   19:40 Diperbarui: 2 Oktober 2024   19:52 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kreativitas itu hanya ditopang dengan rutinitas. Kreativitas itu cair jadi hanya butuh wadah" --Dee Lestari. 

Kreativitas adalah kunci dari segala produk yang tercipta di dunia. Dengan adanya proses kreativitas sebuah ide-ide dan gagasan-gagasan akan muncul yang dapat menjadi benih untuk menciptakan sebuah produk khususnya karya sastra. 

Kreativitas muncul dimulai dari ruang kosong yang memberikan kesempatan pikiran kita mengimajinasikan hal-hal abstrak yang ada di kepala. Pemikiran-pemikiran abstrak inilah yang kemudian akan menjadi ide atau gagasan besar ketika dapat kita konkritkan melalui tulisan. 

Kreativitas tidak serta merta muncul begitu saja. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kreativitas seseorang, diantaranya lingkungan, bacaan, dan imajinasi. 

Lingkungan di sini berperan dalam pembentukan budaya yang mendukung lahirnya proses kreatif baik melalui melamun, membaca, bahkan menulis. Terkesan remeh memang, melamun merupakan pintu awal untuk mencapai pikiran kreatif. Sebab, ruang kosong adalah gerbang utama bagi ide-ide menarik muncul. 

Lain dengan membaca, bacaan merupakan bahan bakar penulis yang menentukan sejauh mana dirinya sanggup menyampaikan gagasan-gagasan dengan bekal pengetahuan yang ia peroleh dari buku-buku yang telah ia selesaikan. 

Begitu juga menulis. Menulis merupakan bagian penting dalam proses kreativitas. Melalui menulis penulis melatih pikiran kita untuk mengkonkritkan ide-ide abstrak yang ada di kepala. Tentunya proses menulis juga tidak terlepas dari proses kreatif di dalamnya. 

Tidak sedikit pertanyaan yang muncul. Apakah kemampuan menulis adalah sebuah bakat? Jawabannya adalah kemampuan menulis memang bermula dari bakat. Namun, bakat dalam hal ini adalah ketertarikan yang besar akan proses menulis. Sehingga bakat sendiri hanya memberikan 10% andil dalam proses menulis dan 90% sisanya adalah keinginan yang kuat untuk menghasilkan sebuah karya. Karena menulis merupakan proses panjang yang tentunya melalui berbagai proses yang tidak mudah. 

Dalam proses menulis, kreativitas merupakan modal utama untuk menghasilkan gagasan-gagasan atau ide-ide dari sebuah karya tulis, dalam hal ini karya sastra. Meski demikian, kreativitas perlu ditopang oleh produktivitas. Seperti yang telah dipaparkan bahwa proses menulis merupakan proses panjang. Maka, produktivitas menjadi energi agar penulis dapat berkarya sesuai dengan peta yang telah ditentukan. 

Untuk memulai menulis, seseorang tidak harus menguasai teknik menulis atau mengenal struktur tulisan terlebih dahulu. Sebab, menulis adalah air mengalir. Menulis hanya perlu memiliki keinginan untuk membagikan pengalaman, perasaan, atau pengetahuan yang dimiliki untuk masyarakat luas. Terkait pengetahuan tulisan dan teknik menulis dapat dipelajari sembari kita membuat karya tulis. 

Baca juga: Angka Rasa

Secara mekanistik, menulis terbagi menjadi beberapa proses termasuk proses kreatif. Selama proses kreatif dalam memvisualisasikan gagasan-gagasan perlu diarahkan oleh struktur. 

Struktur dapat berupa deadline, outline, maupun konsep awal, tengah, dan akhir suatu karya sastra. Dengan begitu, struktur berperan sebagai navigasi penulis untuk tiba di finalisasi karya yang paripurna. 

Jika dibuat dalam bentu peta perjalanan, proses menulis bermula dari proses kreativitas yang menghasilkan imajinasi, proses riset sebagai bahan visualisasi ide dan gagasan yang muncul, proses memetakan konsep dan rentang waktu, dan diakhiri oleh proses eksekusi. 

Navigasi menulis ini ditujukan untuk mempermudah penulis dalam melewati proses menulis yang memakan waktu yang tidak sedikit. Sehingga, apabila terjadi penyelewengan dalam karya sastra tidak terlalu fatal karena bukan berasal dari penyelewengan konsep melainkan hanya dari kesalahan data. 

Dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan penentu dalam sebuah karya sastra. Meski demikian, menulis tidak bisa terlepas dari faktor-faktor penting baik pra menulis, saat menulis, bahkan pasca menulis. 

Semuanya harus berjalan bersamaan sesuai dengan porsi dan fungsinya masing-masing sehingga mampu melewati proses menulis yang terstruktur guna menciptakan karya tulis yang optimal dan bermutu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun