Mohon tunggu...
Rizki Amalia Putri Hidayat
Rizki Amalia Putri Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Yogyakarta

Mahasiswa Sastra dan Bahasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mental Health, Kunci Keberlangsungan Pendidikan

1 Oktober 2024   23:05 Diperbarui: 1 Oktober 2024   23:26 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pinterest.com/pin/571605377717786916/Input sumber gambar

Kesehatan mental dapat dikatakan sebagai baiknya kondisi mental seseorang yang berasal dari ketenangan jiwa dan pikiran. Menurut Reski Amelia, S. Farm., sehat (health) secara umum dapat dipahami sebagai kesejahteraan secara penuh (keadaan yang sempurna) baik secara fisik mental, maupun sosial tidak hanya terbebas dari penyakit atau keadaan lemah. Pemahaman akan mental yang sehat tidak dapat terlepas dari pemahaman sehat dan sakit secara fisik.

Berbagai penelitian telah mengungkapkan adanya hubungan antara kesehatan fisik dan mental individu, dimana pada individu dengan keluhan medis menunjukkan adanya gangguan psikis hinnga taraf gangguan mental. Sebaliknya, individu dengan gangguan mental menunjukkan adanya gangguan fungsi fisiknya. Sehat dan sakit merupakan kondisi biopsikososial yang menyatu dalam kehidupan manusia. Mental yang tidak sehat tentu akan berdampak buruk kepada fungsi fisik seseorang. Hal ini yang dapat menghambat aktivitas dikarenakan kondisi fisik yang tidak optimal.

Di era milenial saat ini banyak seruan-seruan akan urgensi kesehatan mental. Latar belakang fenomena tersebut adalah beberapa waktu terakhir Indonesia telah kehilangan banyak nyawa dikarenakan kasus gangguan mental. Kasus ini tidak jarang menimpa generasi muda yakni mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa yang bunuh diri akibat mengalami stress berkelanjutan. Gangguan mental dapat dipicu oleh berbagai faktor mulai dari pendidikan, sosial, ekonomi, hingga afeksi.

Di era milenial saat ini banyak seruan-seruan akan urgensi kesehatan mental. Latar belakang fenomena tersebut adalah beberapa waktu terakhir Indonesia telah kehilangan banyak nyawa dikarenakan kasus gangguan mental. Kasus ini tidak jarang menimpa generasi muda yakni mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa yang bunuh diri akibat mengalami stress berkelanjutan. Gangguan mental dapat dipicu oleh berbagai faktor mulai dari pendidikan, sosial, ekonomi, hingga afeksi.

Baca juga: Angka Rasa

1. Delusi, paranoia, atau halusinasi
2. Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi
3. Ketakutan, kekhawatiran, atau perasaan bersalah yang terus-menerus menghantui
4. Ketidakmampuan untuk mengatasi stress atau masalah sehari-hari
5. Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.

Jika pemahaman akan kesehatan mental masih dikesampingkan, hal ini dapat berdampak buruk kepada keberlangsungan pendidikan bangsa. Sebab, gejala-gejala tersebut telah mewabah bagi kaum terpelajar bangsa yakni mahasiswa. Gangguan mental dapat menghambat proses pembelajaran mahasiswa yang efektif dan berkelanjutan.

Gangguan mental dapat dicegah dengan beberapa cara yaitu dengan menceritakan masalah yang tengah dialami kepada orang yang kita percayai, menyalurkan hobi atau kegiatan positif dalam rutinitas sehari-hari, kontemplasi atau merenungi dan memahami hal secara utuh dan mendeteksi gejala stress sedini mungkin dengan menganali diri sendiri. Upaya-upaya berikut merupakan wujud mencintai diri sendiri.

Kesehatan mental sangatlah penting bagi seluruh individu terkhusus mahasiswa. Sebab, dengan sehat mental dapat menunjang aktivitas dengan baik dan pembelajaran yang efektif bagi mahasiswa. Adapun karakteristik individu sehat mental mengacu pada kondisi atau sifat-sifat positif, seperti: kejahteraan psikologis (psychological well-being) yang positif, karakter yang kuat serta sifat-sifat baik atau kebajikan (virtues). Harapannya, dengan pemahaman kesehatan mental yang mandalam dapat menunjang keberlangsungan pendidikan bangsa melalui mahasiswa yang sehat, kuat, dan berprestasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun