"Saya dari Cikarang sama keluarga saya mau ke Monas, di mana-mana ramai, di stasiun sampe rebutan masuk KRL, di KRL sumpek banget, kirain mah orang-orang masih pada mudik, ternyata yang enggak mudik juga banyak. Saya dari Stasiun Cikarang sampe nggak duduk. Apalagi waktu transit di Manggarai, saya lihatnya udah capek duluan," ujar Iqbal (34), salah seorang penumpang KRL juga.
"Wah, Ragunan bukan maen ramenya. Ini mah kita ngeliat orang bukan binatang. Mungkin karena tiket masuknya juga murah, jadi sepadat ini. Saya naik KRL dari Stasiun Mangga Besar terus turunnya di Stasiun Pasar Minggu, habis itu saya lanjut naik angkot. Gerbong saya mulai desak-desakan selepas Stasiun Manggarai, banyak yang naik dari sana. Yang turun di Stasiun Pasar Minggu juga banyak banget, kayaknya mereka mau ke Ragunan juga," tutur Fikri (22) yang juga libur lebaran ke Ragunan menggunakan KRL.
Meskipun banyak masyarakat yang meninggalkan Jakarta untuk libur lebaran dan menyisakan pemain inti, tetapi tetap saja Jakarta masih dibilang cukup ramai. Karenanya, pemain inti alias warga lokal Jakarta memang banyak. KRL Commuterline Jabodetabek yang selalu siap mengantarkan penumpang ke berbagai destinasi merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata pemerintah kepada masyarakat. Yang memilih Jakarta sebagai tempat wisata bukan hanya orang asli Jakarta saja, tetapi warga dari sekitar Jabodetabek yang juga meramaikan Jakarta saat libur lebaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H