Desa Kedungurang – Kecamatan Gumelar (Senin, 27 Mei 2024 siang), Tim Kampus Mengajar Angkatan 7 menggelar literasi kebencanaan dengan fokus materi bencana gempa bumi di kelas V. Sebagai salah satu program kerja Kampus Mengajar 7, Literasi Kebencanaan merupakan sebuah upaya edukasi bahaya dan mitigasi bencana kepada siswa. Program yang didesain berupa sosialisasi dan praktek ini memiliki tujuan sebagai pengingat atau eling-eling kepada siswa akan bahaya bencana yang kapan saja dapat menimpanya.
Menjadi salah satu jenis bencana yang rawan terjadi di daerah Kabupaten Banyumas, bencana gempa bumi diangkat dalam kegiatan literasi kebencanaan ini. Gempa bumi juga menjadi bencana alam yang dekat dan dirasakan oleh siswa, sehingga penting kiranya diadakan edukasi dan upaya mitigasi bencana. Selain dasar tersebut, tepat tanggal 27 Mei juga pernah terjadi gempa dahsyat yang mengguncang Yogyakarta 6,3 SR, 2006 silam. Sehingga dapatlah sejenak mengingat tragedi yang menewaskan 5.800 jiwa tersebut.
Edukasi bencana gempa bumi di kelas V (sebagai sasaran program) dilakukan dengan memberikan sosialisasi bencana gempa bumi oleh mahasiswa Kampus Mengajar 7, mulai dari apa itu gempa, jenis gempa, tanda-tanda terjadi gempa, dan langkah-langkah menghadapi gempa (sebelum gempa, saat gempa: di dalam ruangan; di luar ruangan; saat berkendara, dan setelah gempa). Sosialisasi dilakukan di ruangan kelas dan siswa begitu antusias menyimak serta memberikan respon berupa pertanyaan dan diskusi interaktif. Siswa aktif bertanya terkait mitigasi dan bahaya gempa bumi, tentang tas siaga, tentang upaya sebelum terjadi gempa, dan lain sebagainya.
Setelah dilakukan sosialisasi di dalam ruang kelas, siswa diarahkan melakukan simulasi gempa bumi. Kelas dibuat seolah terjadi gempa bumi dengan sirene sebagai tanda seolah gempa itu terjadi. Serentak siswa langsung masuk ke kolong meja, berlindung, menghindari kaca serta hal-hal yang berpotensi menimpanya. Setelahnya, siswa secara bergantian keluar menuju daerah lapang terbuka (dalam hal ini halaman SD Negeri 2 Kedungurang).
Di halaman sekolah, diberikan sosialisasi lebih lanjut terkait hal apa yang dilakukan setelah gempa terjadi. Kegiatan disambung dengan refleksi oleh siswa. Ahlul Furqon (siswa kelas V) secara lugas memberikan refleksi atas edukasi mitigasi bencana gempa bumi yang telah disampaikan. Lagu “Bila Ada Gempa” pun dinyanyikan di akhir kegiatan Literasi Kebencanaan sebagai pengingat akan hal-hal apa saja yang harus dilakukan saat gempa bumi terjadi.
Tim Kampus Mengajar Angkatan 7 selaku penggagas program Literasi Kebencanaan begitu semangat menyikapi tingginya antusiasme siswa. Lima mahasiswa yang tergabung dalam tim KM7 sama-sama berharap ilmu yang mereka berikan dapat diaplikasikan oleh siswa di lingkungan sekitar, manakala terjadi bencana (khususnya gempa bumi).
(Rizki Aldi Cahyono – Tim Kampus Mengajar 7 SD Negeri 2 Kedungurang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H