Seperti kita semua tahu, saat ini hampir seluruh dunia sedang berjibaku dengan Pandemi COVID-19. Satu tahun lebih berlalu, beberapa negara sudah perlahan pulih. Sebut saja Amerika Serikat dan negara Eropa yang sudah mulai melonggarkan aturan protokol kesehatan COVID-19, tapi itu tidak berlaku di Indonesia.
     Alih-alih berangsur pulih, situasi COVID-19 di negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ke-4 tersebut justru semakin mengkhawatirkan. Peningkatan kasus dan kematian dalam beberapa hari kebelakang dan menjangkitnya varian COVID-19 baru menjadi bukti betapa mengkhawatirkannya kondisi COVID-19 di Indonesia. Saking parahnya kemelut COVID-19 di bumi pertiwi, sampai-sampai media asing asal Amerika Serikat, AS pun ikut menyoroti dan menyebut Indonesia bisa jadi episentrum COVID-19 di dunia.
     Mengapa itu bisa terjadi? ada andil budaya didalamnya. Budaya merupakan bagian dari budi dan akal manusia. Budaya adalah pola atau cara hidup yang terus berkembang oleh sekelompok orang dan diturunkan pada generasi berikutnya. Lalu, apa hubungannya dengan kondisi Pandemi COVID-19? Bagaimana memburuknya kondisi COVID-19 di Indonesia tak terlepas dari budaya di Indonesia baik dalam sisi pemerintah atau warganya.
     Menganggap Segala Hal Bisa Menjadi Bahan Bercandaan
     Mari kembali mengingat ketika pandemi COVID-19 pertama mulai menyebar di Wuhan, Tiongkok pada akhir tahun 2019. Saat itu, ketika negara lain sedang menyiapkan rencana untuk mengantisipasi, pemerintah Indonesia justru tidak. Alih-alih antisipasi, pejabat di Indonesia justru malah berkelakar akan virus tersebut, mulai dari "Corona tidak masuk Indonesia, karena izin masuknya sulit", "Masyarakat Indonesia kebal akan corona karena doyan nasi kucing", "Susu kuda liar bisa tangkal corona", dan "Menganalogikan corona dengan pasangan hidup".
     Kesemua pernyataan diatas murni bercandaan tanpa adanya bukti ilmiah. Menyedihkan memang, andai saat itu pemerintah tidak bercanda dan serius menganggap penyebaran virus ini, mungkin kondisi COVID-19 di Indonesia tidak separah seperti saat ini. Penting untuk kita tanamkan, tidak semua hal bisa menjadi bahan lelucon.
     Plin-Plan Terhadap Kebijakan
      Disaat pemerintah Indonesia mengharapkan kerja sama dengan rakyat dalam menghadapi pandemi, namun narasi kebijakan pemerintah sendiri terkait penanganan virus corona selama ini kerap membingungkan. Plin-plan kebijakan pemerintah ini yang mengorbankan rakyat.
      Masyarakat Yang Tidak Mampu Menyaring Informasi
      Pada zaman seperti saat ini, ketika segala informasi mudah didapat ditengah maraknya media sosial, disitu juga terdapat peran masyarakat agar mampu menyaring informasi yang didapat.
         Saat ini, pemerintah tengah menggalakkan program vaksinasi COVID-19, program tersebut bertujuan agar terciptanya herd immunity atau kekebalan kelompok untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 di Indonesia. Namun, hingga saat ini program tersebut dinilai beberapa kalangan belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan banyak rakyat yang belum mau ikut vaksinasi setelah mendapat informasi hoaks atau palsu terkait vaksin lewat medium sosial media.
      Harapan kita semua masih sama, yakni agar cepat usainya pandemi COVID-19 di Indonesia agar kita semua bisa kembali beraktivitas normal dan tidak ada keluarga yang ditinggalkan oleh anggota nya. Semoga kita semua selalu dalam lindungan tuhan yang maha esa. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H