Mohon tunggu...
Rizki Nugroho
Rizki Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Nothing special, but i'll trying to be better.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Perilaku Konsumtif di Kalangan Gen-Z! Karena Media Sosial?

20 Januari 2025   09:46 Diperbarui: 20 Januari 2025   10:17 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto :  Google

     

        Teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang pesat pada era globalisasi saat ini. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi di era digital saat ini, serta perkembangan internet yang kian berkembang pesat. Era modern yang penuh dengan tawaran produk dan layanan, memicu perilaku konsumtif yang dapat menjadi masalah besar bagi banyak orang. Karenanya perilaku ini sering mendorong orang untuk menghabiskan lebih banyak uang daripada yang sebenarnya mereka butuhkan. Tren belanja dan konsumsi cenderung berubah secara signifikan dalam konteks global, perilaku konsumtif pada kalangan Gen Z menjadi perhatian utama. Perilaku konsumtif adalah ketika seseorang menghabiskan uang secara berlebihan tanpa berpikir secara rasional, seringkali mengakibatkan utang besar dan ketidakstabilan keuangan di masa depan menurut (Luas, Irawan, and Windrawanto 2023). Perilaku konsumtif dibentuk oleh berbagai faktor, termasuk faktor internal seperti, gaya hidup, kepribadian, dan pengetahuan, serta faktor eksternal seperti status sosial, keluarga, budaya, dan situasi (Hayati, Yusuf, and Asnah 2020).

        Generasi Z tumbuh dengan era teknologi modern sejak lahir (Hastini, Fahmi, and Lukito 2020). Generasi Z, lahir pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2012, sebagai penerus generasi milenial yang lebih suka hal-hal praktis dan instan dalam menyelesaikan masalah serta mencari solusi. Di era modern ini, gaya hidup konsumtif sudah menjadi hal yang lumrah. Kita dapat dengan mudah menemui gaya hidup konsumtif dari berbagai kalangan, salah satunya yang sering kita jumpai pada kalangan Generasi Z. Hasil riset Katadata Insight Center (KIC) dan Kredivo menyatakan bahwa penduduk usia 18-25 tahun menggunakan sebesar 5,4% dari gaji mereka untuk berbelanja di e-commerce, ini menunjukkan mayoritas gaya hidup konsumtif dimiliki oleh Generasi Z. Gen - Z tumbuh di saat teknologi yang semakin maju dan berkembang. Banyaknya aplikasi e-commerce seperti Shoppe, Tokopedia, Lazada, Gojek, Grab dan sebagainya, membuat mereka jauh lebih konsumtif.

        Gen Z cendrung mempercayai ulasan dari pengguna nyata yaitu seperti influencer, idola, atau public figure yang di jadikan panutannya. Selain itu, mereka tidak hanya membeli produk berdasarkan kebutuhkan, tetapi juga bagaimana produk tersebut mencerminkan identitas sosial dan jati diri mereka. Kemudahan berkomunikasi, berjejaring, berbelanja sangat terbuka luas sehingga sulit untuk kita menahan dalam rasa keinginan untuk membeli sesuaut apalagi sekarang banyak influencer - influencer yang bisa menjadi tempat pemasaran dalam dagangannya. Dengan begitu, Karena rasa perilaku ingin mencoba membeli karena dipakai oleh publik figure sehingga kita ingin memilikinya juga, ditambah lagi barang - barang yang viral namun belum tentu ada manfaatnya hanya sekedar viral di zamannya sesudah itu barang tidak pakai.

      Sehingga perilaku konsumtif sering lebih menjalar terlebih lagi kepada anak muda yang memiliki daya tingkat labil lebih tinggi. Perilaku konsumtif ditimbulkan oleh banyaknya faktor salah satunya adalah rasa ketertinggalan terhadap dunia yang saat ini, selain itu banyak anak muda yang membungkus rasa perilaku konsumtif dengan rasa apresiasi diri. Sehingga dia lupa membedakan antara kebutuhan yang memang sangat dibutuhkan dengan keinginan yang memang setidaknya harus dibeli.

      Media sosial sangat berpengaruh terhadapap tingkah laku generasi Z, Media sosial membuat seseorang terpengaruh berprilaku konsumtif berawal dari melihat artis, influencer, atau pun public figure di media sosial. Sehingga media sosial menjadi ajang pamer barang atau kepuasan yang sama dalam diri orang tersebut. Menurut penelitian (Fransisca & Erdiansyah, 2020) dapat disimpulkan bahwa intensias kegiatan yang dilakukan di media sosial mempengaruhi perilaku konsumtif seseorang. Seperti alat komukasi berupa media sosial yang dimaksud adalah saling bertukar informasi untuk yang sedang tren sehingga menimbulkan perilaku konsumtif.

Sumber Foto : Shuttle Stock
Sumber Foto : Shuttle Stock

*Strategi Edukasi Keuangan

              Literasi keuangan berperan penting dalam pengelolaan keuangan pribadi. Pemahaman yang baik mengenai literasi keuangan dapat membantu individu membuat keputusan finansial yang bijaksana. Namun, literasi keuangan yang rendah cenderung membuat seseorang lebih rentan terhadap perilaku konsumtif.  Transaksi cashless, yang melibatkan penggunaan kartu kredit, e-wallet, dan metode pembayaran digital lainnya, semakin populer di kalangan generasi Z. Kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh metode pembayaran ini mendorong peningkatan frekuensi dan volume konsumsi. Persepsi kemudahan dalam menggunakan digital payment juga berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumtif. Kemudahan ini mencakup berbagai aspek, seperti kecepatan transaksi, aksesibilitas, dan keamanan.

*Kesimpulan

           Untuk mengurangi perilaku konsumtif, penting bagi Generasi Z untuk meningkatkan literasi keuangan. Selain itu, perlu adanya edukasi dan kebijakan yang memastikan keamanan transaksi digital serta mendorong penggunaan teknologi secara bijak. Oleh karena itu, penting bagi pihak terkait untuk terus meningkatkan literasi keuangan di kalangan generasi muda serta memastikan keamanan dan kenyamanan sistem pembayaran digital untuk mengurangi potensi dampak negatif dari perilaku konsumtif. Dengan demikian, penggunaan teknologi dapat dimaksimalkan untuk mendukung kesejahteraan finansial dan pengelolaan keuangan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun