Mohon tunggu...
Rizki Nugroho
Rizki Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Nothing special, but i'll trying to be better.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Strategi Brand And Positioning dengan Panca Indera, Apakah efektif?

25 Desember 2024   16:11 Diperbarui: 25 Desember 2024   16:11 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            

             Dalam dunia bisnis yang ramai dan kompetitif, memiliki brand positioning yang kuat adalah kunci keberhasilan. Brand positioning adalah konsep penting dalam dunia pemasaran yang berfokus pada cara merk mendapatkan tempat di hati serta benak atau pikiran pelanggan dan bagaimana merk tersebut berbeda dari pesaingnya. Untuk keberhasilan dalam brand positioning perlu adanya pemahaman yang mendalam tentang audiens, pasar, dan pesaing. Tentunya melibatkan penelitian yang cukup cermat dan analisa yang tepat untuk memahami preferensi, kebutuhan, dan sikap hingga perilaku pelanggan.

             Bisnis Food and Beverage atau biasa di singkat F&B bukanlah hal yang baru di Indonesia, setiap brand atau merk pasti punya cara tersendiri dalam mengenalkan dan memasarkan produknya kepada khalayak. Upaya dalam penanaman produk dari brand -  brand F&B kepada benak khalayak di perlukan proses Brand And Posisioning, dalam upaya proses tersebut ada berbagai cara yang di lakukan dari segi kemasan, bentuk, iklan yang menarik, serta rasa. Namun kini ada beberapa brand yang memasarkan atau mengenalkan produknya dengan melalui indera penciuman.

             Scent marketing atau sensory marketing adalah bagian dari experiental marketing, dimana dalam penerapannya bisa membuat konsumen merasakan dan mendapatkan pengalaman secara langsung baik sebelum menggunakan sebuah produk atau jasa melalui lima pendekatan (Sense, Feel, Think, Act, Relate) atau setidaknya salah satu dari lima panca indera. Dengan penggunaan strategi sensory marketing tentu saja dapat menanamkan persepsi positif terhadap konsumen sehingga secara tidak langsung bisa memberikan kepuasan pelanggan. Terlebih lagi, strategi pemasaran ini mampu memberikan pengalaman yang berkesan bagi para customer.

            Penerapan strategi marketing ini bisa menyasar pada salah satu indera manusia tetapi akan lebih baik apabila dapat memberikan dorongan kepada konsumen secara multisensory dibandingkan hanya single sensory. Berikut ini adalah 5 hal yang umum pada strategi sensory marketing, yaitu : 

* Sight (Penglihatan), mengandalkan fungsi penglihatan konsumen .

* Smells (Penciuman), aroma tertentu juga dapat mempengaruhi emosi seseorang dan mengingatkan mereka pada pengalaman.

* Taste (Pengecap), berkaitan erat dengan indra penciuman dan efektivitasnya cukup bervariasi.

* Sounds (Pendengaran), pendengaran yang umumnya identik dengan penggunaan musik.

* Touch (Sentuhan), rabaan atau sentuhan membentuk pengalaman yang interaktif untuk pelanggan.

             Salah satu contoh sensory marketing yang tanpa sadar kita temui di ruang publik ketika kita melewati gerai atau outlet brand Roti’O, kita bisa merasakan aroma roti kopi yang fresh walaupun tidak mengkonsumsi produknya sehingga menjadikan aroma tersebut sebagai media komunikasi kepada khalayak untuk menarik calon konsumen membeli produknya. Hal tersebut memberikan pengaruh terhadap emosi dan ingatan konsumen.

           Disisi lain strategi ini mampu meningkatkan brand awareness, yaitu bukan hanya menarik khalayak atau calon konsumen untuk membeli produk tetapi juga mengingatkan mereka terhadap sesuatu yang khas dari suatu brand. Hal ini termasuk dalam proses positioning branding kedalam benak khalayak. Dengan strategi yang dilakukan mampu mencakup berbagai respon yang di dapatkan oleh pelanggan mereka mulai dari kognitif, emosional, perilaku, dan ingatan pelanggan.

            Satu hal yang perlu diketahui bahwa sensory marketing dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang (repurchase intention) artinya brand tersebut mampu meningkatkan penjualan dan peningkatan penjualan ini juga berkaitan dengan kepuasan pelanggan. Sensory marketing dapat diterapkan di berbagai sektor, seperti ritel, makanan dan minuman, pariwisata, perhotelan, dan banyak lagi.

           Secara praktiknya, sensory marketing melibatkan pengembangan strategi multisensory yang konsisten dengan apa yang brand tersebut ingin sampaikan, implementasi strategi multisensory dalam praktik, dan pengukuran hasil.

           Semakin kompetitifnya dunia pemasaran, sensory marketing menjadi salah satu pendekatan yang cukup efektif kepada audiens ataupun calon konsumen serta membantu perusahaan membedakan diri dari kompetitor dengan menciptakan dan membangun pengalaman unik dan menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun