Mohon tunggu...
Rizki_029
Rizki_029 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kelayakan Penjualan Produk di Facebook untuk Konsumen dengan ELM (Elaboration Likelihood Model)

7 Oktober 2015   08:15 Diperbarui: 7 Oktober 2015   08:27 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pada masa ini banyak masyarakat yang bisa mencari uang dari cara-cara yang relatif simple, salah satunya dengan media online, media online juga mempunyai keunggulan misalnya seperti facebook, masyarakat menggunakan facebook untuk sarana menjalin pertemanan dengan banyak orang yang bahkan jauh dengan mereka atau yang sebelumnya tidak mereka kenali sama sekali, tetapi facebook juga dapat menjadi ajang untuk melancarkan proses bisnis masyarakat tertentu. Menurut data The Nielsen Company sebanyak 70% hingga 80% masyarakat Indonesia lebih dominan berbelanja online, jumlah ini terus meningkat dibanding dengan periode sebelumnya yakni hanya 68% saja.

Media online yang satu ini dapat sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan peluang mencari keuntungan dalam menjualkan segala produk. Dengan dibantunya media online seperti facebook ini masyarakat akan dengan mudah menawarkan atau menjual produk mereka kepada masyarakat lain bahkan yang jauh lingkungan dengan mereka, sehingga akan lebih mudah mempopulerkan produk yang sedang mereka tawarkan  sehingga mereka juga tidak akan membuang-buang waktu serta tenaga, pebisnis juga tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk menawarkan atau menjualkan produk di facebook, mereka cukup dengan biaya pulsa untuk online saja.

Tetapi dengan menggunakan facebook pun juga tidak menutup kemungkinan bahwa media online ini juga mempunyai dampak negatifnya yaitu, jika kita sebagai konsumen kita tidak bisa mengetahui lebih jelas kondisi produk tersebut, apakah produk itu layak dipakai atau bahkan sebaliknya, konsumen juga tidak dapat memastikan lebih dalam apakah produk tersebut memang layak untuk di perjualkan atau tidak, karena konsumen hanya bisa melihat dari gambar luarnya saja, sehingga itu dapat menyulitkan konsumen untuk dapat  mengetahui kebenaran produk tersebut sebelum membelinya.

 Dari penjualan produk menggunakan facebook ini juga akan memberikan dampak negatif untuk penjual misalnya penjual tidak mudah mendapatkan banyak konsumen dari teman-teman facebook mereka karena nantinya juga konsumen yang belum sepenuhnya percaya jika mereka tidak melihat langsung produk tersebut. Tetapi ada juga konsumen yang tidak memikirkan lebih lanjut tentang kelayakan produk, dikarenakan konsumen sudah tergiur dengan gambar luarnya yang dapat menarik perhatian.

Dalam kasus ini penulis akan mengkaitkan dengan teori ELM (Elaboration Likelihood Model) dimana teori ini dipaparkan oleh Richard E Petty dan John T. Cacioppo pakar komunikasi persuasif dari Ohio State University AS, tahun 1980. Elaboration Likelihood adalah bagaimana penerima informasi dapat memikirkan argumen-argumen apa yang terdapat di pesan yang disampaikan oleh komunikator sehingga penerima dapat terpengaruhi oleh maksud pesan tersebut. ( Dilansir dari http://komerl.blogspot.co.id/2013/07/elaboration-likelihood.html?m=1 )

Masih menurut Petty & Cacioppo bahwa dalam teori model ini memiliki 2 rute yakni rute:

  1. Central

Bagaimana seorang komunikan jika menerima sebuah informasi atau pesan dari komunikator dia dapat memikirkan dahulu argumen-argumen apa yang terdapat dalam pesan tersebut secara kritis dan rasional, sehingga seseorang yang berada dalam rute ini tidak dapat menerima secara mentah-mentah informasi apa yang dia terima, sehingga dia akan menganalisis dahulu isi dari informasi tersebut.

  1. Peripheral

Bagaimana seorang komunikan jika menerima sebuah informasi atau pesan dia hanya menerima mentah-mentah informasi yang dia terima sehingga komunikan tidak perlu berfikir secara rasional untuk memberikan penilain atas informasi yang dia peroleh.

 Jika seorang konsumen yang sudah tertarik pada produk yang ditawarkan dalam facebook hanya karena tampilan luarnya yang menarik sehingga dia tidak perlu mencari kebenaran tentang produk tersebut secara berkala apakah produk tersebut layak untuk dipakai atau tidak maka konsumen tersebut termasuk dalam golongan peripheral dimana dia hanya menerima mentah-mentah informasi yang dia terima bahkan dia tidak memilah-milah dari referensi yang lain.

Dan jika seorang konsumen yang memikirkan secara kritis tentang informasi yang dia terima sehingga dia akan tetap terus mencari tentang kebenaran produk yang dia ketahui tersebut dengan seksama dan dia tidak hanya memakai satu sumber referensi saja bahkan dia akan terus mencari banyak sumber referensi yang dia butuhkan tentang produk tersebut sehingga dia yakin bahwa produk tersebut layak untuk dia pakai atau dia beli dari seorang produsen, maka konsumen ini termasuk dalam golongan central.

Jadi kalau kita sebagai seorang konsumen harus dapat memilah-milah secara seksama tentang informasi yang kita peroleh, kita perlu mencari kebenaran tentang produk yang ditawarkan pada media online karena kita tidak dapat melihat secara langsung barang tersebut, jangan hanya tergiur oleh penampilan luarnya yang terlihat menarik, agar kita sebagai konsumen juga dapat menikmati produk tersebut sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun