Mohon tunggu...
Rizki Dzakwan Syarof
Rizki Dzakwan Syarof Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, NIM 21107030119

Wong luar kampung yang kadang semangat-kadang mutung

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bangkit dari Keterpurukan Pandemi, Begini Potret Kafe Basabasi

10 Juni 2022   15:13 Diperbarui: 10 Juni 2022   15:21 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang baca Kafe Basabasi | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Setelah situasi pandemi Covid-19 di Indonesia mulai mereda, sejumlah aktivitas sosial mulai dilonggarkan, seperti berkunjung ke kafe. Banyak kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum memiliki kebiasaan berkunjung ke kafe untuk mengerjakan tugas, berdiskusi dengan teman, atau hanya bersantai sambil minum kopi.

Kafe sudah seperti surga bagi remaja kekinian yang mudah merasa bosan. Di kota Yogyakarta sendiri, terdapat beberapa kafe yang sering ramai pengunjung, salah satunya yaitu Kafe Basabasi yang didesain sebagai ruang untuk baca dan diskusi. Kafe Basabasi merupakan sebuah tempat yang lebih efisien untuk mengerjakan tugas kuliah maupun diskusi pekerjaan.

Kafe Basabasi didirikan pada 18 november 2017 oleh Edi Mulyono, seorang pria yang gemar membuat novel dan puisi. Kafe ini berada di tengah-tengah pusat kota dan kampus, tepatnya di Jalan Sorowajan Baru, Tegal Tanda, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sejarah nama Kafe Basabasi sendiri, sebenarnya berawal dari upaya branding nama Percetakan Basabasi yang sebelumnya belum terangkat. Hal ini berkaitan dengan konsep ruang baca dan diskusi yang dicetuskan oleh sang pemilik yakni Edi Mulyono, bahwa Percetakan Basabasi merupakan puisi sastra. Dengan demikian menjadi konsep Kafe Basabasi sebagai ruang untuk baca serta diskusi.

Konsep Kafe Basabasi ini hasilnya sangat efektif, sebab banyak mahasiswa yang berdatangan untuk berdiskusi dengan temannya dan terkadang mencari sumber referensi dari buku-buku yang tersedia di Kafe Basabasi.

Ruang baca Kafe Basabasi | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Ruang baca Kafe Basabasi | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Namun, di tengah banyaknya persaingan dan perkembangan kafe di Yogyakarta. Fenomena Covid-19 datang begitu saja, banyak pengusaha yang kebingungan mengatasi penurunan omset penjualan hingga mengalami kebangkrutan pada kafenya, dikarenakan diberlakukannya PSBB.

Berawal dari tahun 2019, Covid-19 melanda Indonesia bahkan dunia. Sejumlah pembatasan aktivitas sosial membuat industri kafe menemukan cobaan berat, kendati demikian banyak pengusaha yang berusaha mengompensasi penurunan pendapatan dengan menggiatkan penjualan dengan sistem online.

Namun, kali ini setelah situasi Covid-19 mulai mereda dan pemerintah merelaksasikan pembatasan kegiatan masyarakat, para pengusaha merasa yakin akan bangkitnya kembali industri kafe di Indonesia.

Usaha kafe untuk makan di tempat, tentu saja mempunyai prospek yang bagus, dikarenakan sudah dua tahun lamanya masyarakat Indonesia harus mengurangi aktivitas sosial, dan kini ingin kembali bersosialisasi seperti sebelum fenomena pandemi Covid-19.

Seperti pada Kafe Basabasi, dalam upaya membangkitkan industri kafe pasca pandemi, pihak Kafe Basabasi melakukan berbagai inovasi-inovasi agar usaha berjalan dengan baik di saat pandemi maupun pasca fenomena Covid-19 ini.

Karyawan Kafe Basabasi sorowajan Mohammad Ilyas mengatakan bahwa Kafe Basabasi ini menjalankan bisnis secara offline dan sistem online. Hal tersebut dikarenakan dalam dunia bisnis, digitalisasi memang harus dilakukan. Tetapi peluang offline dengan makan di tempatlah yang harus diprioritaskan.

"Sistem penjualan yang ada pada Kafe Basabasi saat ini berlangsung secara offline, jadi bisa makan di tempat yang mempunyai peluang besar, serta dengan sistem online yang berfungsi untuk beradaptasi dengan zaman dan gempuran pandemi," jelasnya.

Dengan sistem online, digitalisasipun dijalankan. Dengan itu, para pelaku UMKM kuliner dapat memiliki akses pasar yang semakin luas dan meraup lebih banyak pelanggan.

Kafe Basabasi merupakan tempat yang efisien untuk mengerjakan tugas kuliah maupun diskusi pekerjaan. Maka itu, Kafe Basabasi dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang untuk kenyamanan pengunjung seperti Wifi, setop kontak, ruang baca, televisi, Live music, kamar mandi dan lain sebagainya.

Banyak menu makanan dan minuman yang tersedia di Kafe Basabasi, seperti nasi goreng, magelangan, nasi ayam, nasi pecel, berbagai olahan mie dan berbagai camilan seperti kentang, jamur, tempe dan tahu, roti, aneka olahan pisang dan lain-lain.

Untuk minumannya sendiri, jenis minuman yang sering dipesan oleh pengunjung Kafe Basabasi adalah kopi. Kafe Basabasi merupakan kafe yang identik dengan varian menu kopinya, seperti arabika gayo senncoin, arabika mandaeling, arabika kintamani, arabika gayo wine, arabika argopuro, robusta cangkir, kopi susu cangkir, es kopi susu aren cup, es kopi susu milo cup dan lain-lain.

Seperti Fauzan, Mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berkunjung ke Kafe Basabasi bersama teman satu perkuliahannya untuk berdiskusi sambil menikmati secangkir kopi.

"Saya sendiri kalau di rumah sering meminum kopi. Menyenangkan sekali di Kafe Basabasi ini tersedia minuman berbagai varian kopi. Kopi yang saya pesan adalah secangkir kopi robusta karena robusta memiliki rasa yang cenderung kuat dan pahit yang dapat membatasi efek penuaan dini," ucap Fauzan.

Dalam mempertahankan serta membangkitkan bisnis pasca pandemi Covid-19, Kafe Basabasi melakukan berbagai strategi komunikasi pemasaran. Yang pertama, dengan mengubah bentuk periklanan menjadi efektif dan efisien dengan menggunakan media digital, mulai dari instagram, facebook, twitter, hingga youtube sebagai bentuk promosi online.

Yang kedua, dengan melakukan kegiatan promosi seperti interaksi langsung dengan pangunjung untuk menjual produk atau layanan yang ada di Kafe Basabasi sebagai bentuk promosi offline. Sehingga para kasir harus lebih kreatif dan persuasif dalam menawarkan produk makanan atau minuman ketika sedang bertransaksi dengan pengunjung di meja kasir, agar pengunjung memesan banyak makanan atau minuman.

Selain itu, karyawan Kafe Basabasi juga harus memelihara komunikasi pemasaran yang baik, yang bertujuan untuk menjaga citra yang sudah terbentuk pada pengunjung Kafe Basabasi, agar para pengunjung selalu percaya dengan pelayanan Kafe Basabasi.

Jadi, strategi-strategi khusus dan tepat memanglah hal yang sangat diperlukan dalam mencapai kinerja yang unggul. Hal tersebut telah dibuktikan oleh Kafe Basabasi sendiri yang saat ini telah memiliki 6 cabang di Yogyakarta, antara lain di Sorowajan, Nologaten, Kragilan UAD, Condongcatur, Tamantirto UMY, dan Timoho APMD.

Saya bersama Mohammad Ilyas sedang berbincang tentang Kafe Basabasi | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Saya bersama Mohammad Ilyas sedang berbincang tentang Kafe Basabasi | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun