Menurut Puan, jika tidak bisa berdonasi, masyarakat bisa saling membantu lewat aksi. Misalnya, membuka dapur umum atau mengumpulkan kebutuhan-kebutuhan harian dari sumbangan untuk disumbangkan pada pihak lainnya.
Puan memandang bahwa menumbuhkan sifat kedermawanan ini sebenarnya bukan hanya untuk kebaikan orang lain, tetapi juga diri sendiri. Puan mengutip salah satu studi yang meneliti bahwa perilaku dermawan bukan hanya memberikan kebaikan pada penerima, tetapi juga pada pemberi.
Ada respons otak yang baik ketika seseorang memberi. Utamanya dapat mengurangi kecemasan dan stres. Kesejahteraan secara mental didapatkan oleh sang pemberi yang dermawan. Maka dari itu, penting untuk menebalkan sifat-sifat positif di masa pandemi.
Bagaimana pun, kesehatan mental juga mempengaruhi daya tahan tubuh untuk menghindari penularan Covid-19. Semakin mental kuat, tubuh juga akan kuat dan membangun imunitasnya dengan baik.
Imunitas memang menjadi faktor utama yang diandalkan dalam mempertahankan kondisi tubuh tetap sehat dan jauh dari risiko virus corona
"Mari isi hari di masa pandemi ini dengan penuh manfaat dan produktivitas dalam berbuat baik. Jika tidak bisa bantu dengan materi, bantu dengan kata-kata hiburan atau saling mendengar di antara teman, kerabat, serta keluarga. Hadir secara virtual saja sudah cukup untuk saling menghibur, terutama mereka yang sedang terpapar virus Covid-19," ujar Puan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H