Mohon tunggu...
RIZKI KURNIAPUTRA
RIZKI KURNIAPUTRA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING

RIZKI KURNIA PUTRA, MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Model Problem Based Learning sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Layanan Bimbingan dan Konseling

12 Januari 2024   22:31 Diperbarui: 12 Januari 2024   22:46 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penerapan Model Problem Based Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Layanan Bimbingan dan Konseling

Rizki Kurnia Putra

PPG Prajab Bimbingan dan Konseling, UKSW Salatiga

E-mail : rizkilurniaputra17@gmail.com 

 

ABSTRAK

Artikel ini membahas penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Melalui kajian literatur, ditemukan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan PBL dapat signifikan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA, SMP, dan kelas XI SMK. Guru Bimbingan Konseling (BK) diharapkan untuk mengintegrasikan PBL dalam praktik. Kesimpulannya, PBL dalam bimbingan dan konseling efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, memberikan kontribusi pada pengembangan strategi pembelajaran yang relevan dengan pendidikan modern.

Kata Kunci : Problem Based Learning, Berpikir Kritis, Bimbingan dan Konseling

PENDAHULUAN

Pendidikan modern menghadapi tantangan yang semakin kompleks, yang menuntut pengembangan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik. Menurut Halpen (dalam Norisia 2020), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Kemampuan ini bukan hanya penting dalam memecahkan masalah sehari-hari, tetapi juga memiliki dampak signifikan dalam mencapai kemandirian dan kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan. Menurut  Guo (2016), berpikir kritis termasuk ke dalam high order thinking skill (HOTS) yang berfokus pada kegiatan menginterpretasi, menganalisis, mengevaluasi, membuat kesimpulan dan pertimbangan berdasar bukti, konseptual, metodologis, atau kontekstual. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah melalui layanan bimbingan dan konseling. Serupa  dengan Panduan Operasional Penyelenggaraan (POP) BK (2016), yang merupakan dasar regulasi resmi bagi pelaksanaan BK di satuan pendidikan, BK adalah upaya sistematis, logis, terporgram dan berkelanjutan untuk menfasilitasi perkembangan peserta didik dalam mencapai kemandirian. Dari kemandirian itu harapannya juga akan mencapai perkembangan yang optimal.

Berdasarkan pemahaman akan urgensi berpikir kritis, model pembelajaran yang menonjol sebagai strategi efektif adalah Problem Based Learning (PBL). Menurut Suradijono, (dalam Norisia 2020), PBL adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Penerapan model PBL dalam layanan bimbingan dan konseling menjadi sebuah langkah progresif untuk memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. PBL tidak hanya merangsang keterlibatan aktif peserta didik, tetapi juga menciptakan konteks pembelajaran yang relevan dengan masalah-masalah dunia nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun