Mohon tunggu...
Rizki Arrum
Rizki Arrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Salatiga

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Selebriti Berpolitik Wujud Masih Adanya Demokrasi di Indonesia?

26 Juni 2024   22:45 Diperbarui: 26 Juni 2024   22:45 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebenarnya keterlibatan selebriti dalam dunia politik sah-sah saja, hal ini bukanlah hal yang salah apalagi menyalahi aturan. Karena mereka merupakan warga negara Indonesia yang memiliki persamaan hak untuk memilih dan dipilih yang tertuang dalam UUD 1945 pada pasal 28. Dengan syarat mereka dapat melaksanakan tugas dan bertanggungjawab atas kepercayaan yang sudah diberikan serta memenuhi syarat sebagai pemimpin. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa ada yang lebih pantas untuk terjun kedalam politik. Dilihat dari segi Pendidikan, pengalaman politik dan organisasi. 

Dampak dari selebriti berpolitik, tejadinya kekhawatiran dari masyarakat bagi masa depan bangsa apabila dipimpin oleh selebriti. Mereka menilai selebriti masih kurang dalam pengetahuan politik. Menurut Arya Fernandes Peneliti dari Departemen Politik dan Hubungan Internasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyatakan bahwa pengalaman dan pengetahuan ternyata tidak wajib dimiliki oleh siapapun, baik itu selebriti ketika masuk pertama kali dalam ranah politik. Mereka dapat belajar sambil berjalan. Untuk masuk politik berarti tidak harus mengetahui secara matang atau bahkan nol terkait pengetahuan dalam bidang politik. 

Mereka direkrut karena popularitas yang mereka punya, sehingga dapat meraup suara yang banyak. Kepopuleran mereka menjadi nilai tambahan namun karena kurangnya Pendidikan politik, maka hal ini menimbulkan pro dan kontra. Namun, menurut penulis dengan maraknya selebriti yang terlibat dalam dunia politik ini tidak melulu berdampak negatif. Dari hal tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa masih adanya demokrasi di negeri ini. Terlihat dari semua lapisan masyarakat dapat berpartisipasi sebagai calon legislatif maupun eksekutif. 

Banyaknya masyarakat yang belum paham mengenai politik menjadi tantangan bagi politik di Indonesia. Mereka yang belum paham betul akan politik biasanya memilih karena tahu orang itu lewat media tanpa mengetahui visi dan misi dari calon. Menurut beberapa sumber banyak dari mereka yang mencoblos karena tahu dari televisi. Mereka menganggap bahwa tokoh mereka dalam film itu sama dengan kehidupan aslinya. Contohnya Rano Karno, mereka tahu Rano Karno karena sinetron yang dibintanginya Si Doel, dimana dalam sinetron tersebut ia memiliki sifat yang baik, pintar dan bijaksana, sehingga masyarakat menganggap hal itu sebagai watak aslinya. 

Fenomena selebriti ikut dalam dunia politik menggambarkan keadaan kaderisasi partai politik di Indonesia. Hal ini menandai bahwaasannya kaderisasi partai politik sangat buruk. Dalam perekrutan kader, mereka parpol mengesampingkan elektabilitas dan mengutamakan popularatas. Faktanya masyarakat lebih bersimpati dengan selebriti daripada tokoh elite politik. Sebab kurangnya pemahaman masyarakat dalam politik. Sehingga masyarakat mencoblos dari yang mereka tahu tanpa tahu visi misinya. 

Data Selebriti yang Terjun dalam Ranah Politik

Fenomena selebriti terjun ke dunia politik untuk mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) ini telah berlangsung pada masa reformasi. Menurut data yang ada, selebriti masuk politik mulai terlihat di Pemilu 2004. Pada saat itu terdapat 38 selebritis yang berpartisipasi. Lalu pada Pemilu 2009 terjadi peningkatan jumlah selebriti yang ikut mencalonkan sebagai legislatif, ada sekitar 61 orang. Selanjutnya, pada Pemilu 2014 terjadi peningkatan lagi, ada 71 selebritis yang berpartisipasi dan pada Pemilu 2019 terjadi pelonjakan partisipasi dari selebriti yakni 91 orang. Namun, pada Pemilu 2024 terjadi penurun sehingga hanya ada 62 orang yang ikut berpartisipasi. (Silvanus Alvin: Kompas.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun