Mohon tunggu...
Rizki fajar ferdiansyah
Rizki fajar ferdiansyah Mohon Tunggu... Penegak Hukum - ahlan wa sahlan

Men sana in corporesano

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Peduli Semeru : Kegiatan KKN Kelompok 07 Universitas Jember di Desa Penanggal Kabupaten Lumajang

12 Februari 2022   21:48 Diperbarui: 13 Februari 2022   00:37 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sebagian perwakilan mahasiswa KKN Kelompok 7 terlihat sedang melakukan konsultasi kepada Sekdes Desa Penanggal.

Kabupaten Lumajang

Kegiatan KKN kelompok 7 Peduli Semeru Universitas Jember

Penulis : Annisa Widya Maharani


           Lumajang-Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember tahun akademik 2021/2022 cukup berbeda dengan KKN sebelumnya. Bedanya, pada program kali ini fokus pada peristiwa pilu pasca erupsi gunung Semeru yang ada di Lumajang. Bertemakan KKN-Tematik Kolaboratif Peduli Semeru, Universitas Jember khususnya pihak LP2M menggait dua sasaran, yakni pada masyarakat dan menjadi relawan peduli Semeru. KKN Tematik yang diusung oleh Universitas Jember meliputi 4 tema, yakni Literasi, Stunting, Sanitasi, dan Kewirausahaan. Dalam keberlangsungan program KKN, mahasiswa sejumlah 376 dari berbagai fakultas terbagi menjadi 15 kelompok. Salah satu kelompok yang dekat dengan lokasi Posko Bencana yakni kelompok 7 yang berada di Dusun Krajan.

            Dalam kegiatannya, kelompok 7 memilih dua dari empat tematik yang ada yaitu Literasi dan Sanitasi. Tema yang diusung menjurus ke master plan pemungutan sampah dari tiap dusun dan desa serta hutan literasi digital. Master plan pemungutan sampah untuk desa diberikan kepada pihak desa karena kelompok 7 merasa bahwa sistem pemungutan sampah serta lingkungan di sekitar masih minim terhadap kebersihan lingkungan. Salah satunya yakni masyarakat masih suka membuang sampah di sungai (baik sampah organik dan anorganik). Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan cara tersebut dinilai lebih praktis dalam mengatasi sampah rumah tangga yang dihasilkan, sehingga masyarakat lebih memilih untuk membuang sampah di sungai atau dibakar pada sekitaran halaman rumah. Hal ini dibuktikan ketika kelompok 7 melakukan pendekatan dengan warga dusun Krajan mengenai sampah. Selain itu, hal ini didukung pula dengan belum adanya fasilitas untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di desa seperti TPS, TPA ataupun kendaraan pengangkut sampah. Salah satu solusi yang dapat mengatasi masalah ini yaitu penyediaan layanan yang berkualitas dengan membuat program pengelolaan sampah secara terpadu (Master plan pemungutan sampah). Hasil dari diskusi dengan Mas Dio (Kepada Dusun) dan Cik Ono (Kepada Desa), kedua belah pihak menyetujui terkait master plan sampah yang diajukan.

            Langkah awal yang dilakukan yakni berdiskusi dengan 12 Ketua RT yang ada di Dusun Krajan. Setelah mengetahui permasalahan dari tiap RT, dilakukan diskusi ulang dengan Mas Dio selaku Kepala Dusun. Tak sampai situ, kelompok 7 melakukan bonding dengan masyarakat untuk mengetahui permasalahan yang ada. Selain itu kelompok 7 juga aktif dalam kegiatan bermasyarakat yakni pada kegiatan jumat bersih, pengajian, hingga pembangunan rumah warga yang terdampak. Dalam kegiatan tersebut Kelompok 7 memanfaatkan momen untuk menggali informasi terkait keresahan daripada masyarakat di dusun. Sehingga dari kegiatan tersebut dapat kami tarik benang merah bahwa memang Desa Penanggal khususnya Dusun Krajan memiliki masalah terkait pengelolaan sampah. Menanggapi permasalahan tersebut langkah selanjutnya yang dilakukan yakni melakukan brainstorming untuk membuat sistem terkait pengelolaan sampah. Brainstorming dilakukan untuk menyatukan banyak ide/plan yang diajukan, hasil dari kegiatan tersebut bertujuan untuk memutuskan satu sistem dengan menyesuaikan situasi dan kondisi untuk keberlangsungan program pengelolaan sampah di Dusun Krajan. Program pengelolaan sampah yang akan diusung memanfaatkan sistem GIS (Geoghrapic Information System), ini merupakan sistem komputer yang menyimpan data geografis yang ditampilkan berdasarkan pada keadaan sebenarnya. Dengan sistem ini maka Kelompok 7 dapat mengetahui estimasi mengenai peletakan TPS yang sesuai dengan geografis dusun.

sebagian perwakilan mahasiswa KKN Kelompok 7 terlihat sedang melakukan konsultasi kepada Sekdes Desa Penanggal.
sebagian perwakilan mahasiswa KKN Kelompok 7 terlihat sedang melakukan konsultasi kepada Sekdes Desa Penanggal.

            Setelah kegiatan tersebut kelompok mengajukan RT 1, 11, dan 12 dijadikan sebagai percontohan dari sistem yang ada. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat menerima terkait sistem yang diberikan dan berdampak baik untuk desa. Hal ini juga disetujui oleh Kepada Dusun dan Kepala Desa, namun dalam percontohan kali ini belum bisa terealisasikan karena pemasangan gerobak sampah yang belum selesai. Namun tak kehabisan ide, kelompok 7 memilih untuk menyebar kuisioner dan melakukan bonding kembali dengan masyarakat secara door to door untuk melakukan pengisian kuisioner tentang sampah.

            Kabar baik juga datang bahwa munculnya ide atau master plan sampah dari kelompok 7 menjadikan pihak desa berani untuk memberikan inventaris terkait truk sampah. Dengan bermain di scoop yang lebih kecil yakni berupa sistem pengangkutan sampah dari tiap rumah ke TPS menjadikan desa mampu dan berani untuk mengadakan hal ini.

"Kabar baik bahwa dalam dekat-dekat ini terkait truk sampah akan diadakan. Terkait kelompok yang mengadakan percontohan di RT 11 dan 12 sangat kami apresiasi karena masalah sampah ini merupakan permasalahan utama yang ada di dusun kami, besar harapan kami apabila adik-adik sekalian dapat membantu kami dengan adanya Master plan yang sudah diusung" kata Cik Ono selaku Kepala Desa Penanggal dalam pertemuan KKN kemarin.

            Tak berhenti sampai situ, kelompok 7 melakukan sosialisasi mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Gizi (makanan sehat), serta Pengetahuan Terhadap Sampah kepada 3 lembaga pendidikan, yakni TK Tunas Rimba, SD 01 Penanggal, SD 03 Penanggal, dan SMPN 2 Candipuro. Dengan sasaran sosialisasi yang diberikan kepada anak sekolah, harapannya ilmu dapat terserap dengan baik dan dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, anak-anak merupakan aset yang akan mejadi generasi penerus masa depan bangsa. Maka dengan hal itu, KKN-T kelompok 7 memberikan edukasi yang sesuai dengan lingkup dusun yakni kurangnya kesadaran terhadap Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Pengetahuan Terhadap Sampah mengingat masih banyak sekali anak-anak hingga orang dewasa masih membuang sampah sembarangan. Selain itu edukasi mengenai Gizi (makanan sehat) digalakan agar anak-anak sekolah mengetahui pentingnya menerapkan pola makan yang sehat, seperti makan-makanan 4 sehat 5 sempurna. Diharapkan anak-anak dapat menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kehidupan sehari hari, contoh kecilnya yaitu dengan mengurangi makan makanan yang mengandung MSG serta sadar akan kebersihan diri dan lingkungan.

foto bersama pasca sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat di SD 03 Penanggal.
foto bersama pasca sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat di SD 03 Penanggal.

            Berdasarkan Kemenkes, contoh PHBS di sekolah meliputi: Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, mengonsumsi jajan sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat, olahraga yang teratur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di lingkungan sekolah, membuang sampah pada tempatnya, dan melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Kelompok 7 menyasar tema PHBS pada bagian cuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan sehat, larangan merokok, serta pembuangan sampah pada tempatnya. Hal ini disesuaikan kembali dengan kondisi sekolah. Sosialisasi berjalan dengan baik, yakni dengan terciptanya bonding antar siswa dan mahasiswa karena pola penyampaian yang ringan dan mudah dimengerti.

            Selain itu, kelompok 7 dalam tema sampah juga menyasar dibagian relawan. Kelompok 7 melakukan kolaborasi dengan UPT. RSBW (Rehabilitasi Sosial Bina Rungu Wicara) DINSOS Pasuruan untuk pengadaan tempat sampah di tiap tenda pengungsi. Selain itu, kelompok 7 dan pihak RSBW Dinsos Jatim melakukan pendampingan kepada anak-anak untuk pemulihan trauma (trauma healing) yang berlokasi di LDP Posko Lapangan. Tak hanya itu, kedua belah pihak yakni KKN Kelompok 7 beserta Dinsos Jatim juga melakukan door to door ke tiap tenda untuk melihat kondisi yang ada dalam tenda, bercengkrama, serta memberikan sedikit hadiah kepada yang membutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun