4.)Waspadalah tempat-tempat yang memungkinkan dijadikan tempat bersembunyi bagi ular. Seperti lubang/liang, pohon, semak, hingga tumpukan kayu bakar dan reruntuhan bangunan.
Menurut WHO dalam Guidelines for the Management of Snakebites 2nd Edition 2016 , Korban gigitan ular paling banyak pada rentang  usia 10-19 tahun. Berikut edukasi mengenai hal lain yang dapat dilakukan masyarakat umum  menurut WHO sebagai pencegahan ancaman gigitan ular:
a.) Gunakan sarung tangan dan sepatu yang menutup kaki saat bekerja atau beraktivitas di area yang memungkinkan ditemukan ular. Sekitar 67 % gigitan ular terjadi pada lengan dan kaki;
b.)Menggunakan tongkat atau kayu untuk menakuti dan mengusir ular bila menemukan ular mendekat atau mengejar saat aktivitas serta berusaha lari menjauh sejauh mungkin.;
c.) Menggunakan alat penerang seperti senter saat berjalan diluar rumah ketika malam hari dan memasang penerang/lampu yang cukup disekitar rumah;
d.) Berhati-hati dan memperhatikan sekitar saat hendak buang air besar atau berkemih, terutama saat di lingkungan terbuka. Sekitar 8% dari korban tergigit ular adalah orang yang hendak buang air di tempat terbuka;
e.) Menggunakan ranjang yang lebih tinggi dari lantai dan disarankan Menggunakan kelambu terutama bagi yang tinggal di wilayah yang sering terjadi serangan ular;
f.) Hindari tidur dekat dengan tempat penyimpanan, makanan, maupun dapur. Tempat tersebut sering didatangi tikus yang merupakan mangsa alami ular sehingga dapat  memancing ular datang untuk mengikutinya.
Pertolongan Pertama
Bagi korban yang terlanjur tergigit ular maka hal yang harus dilakukan adalah tetap berusaha tenang dan segera ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Memang tak mudah untuk tetap berusaha tenang ketika kejadian tersebut dialami. Namun, dengan tenang, hal itu akan membuat detak jantung tetap stabil. Orang yang panik jantungnya akan berdetak lebih cepat sehingga dapat mempercepat bisa ular/racun menyebar melalui aliran darah.