Mohon tunggu...
GM RIZKA ZANNAH RIA
GM RIZKA ZANNAH RIA Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Mahasiswi IAIN JEMBER Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Hobi : traveling dan berenang Motto hidup: apapun yang terjadi tetap di syukuri :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Tokoh-tokohnya

6 Mei 2020   12:13 Diperbarui: 6 Mei 2020   12:10 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bismillahirrahmanirrahim


Artikel saya kali ini akan membahas Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Tokoh-tokoh pemikirannya.

Progresivisme berasal dari kata "progres" yang artinya kemajuan. Secara istilah yaitu suatu aliran yang menginginkan kemajuan atau perkembangan secara baik dan cepat.

Didalam pendidikan progresivisme menekankan pada penyelenggaraan Pendidikan di sekolah yaitu dengan diadakannya kegiatan-kegiatan yang melatih peserta didik untuk berfikir secara luas dan teratur. Aliran ini dapat menggunakan metode seperti percobaan pengamatan yang pernah dilakukan(pengalaman), analisis dan kesimpulan terkait dengan apa yang mereka sedang hadapi. Dengan begitu peserta didik dapat berkembang secara pesat dan dapat melatih dalam mengambil keputusan baik untuk diri sendiri maupun orang lain serta dapat menempatkan dirinya secara baik di lingkungannya.

Tujuan aliran ini dalam pendidikan yaitu untuk mengembangkan serta memajukan pemikiran peserta didik agar menjadi lebih baik kedepannya.
 
Tokoh-tokoh dalam aliran Progresivisme, seperti :

George Axtelle, William O, Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B. Thomas dan Frederick C. Neff .

Pemikiran dari tokoh-tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan yang ada, baik yang mengenai manusia maupun yang lain,itu tidak bersifat sama atau statis akan tetapi selalu mengalami perubahan-perubahan. Yaitu  perubahan-perubahan yang disebabkan oleh kemampuan manusia dalam mempelajari banyak hal dan juga memikirkan serta mengantisipasi hal-hal yang akan datang.  

Adapun tokoh lainnya :
- John Dewey (185- 1952)
Ia berpendapat bahwa sekolah lebih menekankan pada minat peserta didik dari pada menekankan pada mata pelajaran yang ada di sekolah.
- Hans Vaihinger (1852-1953)
Ia berpendapat bahwa kata "tahu" hanya bersifat praktis karena salah satu upaya dalam berfikir yaitu dengan memberikannya pengaruh-pengaruh atau perubahan di dunia.
- William Jeams(1842-1910)
Ia berkeyakinan bahwa fungsi otak dipelajari sebagai  objek pertama dalam mempelajari dari ilmu pengetahuan alam, Ia juga menolong membebaskan ilmu jiwa dari gagasan teologis dengan menaruh diatas dasar ilmu perilaku.


Semoga bermanfaat......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun