Buku populer yang ditulis langsung oleh peneliti variasi keagamaan jawa ini, sampai saat ini masih hangat dibicarakan. Judul buku ini adalah The Religion of Java yang ditulis oleh peneliti populer yaitu Clifford Geertz.
Topik ini semakin hangat karena banyak masyarakat membicarakan tentang santri serta abangan, Guru Besar Filsafat Kebudayaan Islam Univeritas Paramadina, Prod DR Abdul Hadi WM, menyatakan istilah 'santri' berasal dari kata Sanskerta 'sastri". Sastri artinya dalam bahasa Sanskerta ialah orang yang melajari suatu ajaran (sastra). Jadi kata 'santri' ialah orang yang mempelajari suatu ajaran, dalam hal ni ajaran agama.
Menurut pendapat Geerzt sendiri, ketika ia memulai penelitian nya mengatakan bahwa ada dua perbedaan umum yang terang-terangan ketika kita berbicara mengenai istilah ini yaitu bebrbicara mengenai perbedaan antara santri dan abangan.
Sederhana nya menurut Geertz, santri adalah bagian maksyarakat jawa yang sangat taat kepada ajaran-ajaran agama islam. Sedangkan abangan bagian yang berbanding terbalik yakni abangan memiliki ajaran-ajaran islam yang sangat longgar dan ia tidak selalu taat pada ajaran agama islam.
Geerzt juga berpandangan bahwa perbedaan kedua ini yang sangat jelas antara santri dengan abangan adalah organisasi sosialnya.
Jika abangan bergantung pada ruang lingkup sosial yang sangat mendasar seperti rumah tangga.
Sedangkan santri berfokus pada satu rasa sebagai satu organisasi (umat) sebagai yang utama.
Membahas mengenai santri, mereka melihat islam sebagai lingkup sosial yang konsentris, dimana mereka melihat jika islam tumbuh dan berkembang dengan cepat serta luas.
Namun menurut Geertz, santri berpusat di berbagai lembaga sosial paling utama, yakni partai politik islam, sekolah agama, birokrasi pemerintah, dan struktur lembaga keagamaan.
Negatif nya, Geertz gagal dalam membedakan adat dengan agama. Menurut Subarkah Adanya perbedaan ini bila tidak disadari oleh orang maka akan melahirkan penafsiran keliru tentang fenomena empiris tertentu yakni adanya kenyataan bahwa agama itu berbeda dengan adat.Â
Alhasil harus dibedakan antara pola perilaku pemenuhan norma-norma adat dengan pola perilaku yang ditimbulkan oleh norma yang berasal dari dan berkaitan langsung dengan satu sistem kepercayaan tertentu.