Mohon tunggu...
Rizka Syafitry
Rizka Syafitry Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Perilaku dan Konsep Konsumsi Dalam Islam

13 Februari 2019   18:45 Diperbarui: 14 Februari 2019   07:44 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam membangun teori tingkat kepuasan dapat digunakan tiga asumsi pilihan rasional yang sebagaimana diuraikan oleh Adiwarman:

1. Completeness, ini mengatakan bahwa setiap individu selalu dapat menentukan keadaan yang lebih disukai di antara dua keadaan atau dua pilihan.

2. Transitivity, ini hanya untuk memastikan ada atau tidaknya konsistensi internal di dalam diri individu dalam mengambil suatu keputusan.

3. Continuity, menjelaskan bahwa jika seorang individu mengatakan bahwa A lebih disukai daripada B, keadaan yang sangat mendekati yaitu A pasti lebih disukai daripada B.

Ketiga asumsi tersebut diatas bisa disebut atau dikenal dengan kurva indifference. Kurva indiferensi adalah kurva yang melambangkan tingkat kepuasan antara dua komoditas atau lebih yang memberikan tingkat kepuasan yang sama.


Konsep konsumsi yang selama ini dikenal dalam ekonomi mainstream (konvensional) tidak terlepas dari konsep final spending.


Lima prinsip konsumsi dalam islam, yaitu:


1. Keadilan, prinsip ini mengandung arti ganda mengenai mencari rezeki yang halal dan tidak dilarang hukum, sesuai firman Allah SWT. dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 173;
2. Kebersihan, prinsip ini mengatur bahwa makanan harus baik dan cocok untuk dimakan, tidak kotor, ataupun menjijikkan sehingga merusak selera;
3. Kesederhanaan, prinsip ini mengatur perilaku manusia mengenai makan dan minuman yang tidak berlebihan, sebagaimana tercantum dalam firman Allah SWT. dalam Q.S. Al-A'rf ayat 31;
4. Kemurahan hati, dengan mentaati perintah islam tidak ada bahaya dan dosa ketika memakan dan meminum masakan halal, sebagaimana firman Allah SWT. Q.S. Al-Midah ayat 96;
5. Moralitas, prinsip ini mengajarkan untuk menyebut nama Allah SWT. sebelum makan dan menyatakan terima kasih kepada-Nya setelah makan.

Daftar Pustaka:


1. M. Nur Rotio Al-Arif, Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi konvensional, Jakarta: Kencana, hlm. 87.
2. Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Mikro Islam..., ibid., hlm. 66.
3. Http://www.scribd.com/doc/92468804/Prinsip-Konsumsi-Islam
4. Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi. Ekonomi Mikro Islam: Konsumsi Dalam Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2003.
5. Dr. Said Sa'ad Marthon, Ekonomi Mikro Islam: Ditengah Krisis Ekonomi Global, Jakarta: Zikrul Hakim, 2007.
6. Dr. Rozalinda, Ekonomi Islam: Perilaku Konsumsi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun