Internet mungkin sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Pada masa modern sekarang ini kemudahan akses internet semakin tidak terbatas. Internet sendiri merupakan jariangan komputer yang terhubung secara global.Â
Dengan menggunakan internet kita bisa mencari informasi dan menyebarluaskan informasi dengan cepat dan bersifat menyeluruh. Tidak hanya itu, internet berkembang menjadi alat transaksi, pendidikan, juga hiburan bahkan bisa menjadi alat penghakiman atau pembully-an.
Pengguna internet pada tahun 2017 di Indonesia mencapai 54,7 persen dari total penduduk indonesia, demikian menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Hal ini tidak bisa dipunkiri lagi bahwa manusia kian tergantung dengan internet, termasuk anak-anak sekalipun.Â
Mereka sudah sangat akrab dengan yang namanya internet, mereka lahir ditengah pesatnya kemajuan teknologi, anak umur lima tahunpun sudah bisa membuka tontonan di youtube, anak SD dan SMP sudah mahir menunjukkan diri di sosial media dengan up date status di facebook, intagram, whats app, dan lainnya.Â
Bahkan seorang bayi yang baru lahirpun sudah mendapat akun sosial medianya sendiri yang dibuatkan oleh orang tuanya. Tidak heran banyak sekali pelanggarran-pelanggaran yang terjadi dalam dunia maya. Oleh sebab itu perlu adanya penggunaan internet secara sehat.
Internet sehat merupakan cara berperilaku yang beretika saat mengakses suatu informasi di internet. Pengguna internet yang sehat tidak melakukan aktifitas yang melanggar hukum dan norma seperti pelanggaran hak cipta, mengakses konten negatif seperti pornografi, cyber bullying (penghinaan dan kata-kata kasar di internet), penghinaan dan pelecehan SARA, dan lainnya.Â
Program internet sehat ini sendiri pertama kali dicanangkan oleh Kementrian komunikasi dan informatika. Internet sehat ada bukan berarti internet sedang sakit dan butuh untuk diobati, namun karena adanya aktifitas seperti yang sudah disebutkan di atas. Dengan tujuan agar dapat mengurangi dampak negatif dari penggunaan internet itu sendiri.
Seperti yang kita ketahui, kita baru saja menjalani pesta demokrasi yaitu Pemilu (pemilihan umum) yang sangat meriah. Namun kemeriahannya tidak cukup sampai disitu saja, di sosial media masih ramai akan debat siapa menang dan siapa yang kalah, disini kita bisa melihat adu mulut antar pendukung para paslon yang berbeda, saling menjatuhkan satu sama lain, dan lain sebagainya.Â
Namun, apakah kita pernah berfikir kalau kicauan ria yang terlontar itu bisa berdampak buruk bagi generasi penerus bangsa ?. Kita tidak menyadari kalau anak-anak pun bisa mengaksesnya dengan mudah, dan sekarang apakah kita harus menyalahkan anak yang ikut-ikutan dalam pembicaraan dewasa ini ?.
Memang tidak ada salahnya mengeluarkan pendapat di sosial media, karena kita merupakan negara demokrasi yang dibebaskan untuk berpendapat. Namun juga kita harus memperhatikan etika dalam berbahasa, jangan semena-mena menggunakan kata-kata yang kasar dan tidak sepatutunya di lontarkan oleh mulut manis seorang netizen.Â
Karena perlu kita ketahui bahwa yang mengakses internet itu bukan hanya orang dewasa saja, melainkan anak- anak yang masih dibawah umur, yang tidak bisa membedakan yang mana harus diikuti atau tidak, dan juga salah atau benar informasi masih ditelan mentah-mentah