Novel "Hujan" merupakan sebuah novel karya Tere Liye yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2016. Novel ini pernah menjadi bestseller pada masanya. Novel ini mengangkat genre "science fiction" menceritakan tentang masa depan antara tahun 2042-2050 dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi. Novel "Hujan" juga menceritakan tentang kisah cinta, persahabatan, kehilangan dan kenangan saat hujan.
 Alur yang disajikan dalam novel ini adalah alur campuran, terlihat pada awal cerita, dimana seorang paramedis sedang menangani pasien bernama Lail yang ingin melupakan kenangannya bersama hujan. Kemudian di chapter selanjutnya penulis menceritakan tentang bencana gunung meletus di masa lalu, mengakibatkan gempa yang sangat dahsyat, kereta yang ditumpangi 2 tokoh utama yakni Lail dan Esok juga mengalami kecelakaan, bencana tersebut berhasil mengubah kehidupan mereka.
 Lail yang baru berusia 13 tahun menjadi anak yatim piatu karena kedua orang tuanya menjadi korban dari bencana tersebut. Sementara Esok masih memiliki seorang Ibu, Ibu Esok selamat meski kakinya harus diamputasi. Lail beruntung karena Esok anak laki-laki berusia 15 tahun sempat menarik tasnya dan menyelamatkannya dari bencana tersebut. Setelah bencana tersebut, Lail dan Esok tinggal bersama di pengungsian, mereka bagaikan kakak beradik, Esok selalu mengiringi kemanapun Lail pergi.
 Seiring berjalannya waktu pemerintah setempat mulai menutup pengungsian tersebut, Lail dan Esok akhirnya berpisah, Lail tinggal di sebuah panti sosial, sedangkan Esok dijadikan anak angkat oleh sebuah keluarga. Di panti sosial, Lail mendapatkan teman sekamar bernama Maryam. Meski berpisah Lail dan Esok tetap memiliki jadwal pertemuan tersendiri, yakni setiap satu bulan sekali. Tetapi, hal tersebut berubah ketika Esok diterima di Universitas terbaik Ibukota, membuat Lail semakin jarang bertemu dengannya.
 Lail berusaha mencari kesibukan untuk melupakan Esok, bersama Maryam, Ia mendaftar di organisasi relawan, keduanya memilih untuk menjadi relawan medis. Keduanya juga berhasil memperoleh penghargaan karena keberanian dan pengorbanan yang dilakukan, mereka rela berlari sejauh 50km menembus hujan badai untuk memperingati penduduk kota di hilir sungai, bahwa bendungan di hulu telah jebol.
Singkat cerita, disisi lain, Esok tengah disibukkan dengan projek kapal luar angkasa yang nantinya akan digunakan untuk membawa penduduk bumi pindah ke luar angkasa guna menghindari bencana dahsyat yang mungkin terjadi dan diperkirakan akan lebih parah dari bencana sebelumnya. Sayangnya penduduk yang dapat menaiki kapal tersebut dipilih secara acak oleh pemerintah, dari puluhan juta penduduk yang kemungkinan terpilih hanya satu banding lima ribu. Karena kepandaiannya Esok turut dilibatkan dalam pembuatan kapal tersebut, pada akhirnya Ia pun mendapatkan dua buah tiket kapal. Walikota yang menjadi ayah angkat Esok, memohon agar Esok memberikan satu tiket untuk putrinya Claudia. Dari sini terjadilah kesalahpahaman.
 Lail sadar bahwa sebenarnya ia memiliki perasaan terhadap Esok, namun Esok belum juga memberi kepastian. Hingga satu hari sebelum pengumuman dari pemerintah, Esok belum juga memberi kabar kepada Lail. Hal itu membuat perasaan Lail semakin kacau, sampai akhirnya, Ia memutuskan untuk melepaskan dan melupakan semua kenangan termasuk kenangannya bersama Esok dengan masuk ke ruang modifikasi ingatan. Esok terlambat, Ia terlalu sibuk melakukan pemindahan data sampai tidak bisa memberi kabar kepada Lail.
 Proses modifikasi ingatan yang dilakukan Lail tidak dapat dihentikan, Esok khawatir Lail akan melupakannya. Pada akhirnya Lail memutuskan untuk memeluk erat semua kenangan pahitnya bersama Esok, membuat benang merah yang ada diingatannya hilang dan berubah menjadi benang berwarna biru. Diakhir cerita mereka berdua akhirnya menikah, dibawah terik matahari Esok berjanji tidak akan meninggalkan Lail lagi.
Amanat
 Banyak sekali amanat yang terkandung dalam novel "Hujan" ini, diantara kita sebagai makhluk sosial harus peduli terhadap sesama, saling tolong menolong kepada yang membutuhkan bantuan, amanat ini terdapat dalam perjalanan Lail dan Maryam yang memutuskan untuk menjadi relawan. Dari kisah perjalanan hidup Lail dan Esok, amanat yang terkandung ialah kita tidak boleh putus asa, harus menerima dan mensyukuri nikmat yang diberikan, bukan perihal melupakan tetapi bagaimana kita dapat menerimanya.
Kelebihan