Pada zaman penjajahan, Belanda mendirikan sebuah lembaga pendidikan berupa sekolah, mereka juga mengajarkan agama kristen di sekolah-sekolah tersebut.Â
Muhammadiyah menggunakan strategi kooperatif, mereka bekerja sama dengan lembaga pendidikan Belanda yang berupa sekolah dengan tujuan untuk memasukkan ajaran agama Islam didalamnya.
Sedangkan, Nahdatul Ulama menggunakan strategi non-kooperatif, mereka mendirikan lembaga-lembaga pendidikan IsIam berupa pesantren dan Madrasah Diniyah.Â
Pesantren setidaknya memiliki 5 unsur yakni:
1.Kiyai
2. Santri Mukim
3. Masjid
4. Asrama
5. Ngaji kitab kuning
Di Madrasah Diniyah setidaknya terdapat 5 mata pelajaran yang berkaitan dengan agama, yakni: Aqidah Akhlaq, Alqur'an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam(SKI) , Fiqih, dan Bahasa Arab.Â
Mata pelajaran agama di Sekolah Inpres (Instruksi Presiden). Seperti; SD, SMP, SMA hanya memiliki 2 JPL.Â
Pada tahun 1975 Madrasah mulai disetarakan dengan SD, begitu juga MTS = SMP dan MA = SMA. Hal tersebut sesuai dengan SKB (Surat Keputusan Bersama) 3 Menteri tahun 1975.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H