Mohon tunggu...
Rizka Ramadhani
Rizka Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ilmu Politik, Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benarkah Dunia Lebih Baik Jika Amerika Dipimpin Trump?

27 Oktober 2024   19:08 Diperbarui: 27 Oktober 2024   20:00 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2024 adalah tahun politik di banyak negara, salah satunya adalah Amerika Serikat. Beberapa hari lagi, tepatnya 5 November 2024 AS akan menyelenggarakan pemilihan presiden. Pilpres Amerika kali ini mempertemukan Kamala Harris dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik. Dalam proses pencapresannya, masing-masing memiliki drama politiknya sendiri.

Partai Demokrat yang awalnya mencalonkan Joe Biden memilih pivot dengan mencalonkan Kamala Harris sebagai calon presiden. Hal tersebut dilakukan karena Demokrat merasa sulit untuk mengalahkan Trump jika Joe Biden yang sudah pikun itu dimajukan. Namun memilih Kamala Harris sebagai capres juga bukan tanpa tantangan, sebab popularitas Trump masih cukup tinggi. Kamala Harris adalah Wakil Presiden prempuan pertama dalam sejarah Amerika, dan sedang berusaha menantang status quo untuk menjadi Presiden prempuan pertama di Amerika Serikat.

Di sisi Trump dan Partai Republik dramanya jauh lebih kompleks. Trump diterpa banyak skandal dan berusaha dipidanakan agar gagal maju di kontestasi pemilihan presiden. Namun Amerika adalah negara dengan sistem konstitusi yang sudah matang, sehingga meskipun tersangkut banyak masalah, orang seperti Trump tetap dapat maju mencalonkan diri. Bahkan tak hanya skandal hukum, senjata api juga pernah dicoba untuk menumbangkan Trump Juli lalu.

Terlepas dari semua drama para kandidatnya, pilpres Amerika Serikat selalu menarik perhatian dunia. Kebijakan luar negeri dari negara adidaya itu selalu dapat mempengaruhi banyak belahan dunia di luar tanah Amerika. Di sisi pendukung Trump tidak sedikit yang meyakini dunia semakin banyak konflik ketika Amerika Serikat di bawah Joe Biden (Partai Demokrat). Dan memang realitasnya, dunia memiliki sedikit konflik militer ketika Amerika di bawah kepemimpinan Donald Trump, hanya eksekusi Qasem Soleimani saja yang menimbulkan ketegangan militer, selebihnya AS hanya perang dagang dengan China.

Dunia justru banyak konflik dan ketegangan militer di era Joe Biden sebagai Presiden AS. Perang Rusia-Ukraina, konflik Israel-Palestina, konflik China-Taiwan, beberapa kudeta militer dan perang saudara di Afrika, serta konflik Israel-Iran terjadi di masa Joe Biden berkuasa. Amerika Serikat memang sangat bergantung pada industri militernya, menjual senjata kepada pihak yang sedang berperang adalah panen raya bagi AS. Oleh sebab itu, adanya perang di luar tanah Amerika adalah sebuah keharusan bagi para pembuat kebijakan Amerika.

Siapa pun presidennya Amerika tetaplah Amerika. Partai Demokrat dan Republik akan terus bergantian layaknya kaki yang sedang berjalan. Namun seorang Donald Trump bisa sedikit memberi warna berbeda dalam kebijakan luar negeri Amerika. Periode 2017 - 2021ketika Trump berkuasa, Rusia dan China tidak terlalu agresif terhadap negara lain di perbatasannya. Setidaknya itu adalah bukti sejarah dari seorang Donald Trump yang terkenal narsistik dan rasis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun