Ayah,
tak inginkah segera kau kembali pada ibu pertiwi,
karena sepertinya ia sudah jengah dengan penantiannya,
ia sudah bosan dengan janji indah mu,
kau hanya perlu menjadi jujur,
bersimpuh dan meminta maaf  nya,
Ayah,
ku tunggu kau
dalam pelukan ibu ku pertiwi . . .
(ketika sosok pemimpin yang  lurus sangat didambakan)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!