revitalisasi gerakan mahasiwa untuk perubahan sosial di era digital menuju indonesia yang makmur dan berkeadilan
Rizka Nur Ainiyah
Universitas Islam Sultan Agung
Email : rizkanurainiyah201@gmail.com
Â
Abstrak:Â
Gerakan mahasiswa memiliki peran penting dalam sejarah perubahan sosial di Indonesia. Di era digital saat ini, gerakan mahasiswa menghadapi tantangan baru sekaligus peluang dalam memformulasikan gagasan dan strategi untuk mendorong transformasi sosial yang lebih progresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi revitalisasi gerakan mahasiswa di era digital serta merumuskan langkah-langkah strategis yang dapat diambil untuk mewujudkan Indonesia yang makmur dan berkeadilan. Dengan memanfaatkan teknologi digital, mahasiswa memiliki peluang besar untuk membangun jaringan yang lebih luas, meningkatkan partisipasi politik, serta menyuarakan isu-isu keadilan sosial secara lebih efektif. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur dan analisis terhadap peran media digital dalam gerakan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa digitalisasi membuka ruang baru bagi aktivisme mahasiswa, namun juga menuntut kemampuan literasi digital dan strategi yang terorganisir agar gerakan tersebut dapat berkelanjutan dan berdampak signifikan.
kata Kunci: Gerakan mahasiswa, era digital, perubahan sosial, keadilan sosial, literasi digital.
Â
---
Pendahuluan: Â
Gerakan mahasiswa telah menjadi bagian penting dari sejarah perubahan sosial di Indonesia, terutama dalam konteks reformasi politik, hak asasi manusia, dan keadilan sosial. Pada era globalisasi dan digitalisasi saat ini, pola gerakan sosial termasuk gerakan mahasiswa mengalami perubahan signifikan. Mahasiswa tidak lagi terbatas pada aksi-aksi fisik seperti demonstrasi di jalan, tetapi juga merambah pada aktivisme digital yang mampu menyuarakan aspirasi dengan jangkauan lebih luas dan lebih cepat. Era digital memberikan peluang sekaligus tantangan bagi gerakan mahasiswa dalam memformulasikan gagasan untuk perubahan sosial yang progresif.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam pola interaksi sosial, termasuk dalam bentuk-bentuk perlawanan dan advokasi terhadap isu-isu keadilan sosial. Media sosial, misalnya, telah menjadi platform strategis bagi mahasiswa untuk mengorganisir aksi, menyebarluaskan informasi, dan menyatukan kekuatan kolektif. Namun, di sisi lain, digitalisasi juga menghadirkan tantangan berupa disinformasi, fragmentasi isu, serta kecenderungan keterlibatan yang dangkal (slacktivism) yang dapat mengurangi efektivitas gerakan. Oleh karena itu, penting untuk meninjau kembali peran dan potensi revitalisasi gerakan mahasiswa dalam era digital ini.
Metode Penelitian :Â
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan studi literatur. Sumber data diperoleh dari berbagai artikel ilmiah, buku, serta laporan terkait gerakan mahasiswa, teknologi digital, dan perubahan sosial. Analisis dilakukan terhadap peran media digital dalam pengorganisasian gerakan sosial serta tantangan-tantangan yang dihadapi mahasiswa dalam mengadaptasi diri terhadap era digital.
Â
Pembahasan:
- Era Digital dan Transformasi Gerakan Mahasiswa.
  Era digital telah membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam aktivisme sosial. Perubahan paling signifikan adalah munculnya ruang-ruang digital sebagai arena baru perjuangan mahasiswa. Platform media sosial seperti Twitter, Instagram, dan YouTube telah menjadi alat efektif bagi mahasiswa untuk menyuarakan protes, memobilisasi dukungan, dan mempengaruhi kebijakan publik.
  Namun, penggunaan media digital dalam gerakan sosial juga menuntut adaptasi baru. Mahasiswa perlu mengembangkan kemampuan literasi digital agar dapat memanfaatkan teknologi secara maksimal. Hal ini meliputi kemampuan menyaring informasi yang valid, menciptakan konten yang menarik, serta memahami algoritma media sosial agar pesan yang disampaikan dapat menjangkau audiens yang lebih luas.
- Revitalisasi Gerakan Mahasiswa di Era Digital
  Untuk memaksimalkan peran gerakan mahasiswa di era digital, diperlukan strategi yang lebih terorganisir dan berkelanjutan. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
 Â
Konsolidasi Gerakan : Membentuk jaringan kolaborasi antara berbagai organisasi mahasiswa di seluruh Indonesia. Melalui konsolidasi ini, gerakan mahasiswa dapat menjadi lebih solid dan mampu menggerakkan massa dengan lebih efektif.
 Â
      Pendidikan Literasi Digital : Mahasiswa harus dibekali dengan kemampuan literasi digital agar mampu memanfaatkan media digital dengan baik, baik dalam hal penyampaian gagasan, pengorganisasian massa, maupun dalam melakukan advokasi terhadap isu-isu tertentu.
 Â
      Advokasi yang Berkelanjutan : Gerakan mahasiswa perlu mengembangkan strategi advokasi yang berkelanjutan. Ini berarti tidak hanya melakukan aksi spontan, tetapi juga menyusun program jangka panjang yang bertujuan untuk memberikan perubahan yang konkret dan berkelanjutan dalam masyarakat.
3. Formulasi Gagasan untuk Indonesia yang Makmur dan Berkeadilan.
  Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial memiliki tanggung jawab untuk mengusulkan gagasan-gagasan inovatif yang berorientasi pada kesejahteraan dan keadilan sosial di Indonesia. Di era digital, formulasi gagasan dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan:
      Penggunaan Data dan Teknolog :Mahasiswa dapat memanfaatkan data dan analitik untuk merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran. Dengan teknologi, mahasiswa bisa menganalisis permasalahan sosial dan menawarkan solusi berbasis data yang lebih akurat.
 Â
      Isu-isu Keadilan Sosial : Fokus gerakan mahasiswa harus diarahkan pada isu-isu keadilan sosial, seperti kesetaraan akses pendidikan, hak-hak buruh, pengentasan kemiskinan, dan perlindungan lingkungan. Mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk memperjuangkan masyarakat yang tertindas dan termarginalkan.
 Â
      Partisipasi dalam Politik Digital : Mahasiswa juga perlu lebih aktif dalam politik digital, termasuk melalui kampanye online, petisi digital, dan advokasi kebijakan melalui platform-platform internet.
Kesimpulan :
Revitalisasi gerakan mahasiswa di era digital menawarkan peluang besar bagi terciptanya perubahan sosial yang lebih cepat dan efektif. Namun, tantangan berupa disinformasi, fragmentasi gerakan, dan aktivisme yang dangkal perlu diatasi melalui literasi digital yang kuat, konsolidasi organisasi yang solid, serta advokasi yang berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat, gerakan mahasiswa dapat berperan signifikan dalam mewujudkan Indonesia yang lebih makmur dan berkeadilan.
Daftar Pustaka:Â
1. Anderson, B. (1991). *Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism*. Verso.
2. Castells, M. (2010). *The Rise of the Network Society*. Wiley-Blackwell.
3. Jenkins, H. (2006). *Convergence Culture: Where Old and New Media Collide*. New York University Press.
4. Habermas, J. (1989). *The Structural Transformation of the Public Sphere*. MIT Press..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H