Siapa, sih, yang tak merasa senang bisa punya penghasilan dari kerja sampingan?
Biasanya, orang yang memutuskan punya kerja sampingan didorong oleh faktor finansial. Kadang kala, penghasilan utama tak selalu cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Jika kondisinya seperti ini, mencari kerja sampingan pun jadi solusinya.
Di sisi lain, motivasi punya kerja sampingan (side job) memang tak melulu perihal uang. Tak bisa dipungkiri, gara-gara kerja sampingan, hobi atau minat di luar pekerjaan utama akhirnya bisa tersalurkan.Â
Selain itu, kerja sampingan juga bermanfaat untuk memperluas jaringan atau koneksi hingga pengalaman baru. Seandainya sewaktu-waktu kamu harus kehilangan pekerjaan utama, side job bisa bertransformasi jadi peluang dan alternatif bagus untuk dikembangkan ke arah yang lebih serius.
Meski peluangnya tampak menggiurkan, mengambil keputusan untuk kerja sampingan tak boleh asal-asalan, lho.Â
Perlu diingat bahwa side job juga memiliki side effect yang memengaruhi produktivitasmu, entah itu efek minor maupun mayor. Kamu perlu pikirkan baik-baik keputusanmu untuk menggeluti kerja sampingan.
Nah, apa saja yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan punya pekerjaan sampingan?
1. Hindari side job yang rentan konflik kepentingan dengan pekerjaan utama
Ambil contoh, tak etis rasanya jika seorang jurnalis yang bekerja untuk media A malah mengambil pekerjaan sampingan di media B. Tentu saja kasus seperti itu tak bisa ditoleransi oleh perusahaan sebab jenis maupun bidang pekerjaannya masih sejenis.
Konflik kepentingan harus dihindari agar rahasia setiap perusahaan tetap terjaga dan tak bercampur aduk. Selain itu, konflik kepentingan juga berpeluang besar terhadap tindakan-tindakan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan tersebut.
Pilihlah side job yang relatif aman dari konflik kepentingan. Untuk menyiasati hal ini, kamu bisa pilih pekerjaan atau bisnis yang berbeda dari pekerjaan utama.
Baca juga:Â "Umur 23 Tahun, Kamu Udah Ngapain Aja?"
Jangan terlalu muluk-muluk hingga mempunyai ekspektasi tinggi saat memilih pekerjaan sampingan. Kalau kamu baru pertama kali mencicipi side job, mulailah dengan pekerjaan atau bisnis yang relatif mudah dikerjakan.Â
Misalnya, kamu bisa mengambil side job sebagai penulis lepas dengan target satu artikel setiap minggu atau melakukan bisnis online kecil-kecilan.
Sebelum memutuskan punya pekerjaan sampingan, alangkah baiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada atasanmu. Apakah pihak perusahaan memperbolehkan kamu punya side job?Â
Apakah tanggung jawab utamamu tak akan tumpang tindih? Terbuka terhadap atasan tentang side job apa yang kamu ambil, menandakan adanya komunikasi yang sehat. Ini tentu saja membawa situasi yang lebih baik.
2. Prioritaskan pekerjaan utama
Jangan sampai kamu mengerjakan dua pekerjaan secara bersamaan dalam satu waktu. Untuk beberapa hal, multitasking itu mustahil dilakukan. Selain mengganggu fokus pikiranmu, multitasking hanya akan membuat kamu kelelahan. Akhirnya kamu tak benar-benar bisa produktif.
Jangan lupa, pertimbangkan durasi dan beban pekerjaan sampingan. Ini penting karena akan memudahkanmu untuk mengatur jadwal harian.
Baca juga:Â The Cleaners, Benang Kusut dan Kerja Suram Moderator Konten Media Sosial
3. Tetapkan jadwal rutin
Contoh sederhana, katakanlah jadwal pekerjaan utamamu adalah Senin sampai Jumat, dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Maka, kamu bisa mengerjakan side job di luar jam tersebut atau mengambil waktu saat akhir pekan. Tuliskan berapa jam yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan side job-mu.
Jangan menunda-nunda jadwal yang sudah kamu tetapkan. Kalau memungkinkan, lebih baik cicil sedikit-sedikit pekerjaanmu daripada ditumpuk dan dikerjakan sekaligus.
4. Jangan melupakan kesehatan mental dan fisik
Memiliki pekerjaan sampingan itu gampang-gampang susah. Kalau kamu tak pandai-pandai mengatur waktu, maka kesehatan mental dan fisikmu jadi taruhannya.
Jangan anggap sepele saat kamu kelelahan dan kewalahan. Kondisi pikiran dan fisikmu punya batas maksimum. Tak ada manfaatnya sama sekali jika terlalu dipaksakan. Yang ada hasil pekerjaanmu malah tidak maksimal dan percuma.
Apalagi kalau pekerjaan utama dan sampinganmu sama-sama dikerjakan secara work from home (WFH). Manajemen diri harus ekstra diperhatikan agar kamu tetap bahagia dan tidak gampang stres bahkan sampai burnout.
Baca juga:Â Ghosting dan Hal-hal yang (Rasanya) Tak Selesai
5. Evaluasi pekerjaan dan kapasitas diri sendiri
"Apakah time management-ku berantakan? Kalau iya, apakah bisa diperbaiki?"
"Apakah pekerjaan sampingan ini lebih banyak mendatangkan manfaat atau justru sebaliknya?"
"Apakah kesehatan mental dan fisikku baik-baik saja?"
Jika tak punya masalah yang signifikan terhadap pertanyaan-pertanyaan tadi, maka lanjutkanlah apa yang sudah kamu rintis. Lakukan evaluasi berkala ini setiap bulan selama kamu punya pekerjaan sampingan dan bandingkan progresivitas setiap bulannya.
Baca juga:Â Minari dan Makna Rumah di Tanah Asing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H