1. Nadiem Makarim
Asal: Jakarta, Indonesia
Nadiem Makarim lahir di Jakarta, Indonesia, pada tahun 1984. Sebagai seorang yang lahir di ibukota, ia memiliki akses pada berbagai peluang pendidikan dan teknologi yang mendorongnya untuk berkembang dalam dunia yang serba modern. Lingkungan tempat tinggalnya yang maju dan fasilitas kota besar menjadi bagian penting dalam membentuk pola pikir Nadiem yang terbuka dan inovatif.
- Latar Belakang Keluarga:
Nadiem berasal dari keluarga yang berpendidikan tinggi, dengan latar belakang yang mengutamakan nilai-nilai intelektualitas dan pemahaman teknologi. Ayahnya adalah seorang pengacara ternama di Indonesia, sementara ibunya juga seorang wanita yang memiliki jiwa wirausaha. Kedua orang tuanya memberikan pengaruh besar dalam pembentukan visi dan nilai yang dipegang Nadiem, khususnya dalam hal pendidikan, kemajuan, dan tekad untuk mencapai sesuatu yang bernilai bagi masyarakat luas.
- Pendidikan:
Nadiem mengejar pendidikan tinggi dengan studi S1 di Brown University, sebuah universitas bergengsi di Amerika Serikat, di mana ia mendalami hubungan internasional. Pendidikan di Brown memberikan Nadiem perspektif global dan pemahaman yang lebih dalam mengenai dinamika bisnis dan budaya. Setelah menyelesaikan gelar S1, Nadiem kemudian melanjutkan pendidikan dengan meraih gelar MBA dari Harvard Business School, yang semakin memperkaya pengetahuannya dalam manajemen dan kepemimpinan. Harvard tidak hanya memberikan Nadiem teori bisnis, tetapi juga mengasah kemampuan praktisnya untuk menghadapi berbagai tantangan dalam dunia nyata.
- Pengalaman Hidup dan Karier Awal:
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Nadiem bekerja di McKinsey & Company, sebuah perusahaan konsultan manajemen global terkemuka. Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang strategi bisnis dan analisis pasar. Selama bekerja di McKinsey, Nadiem melihat peluang besar dalam sektor transportasi di Indonesia. Ia melihat bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi masyarakat di kota-kota besar, khususnya Jakarta, adalah sulitnya akses transportasi yang cepat dan nyaman. Melalui pengamatannya inilah, ia terinspirasi untuk mendirikan Gojek, sebuah platform yang awalnya berfokus pada transportasi ojek namun berkembang menjadi ekosistem digital dengan layanan yang beragam, mulai dari pesan antar makanan, pembayaran digital, hingga layanan kebersihan.
- Motivasi dan Faktor Kesuksesan:
Nadiem didorong oleh hasratnya untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia melalui inovasi teknologi. Inovasi dalam layanan transportasi digital adalah bagian inti dari visi Nadiem yang melihat teknologi sebagai alat pemberdaya masyarakat. Selain itu, pemahamannya yang dalam terhadap pasar lokal memungkinkan Nadiem merancang layanan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan pengguna di Indonesia. Faktor lain yang mendukung kesuksesan Nadiem adalah ketekunannya dalam menghadapi tantangan, termasuk regulasi dan persaingan yang ketat di industri transportasi dan teknologi.
Kesuksesan Nadiem sebagai pengusaha tidak hanya diukur dari nilai bisnis yang ia bangun, tetapi juga dari dampak sosial yang dihasilkan oleh inovasinya. Gojek telah membantu ribuan pengemudi dan pelaku UMKM untuk mendapatkan akses lebih luas ke pasar dan peluang ekonomi. Ini memperkuat komitmen Nadiem untuk membangun bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas di Indonesia.
Nadiem Makarim
Asal: Jakarta, Indonesia
Nadiem Makarim lahir di Jakarta, Indonesia, pada tahun 1984. Sebagai seorang yang lahir di ibukota, ia memiliki akses pada berbagai peluang pendidikan dan teknologi yang mendorongnya untuk berkembang dalam dunia yang serba modern. Lingkungan tempat tinggalnya yang maju dan fasilitas kota besar menjadi bagian penting dalam membentuk pola pikir Nadiem yang terbuka dan inovatif.
- Latar Belakang Keluarga:
Nadiem berasal dari keluarga yang berpendidikan tinggi, dengan latar belakang yang mengutamakan nilai-nilai intelektualitas dan pemahaman teknologi. Ayahnya adalah seorang pengacara ternama di Indonesia, sementara ibunya juga seorang wanita yang memiliki jiwa wirausaha. Kedua orang tuanya memberikan pengaruh besar dalam pembentukan visi dan nilai yang dipegang Nadiem, khususnya dalam hal pendidikan, kemajuan, dan tekad untuk mencapai sesuatu yang bernilai bagi masyarakat luas.
- Pendidikan:
Nadiem mengejar pendidikan tinggi dengan studi S1 di Brown University, sebuah universitas bergengsi di Amerika Serikat, di mana ia mendalami hubungan internasional. Pendidikan di Brown memberikan Nadiem perspektif global dan pemahaman yang lebih dalam mengenai dinamika bisnis dan budaya. Setelah menyelesaikan gelar S1, Nadiem kemudian melanjutkan pendidikan dengan meraih gelar MBA dari Harvard Business School, yang semakin memperkaya pengetahuannya dalam manajemen dan kepemimpinan. Harvard tidak hanya memberikan Nadiem teori bisnis, tetapi juga mengasah kemampuan praktisnya untuk menghadapi berbagai tantangan dalam dunia nyata.
- Pengalaman Hidup dan Karier Awal:
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Nadiem bekerja di McKinsey & Company, sebuah perusahaan konsultan manajemen global terkemuka. Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang strategi bisnis dan analisis pasar. Selama bekerja di McKinsey, Nadiem melihat peluang besar dalam sektor transportasi di Indonesia. Ia melihat bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi masyarakat di kota-kota besar, khususnya Jakarta, adalah sulitnya akses transportasi yang cepat dan nyaman. Melalui pengamatannya inilah, ia terinspirasi untuk mendirikan Gojek, sebuah platform yang awalnya berfokus pada transportasi ojek namun berkembang menjadi ekosistem digital dengan layanan yang beragam, mulai dari pesan antar makanan, pembayaran digital, hingga layanan kebersihan.
- Motivasi dan Faktor Kesuksesan:
Nadiem didorong oleh hasratnya untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia melalui inovasi teknologi. Inovasi dalam layanan transportasi digital adalah bagian inti dari visi Nadiem yang melihat teknologi sebagai alat pemberdaya masyarakat. Selain itu, pemahamannya yang dalam terhadap pasar lokal memungkinkan Nadiem merancang layanan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan pengguna di Indonesia. Faktor lain yang mendukung kesuksesan Nadiem adalah ketekunannya dalam menghadapi tantangan, termasuk regulasi dan persaingan yang ketat di industri transportasi dan teknologi.
Kesuksesan Nadiem sebagai pengusaha tidak hanya diukur dari nilai bisnis yang ia bangun, tetapi juga dari dampak sosial yang dihasilkan oleh inovasinya. Gojek telah membantu ribuan pengemudi dan pelaku UMKM untuk mendapatkan akses lebih luas ke pasar dan peluang ekonomi. Ini memperkuat komitmen Nadiem untuk membangun bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas di Indonesia.
2. Susi Pudjiastuti
Asal: Pangandaran, Jawa Barat
Susi Pudjiastuti lahir dan besar di Pangandaran, Jawa Barat, sebuah daerah pesisir yang dikenal dengan keindahan alam dan lautnya. Lingkungan pesisir dan interaksinya dengan nelayan dan kehidupan pantai sejak kecil membentuk ikatan emosional Susi terhadap laut dan sumber daya laut. Kehidupan di desa nelayan ini memberikan Susi pandangan langsung tentang tantangan yang dihadapi oleh masyarakat pesisir, yang kemudian menginspirasi komitmennya untuk menjaga keberlanjutan laut Indonesia.Latar Belakang Keluarga:
Susi berasal dari keluarga sederhana yang mengandalkan pekerjaan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan. Tanpa dukungan finansial yang besar atau latar belakang bisnis, Susi tumbuh sebagai sosok mandiri dan berani menghadapi risiko. Meskipun keluarganya bukan dari kalangan pengusaha atau akademisi, mereka memberikan dorongan bagi Susi untuk mencari jalan hidupnya sendiri. Latar belakang sederhana ini menanamkan pada Susi nilai-nilai ketekunan dan kerja keras, serta kemauan untuk bertahan dan beradaptasi dengan situasi sulit.Pendidikan:
Susi tidak menyelesaikan pendidikan formalnya di SMA. Di usianya yang masih muda, ia memilih untuk keluar dari sekolah dan fokus membangun bisnis. Langkah ini dianggap tidak biasa, namun Susi tetap teguh dalam keyakinannya bahwa pengalaman langsung dan pembelajaran otodidak lebih relevan baginya daripada jalur akademis formal. Walaupun tidak memiliki latar belakang akademis yang tinggi, Susi belajar secara mandiri dan memiliki kemampuan yang kuat dalam membaca situasi dan peluang pasar, keterampilan yang terbukti krusial dalam perjalanan bisnisnya.Pengalaman Hidup dan Karier Awal:
Dengan tekad besar, Susi memulai usahanya dalam sektor perikanan pada tahun 1983 dengan modal kecil, hanya menjual ikan di kawasan Pantai Pangandaran. Meskipun dimulai dari usaha skala kecil, keberanian Susi untuk berpikir besar dan mengambil risiko membuat bisnisnya berkembang pesat. Susi melihat potensi ekspor ikan dan seafood, yang saat itu jarang digarap di Indonesia. Ia mendirikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dan mulai mengekspor hasil laut ke luar negeri, memperluas skala usahanya hingga pasar internasional. Pada tahun 2004, Susi mendirikan Susi Air untuk mempermudah distribusi hasil laut ke berbagai wilayah Indonesia yang sulit dijangkau, sebuah langkah besar yang mengukuhkan posisinya sebagai pengusaha sukses di sektor perikanan dan penerbangan.Motivasi dan Faktor Kesuksesan:
Susi didorong oleh hasrat besar untuk memberdayakan masyarakat pesisir Indonesia dan melindungi kelestarian sumber daya laut. Visi besarnya adalah agar laut Indonesia menjadi sumber kehidupan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang. Faktor-faktor yang membuat Susi sukses adalah ketekunannya dalam menghadapi tantangan, keberanian mengambil risiko, dan visi besar untuk memberikan dampak nyata bagi komunitasnya. Selain itu, tekad Susi yang kuat dalam menjaga keberlanjutan laut Indonesia tampak nyata ketika ia menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Selama masa jabatannya, ia tidak segan-segan menindak tegas para pelaku illegal fishing, membakar kapal-kapal asing yang melakukan pencurian ikan di wilayah Indonesia sebagai bukti ketegasannya terhadap praktik ilegal yang merusak ekosistem laut.
Kesuksesan Susi bukan hanya dalam hal finansial tetapi juga dalam dampak sosial dan lingkungan yang ia bawa. Langkah-langkah Susi menjadi contoh bagaimana seorang pengusaha tidak hanya dapat mencapai kesuksesan pribadi, tetapi juga menjadi agen perubahan positif bagi masyarakat dan lingkungan.
3. William Tanuwijaya
Asal: Pematang Siantar, Sumatera Utara
William Tanuwijaya lahir dan dibesarkan di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Ia datang dari lingkungan sederhana yang jauh dari pusat bisnis Indonesia, yakni Jakarta. Kehidupan di kota kecil ini membuat William merasakan secara langsung keterbatasan akses yang sering dialami masyarakat daerah untuk membeli barang atau mendapatkan produk tertentu. Pengalaman ini menanamkan pada dirinya kesadaran tentang pentingnya aksesibilitas dan kesetaraan dalam mengakses barang dan layanan.
- Latar Belakang Keluarga:
Berasal dari keluarga menengah ke bawah, William tumbuh dengan nilai-nilai kerja keras dan kemandirian. Keluarganya sangat menghargai pendidikan, namun situasi finansial mereka tidak selalu mendukung William untuk fokus penuh pada studinya. Karena keterbatasan ekonomi, William harus bekerja sambil kuliah untuk membiayai hidupnya sendiri. Tekanan ini mengajarinya untuk menghargai setiap kesempatan dan menjadikannya sosok yang ulet dan penuh dedikasi dalam mencapai tujuan, meskipun dalam kondisi yang sulit. Dari keluarganya, ia mendapatkan dorongan untuk selalu bekerja keras dan tetap rendah hati, nilai yang terus ia pegang dalam menjalankan bisnisnya.
- Pendidikan:
William menempuh pendidikan S1 di bidang Teknik Informatika di Universitas Bina Nusantara. Selama masa studinya, ia tidak hanya fokus pada teori dan konsep, tetapi juga mengeksplorasi perkembangan dunia digital dan teknologi, yang pada saat itu mulai tumbuh pesat. Sambil berkuliah, William bekerja sebagai penjaga warnet di malam hari untuk membantu biaya kuliahnya. Pengalaman kerja ini memperkenalkannya pada teknologi dan dunia internet, dan dia menyaksikan sendiri bagaimana internet mulai mengubah cara orang mencari informasi dan berkomunikasi. Pengalaman ini menjadi awal mula ketertarikannya untuk mendalami lebih jauh potensi internet dalam menghubungkan orang dan menciptakan peluang.
- Pengalaman Hidup dan Karier Awal:
Setelah lulus kuliah, William bekerja di beberapa perusahaan teknologi di Jakarta, di mana ia mendapatkan pengalaman dalam pengembangan perangkat lunak dan bisnis digital. Namun, saat bekerja, ia menemukan bahwa banyak barang yang ia inginkan sulit didapatkan atau harganya terlalu tinggi di Indonesia. Hal ini membuatnya berpikir untuk membangun platform online yang dapat menghubungkan penjual dan pembeli dari berbagai penjuru Indonesia, sehingga mereka bisa mendapatkan produk dengan mudah dan terjangkau. Pada tahun 2009, William memutuskan untuk mewujudkan ide ini dan mendirikan Tokopedia, sebuah platform e-commerce yang memfasilitasi penjualan dan pembelian online. Namun, mendirikan Tokopedia tidaklah mudah, terutama karena saat itu modal yang dimilikinya terbatas dan akses ke investor lokal sangat minim. Berbekal visi yang kuat, William terus mencari investor asing yang percaya pada idenya. Akhirnya, dengan bantuan investor asing, Tokopedia resmi diluncurkan, dan platform ini langsung mendapat respons positif dari masyarakat.
- Motivasi dan Faktor Kesuksesan:
Motivasi utama William adalah memberdayakan masyarakat Indonesia, terutama mereka yang berada di daerah terpencil, agar bisa mengakses produk-produk secara mudah melalui internet. Dengan Tokopedia, ia ingin membangun sebuah marketplace yang inklusif, di mana semua orang bisa terhubung dengan pasar yang lebih luas tanpa terkendala jarak. Faktor-faktor yang membuat William sukses meliputi tekadnya untuk menyediakan akses yang lebih mudah ke marketplace bagi seluruh masyarakat, inovasinya dalam teknologi digital, serta kemampuannya membangun jaringan yang luas baik secara lokal maupun internasional. Keberhasilan Tokopedia yang menjadi salah satu unicorn pertama di Indonesia adalah bukti dari visi besar William yang diwujudkan melalui ketekunan, inovasi, dan keberanian dalam menghadapi tantangan. Tokopedia terus berinovasi dengan menambahkan berbagai fitur baru untuk meningkatkan pengalaman pengguna, seperti metode pembayaran yang mudah dan layanan pengiriman yang cepat dan andal.
Dengan tetap fokus pada misi sosial untuk memberdayakan UKM di Indonesia, William telah membawa perubahan besar dalam industri e-commerce tanah air. Keberhasilan William tidak hanya menginspirasi generasi muda untuk berani bermimpi besar, tetapi juga membuktikan bahwa visi yang kuat dan komitmen yang tinggi dapat menciptakan dampak yang luar biasa di masyarakat.
4. Chairul Tanjung
Asal: Jakarta, Indonesia
Chairul Tanjung lahir di Jakarta dalam keluarga yang sangat sederhana. Meskipun berasal dari ibu kota, kehidupan Chairul tidaklah mewah, dan keluarganya mengalami kesulitan finansial yang cukup berat. Ayahnya bekerja sebagai wartawan, namun usaha penerbitannya harus tutup karena kondisi politik saat itu. Kehidupan mereka penuh tantangan ekonomi, yang membuat Chairul tumbuh dengan sikap mandiri dan pantang menyerah.
- Latar Belakang Keluarga:
Sebagai anak dari keluarga dengan penghasilan pas-pasan, Chairul sejak kecil sudah terbiasa hidup hemat dan bekerja keras. Pengalaman ini membentuk pandangan hidupnya bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh latar belakang keluarga, tetapi juga oleh usaha dan ketekunan. Ia didukung oleh keluarganya untuk terus berpendidikan tinggi sebagai jalan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Keluarga yang sederhana ini menanamkan nilai-nilai kerja keras, kesederhanaan, dan dedikasi, yang menjadi fondasi penting bagi kesuksesan Chairul kelak.
- Pendidikan:
Chairul melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia. Meskipun jurusan ini berbeda jauh dari dunia bisnis, ia percaya bahwa dengan berbekal pendidikan, dirinya bisa memiliki peluang lebih baik di masa depan. Namun, karena keadaan ekonomi keluarganya, Chairul harus mencari cara untuk membiayai kuliahnya sendiri. Sambil menjalani perkuliahan, ia mulai berbisnis kecil-kecilan, seperti menjual buku dan kaos, serta membuka usaha fotokopi di kampus. Ketekunan dan kegigihannya membawanya kepada banyak pengalaman bisnis berharga meski di tengah kesibukan kuliah.
- Pengalaman Hidup dan Karier Awal:
Keadaan ekonomi yang serba sulit justru menjadi titik tolak Chairul dalam merintis karier bisnis. Setelah menyelesaikan kuliah, ia beralih ke dunia bisnis dan mendirikan PT Para Group yang sekarang dikenal sebagai CT Corp. Dalam perjalanannya, Chairul berani melakukan diversifikasi bisnis yang cukup luas, mulai dari media, perbankan, ritel, hingga properti. Beberapa perusahaan besar seperti Trans TV, Transmart, dan Bank Mega adalah bagian dari CT Corp, dan ini semua diraih berkat kegigihan dan ketajaman bisnisnya dalam menangkap peluang di berbagai sektor. Meski bisnisnya mengalami berbagai rintangan, terutama di awal-awal, Chairul tetap tekun dan mengambil banyak risiko, termasuk berhutang besar untuk mengembangkan usahanya. Semua keputusan ini, walaupun berisiko tinggi, terbukti menguntungkan dan mengantar CT Corp menjadi salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia.
- Motivasi dan Faktor Kesuksesan:
Motivasi utama Chairul adalah mengangkat ekonomi keluarganya dari kemiskinan. Ia percaya bahwa melalui bisnis, ia bisa menciptakan dampak yang lebih besar di masyarakat sekaligus membantu orang lain dengan menciptakan lapangan pekerjaan. Beberapa faktor yang membuatnya sukses adalah keberaniannya dalam mencoba hal-hal baru dan mengambil risiko, kreativitas dalam melihat peluang di berbagai sektor, serta kemampuannya dalam melakukan diversifikasi bisnis. Chairul juga terkenal dengan kemampuannya membaca tren pasar dan mengadaptasi bisnisnya sesuai kebutuhan zaman, membuat usahanya bertahan dan terus berkembang. Keberhasilan Chairul Tanjung menunjukkan bahwa dengan semangat, keberanian, dan kerja keras, seseorang dapat mengubah tantangan hidup menjadi kesuksesan besar, sekaligus memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk tidak menyerah pada keadaan.
5. Anne Avantie
Asal: Semarang, Jawa Tengah
Anne Avantie lahir dan besar di Semarang, Jawa Tengah. Ia tumbuh dalam lingkungan yang sederhana, namun memiliki kecintaan dan bakat dalam seni menjahit yang diwarisi dari ibunya. Sejak kecil, Anne sudah menunjukkan minat yang besar dalam mengolah kain dan menjahit, sesuatu yang kelak menjadi modal besar dalam perjalanan kariernya.
- Latar Belakang Keluarga:
Berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi sederhana, Anne diajari oleh ibunya untuk bekerja keras dan menghargai keterampilan tangan. Ibunya, yang juga seorang penjahit, menjadi inspirasi utama baginya dalam memulai bisnis. Dukungan keluarga serta nilai-nilai yang ditanamkan dalam rumah tangga yang sederhana ini membuat Anne tidak pernah merasa kekurangan, meski harus memulai segala sesuatu dari nol. Hal ini pula yang membentuk etos kerjanya yang kuat dan sikap pantang menyerah yang terus ia pegang teguh dalam menjalankan bisnisnya.
- Pendidikan:
Anne tidak menempuh pendidikan formal dalam bidang mode atau desain, sebuah fakta yang tidak menghalangi jalannya menuju kesuksesan. Ia belajar menjahit secara otodidak, berlatih dari kesalahan, dan memperdalam pengetahuannya melalui pengalaman. Tanpa latar belakang pendidikan tinggi dalam bidang fashion, Anne berhasil merintis kariernya dengan berfokus pada kebaya, sebuah pakaian tradisional Indonesia yang kemudian ia inovasikan dengan sentuhan modern namun tetap menghargai akar budaya. Keterbatasan pendidikan formal justru membuat Anne semakin gigih dalam mencari cara kreatif untuk menyalurkan ide-idenya.
- Pengalaman Hidup dan Karier Awal:
Anne memulai bisnisnya dengan menjahit kebaya untuk kerabat dan teman. Pada awalnya, ia bahkan menjahit di rumahnya sendiri, dengan peralatan seadanya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, keahlian dan kreativitasnya dalam merancang kebaya mulai dikenal luas. Dengan dedikasi dan kerja keras, ia berhasil membuka butik pertamanya, dan kebayanya pun menjadi semakin populer di kalangan masyarakat luas. Sebagai seorang desainer yang kreatif, Anne selalu berusaha untuk tetap relevan dengan mengembangkan desain yang tidak hanya mengikuti tren tetapi juga mempromosikan keindahan budaya Indonesia. Karyanya dikenal hingga ke mancanegara, dan ia menjadi salah satu desainer kebaya terkemuka di Indonesia, dengan klien-klien dari berbagai kalangan, termasuk tokoh-tokoh terkenal.
- Motivasi dan Faktor Kesuksesan:
Motivasi utama Anne adalah kecintaannya pada seni menjahit serta keinginannya untuk memperkenalkan kebaya dan budaya Indonesia ke tingkat internasional. Beberapa faktor kesuksesannya meliputi kreativitas tinggi dalam menciptakan desain kebaya yang unik dan menarik, kemauan besar untuk belajar dan berkembang meski tanpa pendidikan formal, serta kemampuan inovasinya dalam memadukan unsur tradisional dan modern. Selain itu, keberanian Anne untuk memulai dari nol, rasa syukur, serta keinginan kuat untuk membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk sukses adalah kekuatan utama yang membawa Anne mencapai posisinya saat ini sebagai desainer sukses. Anne juga dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap masyarakat, terlihat dari kontribusinya dalam berbagai kegiatan sosial, yang semakin menambah nilai positif pada perjalanan hidup dan kariernya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H