Mohon tunggu...
Rizka latifah
Rizka latifah Mohon Tunggu... Psikolog - Hanya manusia biasa.

I'm just a little bit of cry baby.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berbicara pada Makhluk Tak Kasat Mata

13 Oktober 2019   19:24 Diperbarui: 13 Oktober 2019   19:24 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat makhluk ghaib bukanlah hal yang menyenangkan,dan hal yang tidak diinginkan tetapi bagaimanapun juga aku tidak bisa menolaknya,aku harus menerimanya dengan berlapang dada dan bersyukur.

Sejak kecil aku dapat melihat,merasakan,bahkan berkomunikasi dengan makhluk yang tak kasat mata tersebut,dan tak jarang pula mereka mengjahiliku,ya walau aku takut tapi harus bagaimana lagi ini sudah menjadi takdir.

Namaku Rizka,keluargaku hanya orang biasa saja,tapi kakek dari ibu ku suka melakukan hal-hal yang berbau mistis,maka bukan hal aneh jika aku dapat melihat mereka.Banyak yang mengatakan sebab aku dapat melihat makhluk yang tak kasat mata tersebut ialah karena kakek ku.makhluk ghaib yang bekerja sama dengan kakek ku menurun kepada keluargaku.

sepuluh tahun yang lalu ketika aku sedang belajar pada malam hari,tepatnya saat adzan Isya aku ,aku kehilangan penghapusku,aku meminta ayahku untuk mengantarku ke took buku untuk membeli penghapus,lalu ibuku mengatkan "ayah gaada dirumah coba cari diluar".kemudian aku mencari ayahku diluar rumah.

Tiba-tiba aku mendengar suara dari rumah yang tak berpenghuni.Tanpa rasa takut aku langsung berlari menghampiri rumah tersebut.Senyum yang lebar terpampang diwajahku ternyata suara tersebut berasal dari Ayahku.

"Ayah!!"panggilku
"iya ada apa ndok?"jawab ayahku dengan nada yang ramah dan terdengar sedikit suara khas jawanya.

Ada yang aneh dengan ayahku,mengapa ia menggunakan pakaian koko rapih serta sajadah yang menggantung dipundaknya tetapi ia hanya membetulkan lampu rumah tidak berpenghuni,namun aku hiraukan saja perasaan tersebut.

"Ayah tolong anterin aku beli penghapus".pintaku,karena memang tujuanku mencari ayahnya untuk membeli penghapus,ayahku tersenyum sambil mengatakan "Iya" padaku.

Aku menunggu ayahku cukup lama sampai akhirnya ayahku menuruni anak tangga rumah tersebut dan kembali tersenyum padaku.memang sejak awal aku merasa ada yang berbeda dengan ayahku.benar saja,ia bukanlah ayahku,melainkan sosok jin yang menyerupai ayahku.

Ia menghampiriku dengan sekejap mata,ia berada di hadapanku dengan rupa yang tidak jelas,kusam,dan transparan,saat itu tiba-tiba saja pikiranku sangat kosong,mataku hanya berpusat padanya.Tapi tak lama dari itu,aku sadar kembali dan langsung saja aku membaca surat-surat al-qur'an makhluk itupun hilang entah kemana.

Dengan napas memburu,badan yang bergetar aku berlari menuju ke rumahku dan ternyata ayahku berada dirumah,ia baru saja pulang dari masjid.

Langsung saja kuceritakan apa yang terjadi padaku tadi kepada ayahku dan ibuku,namun ayahku tidak percaya dengan kata-kataku.ia malah menertawaiku,kemudian ayahku mengajak berbicara padaku,aku harus meningkatkan rasa imanku dengan rajin beribadah dan membaca al-Qur'an,akhirnya aku melakukan apa yang ayahku katakana dan benar,aku tidak mendapat gangguan-gangguan dari makhluk halus lagi.

Namun hanya beberapa hari saja aku tidak mendapat gangguan dari makhluk halus lagi,setelah itu aku tetap dapat melihat makhluk halus lagi.

Aku tak pernah melakukan ruqyah seperti apa yang dianjurkan agama karena ayahku melangrangku untuk melakukan hal tersebut.Hingga,akhirnya aku tak pernah melihat makhluk halus kembali tetapi terkadang aku bisa merasakannya tapi itu dulu. Dan sekarang aku sangat bersyukur karena aku sudah tidak bisa melihat mereka lagi,dan akupun tidak harus merasa ketakutan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun