Mohon tunggu...
rizkaita
rizkaita Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca, penulis, dan kawan seperjalanan

Mari berbicara lewat barisan kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Konsistensi, Sambung Erat Perjalanan Aksi untuk Tumbuh Kembang Anak Negeri

15 November 2022   17:09 Diperbarui: 15 November 2022   17:21 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Danone yang Berdiskusi Dimana saja | sumber: Danone Indonesia

Ini bukan tulisan pertama dari saya maupun penulis lainnya yang membicarakan tentang anak-anak Indonesia. Pun hingga tulisan ini terbit, belum ada satu pun anak yang dikelurakan dari rahim saya. Tapi bahwa fakta anak-anak di sekitar kita tak bisa terbantahkan.

Anak-anak ini dapat berbentuk sepupu, keponakan, tetangga, anak didik, anak teman atau tetangga dekat. Meski bukan anak sendiri, saya mengenal siapa orang tuanya. Itu baru yang kenal, belum yang hanya sempat berpapasan.

Dan cita-cita kakak slash bulik satu ini rasanya sama dengan setiap orang tua. Bisa memberikan untuk mereka.

Ada banyak variabel yang bisa didebatkan untuk mencapai predikat terbaik. Dan sulit mencapai semuanya.

Tapi bagi saya, ada milestone pertama yang membuat para orang dewasa di sekitar boleh menghela napas lega. Anak bebas stunting. Sampai di sini, usaha terbaik apapun bentuknya bisa diserap lebih baik oleh tubuh dan otak anak-anak.

Tak perlu jadi orang tua untuk mulai peduli

Sungguh, mendapati anak stunting adalah patah hati yang sulit dijelaskan. Gejala paling terlihat mungkin "hanya" tinggi tubuh lebih rendah dari anak dengan usia yang sama.

Namun menurut dr. Ray Wagiu Basrowi sebagai Medical & Scientific Director Danone Indonesia,  akibat stunting bisa menyia-nyiakan satu generasi bila tidak lekas dicegah ataupun ditanggulangi.

Kenapa? Karena anak dengan kondisi stunting akan mudah terserang penyakit berulang, tumbuh kembang ngga optimal, dong? Berlanjut saat usia sekolah, anak sakit akan sulit berkonsentrasi atau bahkan bergaul.

Suatu saat anak-anak ini akan besar dan mungkin jadi rekan kerja kita. Bayangkan betapa banyak energi dan biaya untuk menjadikan mereka mampu menghadapi tuntutan kerja yang semakin cepat dan banyak.

Kalau sudah begini, yakin kamu yang belum jadi orang tua kandung masih mau acuh saja?

Saat diajak mengikuti rangkaian acara Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting bersama Danone Indonesia, saya sungguh belajar bagaimana caranya peduli meski tanpa memiliki anak sendiri.

Banyak dari tim yang bergabung Danone di lapangan bahkan berumur lebih muda dibanding saya hari ini.

Tim Danone yang Berdiskusi Dimana saja | sumber: Danone Indonesia
Tim Danone yang Berdiskusi Dimana saja | sumber: Danone Indonesia

Tapi sepengamatan saya, mereka adalah wajah-wajah pertama yang disapa para ibu saat kami datang. Tanpa terkecuali di seluruh program di Kota Yogyakarta. Baik TK PKK Budi Rahayu Mergangsan, urbang farming di Kricak, dan SD Negeri Kotagede 3.

Keresahan para ibu didengar, ditangkap, dan kemudian dibawa dalam diskusi dan diwujudkan dalam berbagai program. Jadi tahap satunya ternyata mendengarkan dan menyimak. Kegiatan ini bisa dilakukan siapa saja bukan?

Oleh karena itu, berbagai program dijalankan melalui peran teman-teman yang menyambungkan sejak  tahun 2016.

Tiga Pilar yang Dijaga 

Resah juga bukan saja milik masyarakat lokal. Pemerintah, ilmuwan, para relawan berbagai organisasi sosial juga meresahkan stunting ini. Ada yang membawa data, Indonesia masih memiliki kejadian angka stunting di atas batas maksimum WHO, yakni 24,4%.

Bagian lain yang turut serta memikirkan ini membawa cara penanganan. Semua duduk bersama, termasuk Danone Indonesia sebagai perusahaan yang memiliki komitmen memberi kesehatan kepada sebanyak mungkin orang.

Tiga pilar besar kemudian dibangun dan dirumuskan oleh Danone Indonesia atas masukkan seluruh pihak sebagai fokus kerja. Pola makan, pola asuh, dan sanitasi.

Ketiga fokus ini menurut, Karyanto Wibowo selaku Sustainabel Develpoment Director Danone Indonesia menjadi upaya dari Danone dan berbagai pihak untuk lebih jauh mengubah perilaku masyarakat yang rentan terhadap kejadian stunting.

Prof. Sri Anna Bersama TK yang menerapkan program Isi Pringku | pribadi
Prof. Sri Anna Bersama TK yang menerapkan program Isi Pringku | pribadi

Tentu saja, pilar ini juga dijaga dan turut dikembangkan oleh pemerintah dan akademisi. Salah satunya dengan peran aktif Sri Anna Marliyati sebagai profesor dan Ahli Gizi Fakultas Ekologi Manusia IPB. Beliau bersama timnya salah satu program yang diterapkan oleh Danone Indonesia, yakni kampanye Isi Piringku.

Menu makanan sehat tidak hanya bergantung dari jenis. Tetapi juga pengantar kontekstual untuk berperilaku hidup bersih, disiplin dalam keluarga, hingga upaya peningkatan ekonomi masing-masing keluarga dalam memenuhinya.

Tiga pilar ini pun menjawab apa yang diresahkan pihak pemerintah daerah maupun para penggerak di lapangan. Bergerak sendiri-sendiri tentu tidak memungkinkan, baik di kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi seperti di Yogyakarta maupun di pedesaan, seperti Wonsobo.

Komitmen menjaga ketiga pilar ini dengan beragam program, contohnya Isi Piringku, Kebun Urban, Bunda Mengajar, iklan layanan masyrakat, Warung Anak Sehat, dan masih banyak lainnya.

Tak cuma dimulai, sejak 2016 lalu berbagai program teramati berjalan dengan pemantauan yang tidak lepas dari berbagai mitra. Sampai kemudian, angka dan data berbicara. Baik di skala kabupaten/kota hingga nasional. Kini, Danone Indonesia mencatat, setidaknya ada 4.5 juta masyarakat merasakan manfaat aksi bersama ini.

Perilaku yang diharapkan pun berubah. Ibu-ibu di TK PKK Puji Rahayu misalnya menuturkan bahwa menu makanan sehat saat ini bukan hanya untuk konsumsi bekal di sekolah. Seluruh keluarga juga menjadi menikmati hidangan yang sama sehatnya.

Jaga pilar ini tentu tidak akan berhenti sampai anak Indonesia benar-benar bebas stunting. Masih lama dong? Belum tentu. Kalau masing-masing dari kita menjaga pola makan, pola asuh, dan sanitasi bersih berkelanjutan, saya rasa kerja gotong royong ini akan semakin lekas selesai.

Sebab, stunting juga dapat berupa siklus. Meski anak-anak yang dapat terkena diagnosis ini, kebiasaan hidup kita berperan dalam menambah atau mengurangi angka ini. Silakan dipilih sendiri.

Teknologi Angkat Bicara

Penjelasan dr. Ray megenai salah satau teknologi Sarihusada dalam mengembangkan produk bagi anak dengan gizi kurang | pribadi
Penjelasan dr. Ray megenai salah satau teknologi Sarihusada dalam mengembangkan produk bagi anak dengan gizi kurang | pribadi

Komitmen dalam mengubah perilaku yang terus menghasilkan kemajuan dalam menurunkan stunting, juga dibarengi tekonologi terutama oleh Danone Indonesia.

Melalui Nutricia dan Sarihusada, komitmen memproduksi produk inovatif bagi anak-anak dan ibu hamil yang memerlukan tambahan gizi terus dilakukan. Komitmen ini dibarengi dengan Research & Innovation Center bertaraf internasional di Yogyakarta.

Pabrik Sarihusada Jogja yang telah berdiri sejak awal kemerdekaan RI masih memegang cita-cita yang sama. Gizi anak Indonesia harus tercukupi dengan prinsip yang hallal, aman, dan lezat.

Buktinya di siapa? Saya. Hehe. Sebab satu dan lain hal, menurut cerita ibu saya adalah anak yang cukup lama mengonsumsi SGM karena ketidakcukupan ASI. Kalau Sarihusada dan Danone Indonesia, duh asli nggak tau deh gimana!

Main ke tempat pusat riset ini menjadikan saya punya ikatan tak terlihat. Baik dengan masa lalu maupun masa kini. Rasa terima kasih yang besar sekaligus keinginan untuk ikut mengembangkan nutrisi terbaik untuk para anak-anak di seluruh dunia memenuhi saya.

Ungkapan terima kasih ini sudah saya ucapkan saat kunjungan. Mungkin untuk yang kedua masih perlu waktu untuk diwujudkan. Tapi kini teknologi lain membantu saya. Sosial media.

Seluruh informasi perjalanan yang saya lakukan sudah saya rangkum melalui tulisan ini dan dibaca oleh kamu. Siapapun. Mungkin guru, orang tua, om, tante, atau bahkan nenek dan kakek yang sudah super canggih sekarang. Terima kasih, ya.

Sampaikan tulisan ini agar semua tau kita perlu ikut dalam langkah yang sudah dicipta. Jejaknya ada dimana-mana.  Mulai dari yang paling mudah dan murah, pelan-pelan setiap hari. Generasi stunting jadi tanggungjawab kita bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun