Saat diajak mengikuti rangkaian acara Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting bersama Danone Indonesia, saya sungguh belajar bagaimana caranya peduli meski tanpa memiliki anak sendiri.
Banyak dari tim yang bergabung Danone di lapangan bahkan berumur lebih muda dibanding saya hari ini.
Tapi sepengamatan saya, mereka adalah wajah-wajah pertama yang disapa para ibu saat kami datang. Tanpa terkecuali di seluruh program di Kota Yogyakarta. Baik TK PKK Budi Rahayu Mergangsan, urbang farming di Kricak, dan SD Negeri Kotagede 3.
Keresahan para ibu didengar, ditangkap, dan kemudian dibawa dalam diskusi dan diwujudkan dalam berbagai program. Jadi tahap satunya ternyata mendengarkan dan menyimak. Kegiatan ini bisa dilakukan siapa saja bukan?
Oleh karena itu, berbagai program dijalankan melalui peran teman-teman yang menyambungkan sejak  tahun 2016.
Tiga Pilar yang DijagaÂ
Resah juga bukan saja milik masyarakat lokal. Pemerintah, ilmuwan, para relawan berbagai organisasi sosial juga meresahkan stunting ini. Ada yang membawa data, Indonesia masih memiliki kejadian angka stunting di atas batas maksimum WHO, yakni 24,4%.
Bagian lain yang turut serta memikirkan ini membawa cara penanganan. Semua duduk bersama, termasuk Danone Indonesia sebagai perusahaan yang memiliki komitmen memberi kesehatan kepada sebanyak mungkin orang.
Tiga pilar besar kemudian dibangun dan dirumuskan oleh Danone Indonesia atas masukkan seluruh pihak sebagai fokus kerja. Pola makan, pola asuh, dan sanitasi.
Ketiga fokus ini menurut, Karyanto Wibowo selaku Sustainabel Develpoment Director Danone Indonesia menjadi upaya dari Danone dan berbagai pihak untuk lebih jauh mengubah perilaku masyarakat yang rentan terhadap kejadian stunting.