Mohon tunggu...
rizkaita
rizkaita Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca, penulis, dan kawan seperjalanan

Mari berbicara lewat barisan kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tabungan Air Bersih, Mempersiapkan Keluarga Bebas Stunting

23 Oktober 2021   23:57 Diperbarui: 24 Oktober 2021   20:14 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabungan Air Bersih Mempersiapkan Keluarga Bebas Stunting | dokumen pribadi

Untuk resapan air cepat, kita bisa menyediakan lubang biopori di sekitar lingkungan rumah. Biopori merupakan lubang serapan di dalam tanah yang bisa menampung air hujan dan sampah organik. Hasilnya bukan cuma tabungan air bersih, tetapi juga pupuk kompos yang bisa digunakan.

Jika sumber dan simpanan air di sekitar rumah sudah bisa bertambah, jangan lupa pastikan kualitasnya harus layak dan aman. Air yang layak tidak memiliki warna, bau, maupun rasa. Kita bisa mengupayakannya dengan memperhatikan sumber air dan septic tank memiliki jarak yang cukup, agar tidak ada bahaya masuknya limbah apapbila terjadi kebocoran. 

Limbah rumahan sintetik yang kita buang pun bisa diubah menjadi limbah alami, atau paling tidak mengurangi jumlah cemarannya. Misalnya, kita bisa mengubah deterjen ke sari lerak untuk mencuci baju atau menggunakan air bekas mencuci beras untuk menyiram tanaman. Langkah yang lebih besar untuk kesehatan lingkungan, jangan biarkan limbah apapun dari rumah kita langsung dibuang ke aliran air, karena itu hanya kembali kepada kita.

Terakhir, apapun yang bisa diupayakan hari ini, menjaga kesehatan itu datang sepaket dengan kebijaksanaan memakai sumber daya. Sebab yang kita harapkan sehat bukan hanya kita di hari ini, tapi juga diri kita nanti dan tentu saja orang-orang yang kita cintai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun