Namun beliau menambahkan, kondisi ini sangat bisa dicegah. Salah satu pencegahan pentingnya adalah dengan menghadirkan lingkungan yang memiliki akses terhadap kesehatan dasar, air, dan sanitasi. Bukan hanya untuk anak, tetapi akses ini harus lebih dulu disediakan untuk ibu yang akan mengalami proses kehamilan dan persalinan.
Muhadjir Effendy sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) juga menyebutkan, intervensi penyediaan air minum, sanitasi yang layak, dan perubahan perilaku berkontribusi 70%Â dalam pencegahan tengkes. Upaya ini dikejar dengan berbagai cara, karena stunting dapat menyebabkan permasalahan jangka panjang bagi individu yang mengalaminya, seperti gangguan perkembangan saraf otak dan ancaman terjangkit penyakit tidak menular.
Kondisi tengkes yang saat ini dialami 27.7% anak Indonesia, akan berdampak pada sektor kesehatan, ekonomi, dan sosial. Kasus tengkes yang tidak mendapat pencegahan dini memerlukan biaya kesehatan tambahan, potensi penurunan produktivitas, serta menurunnya kemampuan hubungan sosial saat berada di usia yang lebih dewasa.
Staf Ahli Menteri dan Kepala Sekretariat Nasional SDGs, Vivi Yulaswati mengatakan, tingginya prevalensi stunting dapat mengubah bonus demografi yang dimiliki Indonesia menjadi bumerang apabila tidak segera diturunkan. Pesan ini disampaikan saat menjadi salah satu pemateri di Danone Digital Academy 2021.
Penyakit seperti diare dan infeksi saluran kencing (ISK) sering terjadi di masa kehamilan apabila faktor air yang aman dan layak tidak terpenuhi. Keduanya dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, maupun cemaran lain yang bisa masuk ke dalam air yang digunakan. Infeksi cacing pada anak-anak yang bersumber dari air, tanah, dan bahan makanan yang tidak bersih juga dapat mendorong masuknya patogen.
Dampak langsung yang paling mengkhawatirkan dari penyakit-penyakit tersebut, adalah kurangnya penyerapan nutrisi selama kehamilan, kelahiran prematur, dan infeksi serius bagi keduanya. Bagi anak-anak, terutama pada 1000 hari pertama kehidupannya, jika beragam penyakit ini menyerang dan terjadi berulang, maka potensi stunting sangat besar terjadi.
Sistem imunitas anak-anak yang belum terbentuk sempurna mudah ditembus kuman dan tubuh terus menerus sibuk mengatasi penyakit dibanding bertumbuh. Begitu pun ketika sang ibu yang sakit, keadaan ini akan memengaruhi anak, karena mereka masih sangat bergantung untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Bersiap Jadi Keluarga Bebas Stunting
Upaya untuk mencukupi kebutuhan air yang layak dan aman harus terus diusahakan, paling tidak dalam skala rumah tangga. Sebab tempat tinggal menjadi akses terdekat untuk memenuhi kebutuhan dasar. Dengan atau tanpa adanya ibu hamil dan anak-anak di lingkungan rumah saat ini. Lagi pula, dengan tingginya prevalensi stunting di masa lalu, kita bisa saja menjadi salah satunya, hanya tak disadari lebih dini.
Krisis sumber air yang menjadi isu nasional dapat coba diatasi dari rumah dengan memanen air hujan sebagai sumber air bersih lain yang bisa digunakan. Hal ini dapat mengurangi beban air tanah atau air perpipaan yang selama ini sebagai sumber utama.
Selain menambah sumber air yang dapat digunakan di rumah, air hujan yang tidak melewati atap dapat dimasukkan ke dalam tanah melalui berbagai resapan. Resapan alami dapat diciptakan dengan menanam pohon buah yang memiliki batang kayu keras, seperti jambu, nangka, atau rambutan. Lumayan kan, akarnya menyerap air, buahnhya bisa dipanen dan menambah gizi.